Gadis Pembawa Kebahagiaan 1

2.4K 10 1
                                    


Di siang hari yg sangat terik itu, berjalanlah seorang pria yg sedang membawa cangkul di pundaknya. Tujuannya hanyalah satu, untuk menggarap lahan yg ada sekitar 1 km dari rumahnya. Meski hari sangatlah panas, tp tubuh pria itu sudah terbiasa dengan terpaan panas, terbukti dr kulitnya yg sudah gelap.

Sesampainya di gubuk di dekat lahan sawah yang hendak ia garap, ia menaruh bawaannya yang lain, bekal makanan di rantang dan air minumnya. Ia pun mengambil caping yang ada di gubuk itu dan memakainya sebagai tameng dari teriknya sinar matahari.

"Hmm... kayaknya cuma tinggal dikit aja, ntar bisa pulang cepet nih..." kata pria itu saat melihat lahan yang sudah dikerjakannya dari kemarin.

Selain dirinya, terkadang ada buruh lain yg juga mengerjakan ladang ini, tapi kali ini adalah gilirannya untuk bekerja disini. Walau berat, tapi uang hasil garapan lahan ini bisa menambah penghasilannya dr lahannya sendiri.

Tanpa banyak bicara, dimulailah pekerjaan siang itu.

Setelah sekitar 3 jam bekerja, pria itu pun kembali ke gubuk untuk makan dan minum, juga untuk beristirahat sebelum pulang kerumah, dia merasa lega karena pekerjaannya sudah selesai skrg.

Tapi saat ia sudah mendekat di gubuk itu, dia melihat ada orang lain yg sedang tertidur di gubuk itu.

Yah, bukan hal yang aneh juga, toh gubuk itu memang sering dipakai orang berteduh saat terik atau hujan.

Saat pria itu sudah tiba di gubuk itu, barulah dia sadar bahwa yg sedang tiduran di gubuk itu adalah seorang perempuan.

Perempuan itu pun juga sadar petani yg dari tadi bekerja di ladang itu datang ke gubuk itu.

"Sore pak", sapa perempuan itu sambil kini duduk dan menaruh tas yang dibawanya di sampingnya.

"Sore juga neng, lagi apa neng?", tanya pria itu penasaran.

Dengan agak canggung perempuan itu menjawab, "Anu, istirahat aja pak, capek habis jalan tadi"

Pria itu pun heran, perempuan yang di depannya ini sangatlah cantik dan kulitnya pun putih mulus, kok malah jalan di desa seperti ini"Emang si eneng mau kemana? Kok bawa2 tas gedhe gitu?"

Perempuan itu terlihat tidak nyaman dg pertanyaan ini,"Anu... Saya belum tahu pak..."

"Lho? Kok belum tahu neng?", tanya pria itu heran.

Sebelum bisa menjawab pertanyaan pria itu, terdengar suara perut keroncongan.

"Eh, maaf pak", kata perempuan itu malu2 sambil memegang perutnya.

Pria itu teringat dia membawa bekal makan sebelum bekerja dan mengambil rantangnya itu, "Lapar ya neng, silahkan makan aja neng. Bapak masih kenyang".

Meski awalnya malu2, tp perempuan itu pun menerima pemberian pria itu dan langsung makan dengan lahapnya.

Setelah selesai makan, perempuan itu pun berterima kasih kepada pria itu, "Terimakasih banyak pak, dari kemarin saya belum makan. Oh ya, nama saya Nesa pak"

Pria itu pun menerima jabat tangan Nesa, "Saya Paijo neng. Kok eneng bisa dr kemarin belum makan?"

Nesa pun menjelaskan kondisinya kepada pak Paijo. Nesa diusir dari rumahnya karena orangtuanya mengetahui hubungannya dengan pacarnya, dan pacarnya justru meninggalkannya setelah ia diusir dr rumah.

Meski masih ada beberapa pertanyaan di benak pak Paijo tanyakan tp pak Paijo bertanya hal lain,"Lha nanti eneng tidur dimana?"

"Belum tau pak, beberapa hari ini saya tidur di mushola setelah uang saya habis, beli makan juga sudah tidak bisa"

"Kalau di rumah bapak aja gimana neng? Daripada di sini, dah mulai malem juga neng", entah karena kasihan atau karena terpesona dengan penampilan Nesa yang cantik dan pastinya seksi meski tubuhnya tertutup jaket yang agak tebal.

"Beneran boleh pak? Terimakasih banget pak! Saya sudah takut tadi gk lihat ada tempat yg bs buat tidur nanti"

"Hehe boleh aja neng, ini bapak dah mo pulang jg, yuk neng"

Nesa pun langsung memakai tasnya lagi dan berjalan bersama pak Paijo sembari membawakan rantangnya yg isinya sudah dia makan tadi. "Saya aja yang bawa pak, skalian nanti saya cuci"

Meski agak jauh dari rumahnya, saat menjelang maghrib mereka sudah sampai di rumah pak Paijo.

"Maaf ya neng, rumah bapak udah kecil jauh pula", kata pak Paijo sambil membuka pintu di rumah yang terbuat dari kayu ini.

Rumah pak Paijo memang tidaklah jelek, meski hanya ada 1 kamar, 1 ruang tamu dan dapur dan kamar mandi, tapi masih sangatlah layak ditinggali. Meski di kanan dan kirinya hanya ada pepohonan dan jarak ke tetangganya agak jauh, tapi setidaknya listrik menyala di rumah ini.

Tapi bagi Nesa, punya tempat berteduh sudah sangatlah bisa disyukuri, "Gk ah pak, rumahnya bagus kok"

Keduanya pun masuk ke dalam rumah dan Nesa meletakkan tasnya di kursi di ruang tamu. "Anu pak, ini di cuci dimana ya pak?"

"Oh dibelakang aja neng, di dapur ada tempat cuci"

Nesa pun langsung berjalan ke belakang rumah dan terdengar mencuci rantang tadi.

"Gile, mimpi apa gw semalam, bisa ada cewek cakep nginep di rumah gw", kata pak Paijo sambil meminum teh yang ada di meja.

Tak berapa lama Nesa pun kembali ke ruang tamu, "Anu pak, saya boleh mandi dulu gk pak?"

"Oh iya neng silahkan, kamar mandinya di luar neng, di belakang rumah"

Nesa pun dg cepat membuka tasnya dan mengeluarkan handuk yang tipis tapi cukup besar dan kemudian bergegas untuk mandi.

"Pantesan putih mulus tu cewek, mandi nya pasti rajin banget. Kasihan jg klo gk bs dirawat tu tubuhnya", gumam pak Paijo sambil menyalakan TV dan duduk di tikar yang ada di depan tv.

Setelah sekian saat, Nesa pun kembali ke dalam rumah, dengan balutan handuk tadi.

Mata pak Paijo terbelalak, tubuh Nesa tercetak dengan jelas di balutan handuk itu. Tubuhnya yang tinggi, seksi itu di dukung dengan tonjolan bukit di dadanya yang benar2 menantang. Mungkin ukuran cup D, pikir pak Paijo dengan seketika. Tubuhnya yang masih agak basah membuatnya benar2 terlihat erotis. Mulut pak Paijo melongo melihat pemandangan yang sangat merangsang nafsunya itu.

"Eh maaf pak, tadi saya lupa bawa baju ganti, saya numpang ganti di kamar bapak boleh pak?"

Setelah beberapa saat, pak Paijo pun tersadar dan berkata,"Umm Bo.. Boleh neng"

Nesa pun tersenyum dan mengambil tasnya dan ke kamar pak Paijo.

"Buset, jantung gw ampe berhenti. Seksi banget tu cewek", kata pak Paijo sambil mengelus2 dadanya.

Meski berusaha menenangkan diri, tapi pikiran2 kotor terus bermunculan di pikirannya. Yah memang sudah bertahun2 sejak dia berhubungan badan, dan skrg mr.pnya benar2 berdiri keras di dalam celananya.

Gadis Pembawa Kebahagiaan (Old Young Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang