Chapter XVII

580 121 9
                                    

Disclaimer

Cerita ini di buat atas dasar fiksi semata, dan tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun
_________________________________________

Hepy Reading guys

Saat ini Marsha sudah berada di salah satu restaurant Jepang yang berada di Jakarta selatan karena ia miliki janji dengan Fiony

"Kak Fiony kok lama banget ya", ucap Marsha yang sudah duduk di salah satu meja restaurant tersebut

Tak lama setelah itu tibalah Fiony di restaurant tersebut, setelah memarkirkan mobilnya, Fiony langsung berjalan menemui Marsha sebab sudah dikasih tau oleh Marsha kalau ia sudah berada di meja no 20

"Sory banget Sha, tadi lagi macet di jalan", ucap Fiony ketika sampai di meja No 20 tempat dimana Marsha berada

"Gak apa-apa kak", ucap Marsha, sambil tersenyum ramah kepada Fiony

"Kamu udah pesan", tanya Fiony yang sudah duduk di kursi di meja tersebut

"Belum kak, rencananya nunggu kak Fiony, baru aku pesan", ucap Marsha

"Oh ya udah", ucap Fiony kemudian memanggil pelayan yang bekerja di restaurant tersebut, dan langsung memesan makanan khas Jepang untuk dirinya dan juga Marsha, setelah itu pelayan tersebut langsung pergi menyiapkan pesanan mereka

"Kak, maksud kakak, ngajak aku ketemuan mau bahas tentang apa", tanya Marsha, yang sudah merubah gaya bicaranya lebih sopan

"Pertama-tama, jangan panggil aku kak Fiony lagi, tapi panggil aku dengan sebutan Cepio, dan yang kedua, ini tentang, Freyan", ucap Fiony

"Kenapa tentang kak Freyan kak, eh- maksud aku Ce", ucap Marsha

"Tapi sebelum lanjut, Cece, mau tanya sama kamu, betul kamu cinta sama Freyan", tanya Fiony

"Iiiiiiiiiiiiiya Ce", jawab Marsha terbata-bata karena sedang gugup, bagaimana tidak gugup, orang ditatap Fiony, dengan ekspresi nona Alveria

"Serius kamu kan cinta sama Freyan, kamu gak main-mainkan", ucap Fiony

"Iiiiiiiiya, Cccce, aku serius", ucap Marsha

Mendengar ucapan Marsha, Fiony pun dapat bernafas dengan lega, sebab ia takut kedepannya Freyan cuman dipermainkan oleh Marsha

"Maaf ya Sha, kalau cece tanyain kamu terkesan seperti introgasi tahanan, sebab cece gak mau, Freyan nantinya cuman dipermainkan oleh kamu", ucap Fiony

"Gak apa-apa kok Ce", ucap Marsha sambil tersenyum kepada Fiony

Perbincangan mereka sempat terhenti karena kedatangan pelayan membawa pesanan mereka

"Ini mbak pesanannya", ucap sang pelayan sambil membawa nampan berisi pesanan mereka

"Makasih ya Mas", ucap Fiony sambil tersenyum

"Sama-sama mbak, selamat dinikmati", ucap sang pelayan dengan ramah kemudian langsung pergi meninggalkan meja Fiony

Mereka berdua langsung menyantap hidangan yang telah mereka pesan

"Sha, kamu penasarankan sama orang yang manggil Freyan dengan sebutan Ferrel", tanya Fiony disela-sela makan mereka

"Uhuk uhuk uhuk uhuk", batuk marsha karena tersedak, sebab mendengar pertanyaan Fiony

"Eh, Sha, minum dulu", ucap Fiony sambil bangkit dari kursinya dan memberikan air minum kepada Marsha

"Makasih Ce", ucap Marsha sambil menerima dan langsung meminum air minum pemberian Fiony

"Iya Ce, sebenarnya kenapa aku maksa buat cari tahu siapa yang sering manggil kak Freyan dan sebutan kak Ferrel karena ini berkaitan dengan masa lalu ce", ucap Marsha

Cinta Di Gunung RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang