Chapter XIX

486 93 16
                                    

Disclaimer

Cerita ini di buat atas dasar fiksi semata, dan tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun
_________________________________________

Hepy Reading guys

"Gua akan nikah Rell, dan akan menetap di luar negeri, jadi gua harap lo bisa lupain gua", ucap Gita yang membuat Freyan langsung menatap tajam kepadanya

"Ahh, gak asik banget lo Git, lo udah mau nikah aja", ucap Freyan yang berdiri dari kursinya, sambil menghisap dalam-dalam rokoknya kemudian ia hembuskan kembali asap rokok yang ia hisap

Gita hanya diam saja tidak menanggapi ucapan Freyan barusan, sampai Freyan membuka suaranya kembali

"Maksud lo apa sih Git, ngomong soal nikahan lo sama gua, oh gua tau, tujuan lo ngomong soal pernikahan lo sama gua bermaksud buat gua sakit hati kan Git", ucap Freyan dengan nada suara yang bergetar, sambil mengadakan kepalanya ke atas bertujuan untuk menghalangi air matanya agar tidak jatuh

Mendengar perkataan Freyan barusan, Gita langsung berdiri dari kursinya dan berjalan menghampiri Freyan, yang sedang membelakanginnya

"Gak Rell, maksud gua ngomong soal pernikahan gua sama lo, agar, lo bisa move on dari gua, bisa lupain gua, lo pantas bahagia Rell, lo pantas untuk dicintai dan mencintai, dan orang itu bukan gua Rell, gua gak pantas untuk dicintai atau mencintai seorang Ferrel", ucap Gita dengan nada suara yang bergetar karena menahan tangisnya yang berdiri tepat dibelakang Freyan

Mendengar semua ucapan Gita, Freyan pun langsung mematikan rokoknya, dengan cara ia buang ke tanah terus ia injak, dan langsung berbalik menghadap Gita, yang sedang berada di belakangnya, dengan mata yang sudah memerah ia menatap Gita, dari atas sampai bawah kemudian langsung berjalan menghampiri Gita, dan langsung memegang kedua lengan Gita, lalu mendaratkan ciumannya pada bibir Gita, Gita sempat memberontak melepaskan ciuman Freyan, nanum Freyan memegang belakang kepala Gita untuk memperdalam ciuman mereka, beberapa menit kemudian Freyan menjauhkan wajahnya dari wajah Gita, lalu menempelkan jidatnya dengan jidat Gita

"Gua jatuh cinta sama lo, bukan pada pandangan pertama Git, butuh waktu bertahun-tahun buat menyadarkan gua, kalau gua mencintai lo, bahkan sangat mencintai lo, jadi gua mohon, jangan paksakan gua untuk bisa ngelupain lo, untuk waktu dekat ini", ucap Freyan yang masih menempelkan jidatnya dengan Gita, sambil memejamkan matanya

Mendengar ucapan Freyan, Gita sudah tidak mampu lagi menahan air matanya kemudian mendorong Freyan agar lebih jauh darinya, kemudian berbalik badan membelakangi Freyan, dan berlari ke arah mobilnya

Freyan yang melihat itu, hanya bisa memandangi punggung Gita, yang lama kelamaan menjauh dari pandangannya

Setelah sampai ke Mobilnya, Gita, langsung masuk dan menjalankan mobilnya, dan kemudian pergi dari warkop Freyan, dengan air mata yang terus mengalir di pipinya

Setelah kepergian Gita, Freyan langsung masuk ke dalam warkopnya, berniat untuk berpamitan dengan Ellan, dan juga teman-temannya seperti Zean, Aldo, Chris dan juga Ollan

Saat Freyan, memasuki warkopnya, ia langsung berjalan kearah Ellan, terlebih dahulu, saat dalam perjalanan menuju meja kasir tempat dimana Ellan, berada, Zean, pun menyadari ada sesuatu yang tidak biasa yang terjadi kepada Freyan, karena mukanya sangat lusu, dan kedua matanya memerah seperti seseorang yang menahan tangis, Zean pun menyikut Chris, kemudian menggode kepada Chris agar turut melihat kearah Freyan

"El gua pamit duluan ya, tiga puluh menitan lagi, tutup aja warkopnya", ucap Freyan kepada El, dan berjalan belik keluar dari warkopnya, tampa memperdulikan Zean dan Chris yang sedang menatapnya

Cinta Di Gunung RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang