13. Kabar buruk

18 5 3
                                    

Parang hendak menghampiri perempuan yang ia duga itu adalah Kala ia sudah berjalan satu langkah namun pundaknya di tepuk oleh Elvano.

"Rang, kopi lu udah jadi tuh. Ambil sana Johan kerepotan bawa banyak." Ucapan Elvano membuat Parang mengurungkan niatnya untuk menghampiri perempuan itu.

Parang memutarkan badannya lalu berjalan menuju warung kecil untuk mengambil kopi yang ia pesan lewat Johan.

Parang menyeruput kopinya seraya melamun memikirkan apa benar itu Kala? Jika memang iya apa tujuan dia kesini?

Kembali ke Kala dan juga Ghiandra mereka sedang asik bercanda tawa tanpa tahu jika Parang juga ada di sini.

Ghiandra merogoh kantong mengambil handphonenya mengangkat telepon ntah dari siapa Kala belum tahu.

"Apa?! Iya ini Ghiandra langsung pulang." Nada panik Ghiandra terdengar jelas di telinga Kala.

"Kal, aku harus pulang sekarang mama di bawa ke rumah sakit karena serangan jantung. Terpaksa aku gak jadi ikut balap," jelas Ghiandra.

Kala terkejut mendengar kabar Tante Mira atau ibu Ghiandra tiba tiba masuk rumah sakit, sudah lama Kala tidak bertemu dengan Tante Mira rasa rindu tentu ada tapi ini bukan waktu yang tepat untuk bertemu Tante Mira karena Kala masih teringat larangan abangnya yang tidak membolehkan bertemu dengan Ghiandra termasuk keluarganya.

"Ayok naik, aku anterin pulang." Ghiandra sudah berada di atas motornya dengan helm separuh tertutup.

Kala tidak lagi basa basi langsung saja naik ke atas motor Ghiandra membonceng di belakang, soal turun dimana itu gampang asal jangan depan rumah Kala persis.

Sementara itu Parang yang masih di bayang bayangi oleh rasa penasaran lalu berdiri berjalan menuju tempat dimana ia melihat seorang perempuan mirip Kala dengan laki laki.

Sepi, hanya itu yang Parang lihat tempat dimana perempuan dan laki-laki yang ia lihat sudah tidak ada.

"Daripada kayak orang gila gini, mending gue telpon Kala aja buat mastiin." Parang membuka handphonenya  lalu mencari nomor Kala.

Satu panggilan tidak di angkat.

Dua panggilan tidak di angkat.

Parang berdecak kesal. "Nih bocah kemana sih?!"

••••

Ghiandra menurunkan Kala di depan minimarket komplek itu permintaan dari Kala sendiri mengantisipasi jika kedua abangnya sudah berada di rumah. Masih ada lima menit lagi untuk berjalan kaki agar sampai rumah Kala.

"Beneran sampai sini aja?" tanya Ghiandra memastikan, siapa tahu Kala berubah pikiran mau di antar depan rumah.

Kala menggeleng kepala cepat. "Gapapa, jangan ngebut ya, Ghi. Tante Mira gak mau kamu kenapa napa," pesan Kala.

"Mama aku atau kamu yang takut aku kenapa napa, hm?" Sempat sempatnya Ghiandra menggoda Kala sebelum melajukan motornya.

Karena Ghiandra sadar akankah ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan Kala? Mengingat jika abang Kala yang sangat melarang Kala untuk bertemu dengannya.

Bumi terlalu luas tapi kesempatan berkali-kali agar bisa bertemu kembali dengannya yang sulit di dapatkan.

••••

Kala masuk ke dalam rumahnya dengan kondisi yang sama seperti tadi, sepi dan sunyi karena dua abangnya belum pulang.

Kala merebahkan diri di atas kasur lalu mengecek handphonenya yang sempat Kouta internetnya ia matikan, karena sudah sampai rumah ia mengganti ke mode wifi.

My Brothers SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang