Bagi seseorang kadang tidak mudah untuk menggapai ekspektasinya sendiri, seringkali merasa bingung harus berusaha sebegimana lagi untuk mencapai goals nya. Entah itu dari usaha, materi, effort, atau persiapan akan suatu hal.
Manusia biasa berhak lelah, namun tidak untuk menyerah, terlebih lagi seorang lelaki.
Begitupula dengan Asa sekarang, ia sedang bingung menyeimbangkan keuangan dan kebutuhan usahanya. Memang pasokan uangnya tidak akan habis, tapi ia sadar uangnya terkuras begitu banyak berkali-kali lipat untuk mendirikan restoran ini.
Ya, memang restoran ini hasil jerih payahnya sendiri selama ini dari tabungan gaji pekerjaannya sebagai seorang HRD sekaligus manager utama di perusahaan pengelolah batu bara milik alm. Papahnya.
Sang ibu memang sengaja membiarkan anak-anaknya merasakan kerasnya dunia kerja, walaupun bisa saja ia membiayai anak-anaknya hingga tua dan menggenggam perusahaan batu bara itu sendiri, namun bagi ibu dua anak itu dewasa bukan tentang uang, tapi pengalaman, perkembangan psikis dan mental, juga mengajari cara survive dalam hidup dan juga bagaimana kedua anak manjanya itu bisa menemukan solusi dari masalah mereka sendiri.
Mahenra yang sebelumnya di jabatan yang sama dengan Asa tentu paham bagaimana didikan sang ibu, dan tentunya mengerti bagaimana setresnya mencari saham, mencari investor, dan menambah profit perusahaan.
Beruntungnya dulu Mahen sudah diberikan kepercayaan memegang dan mengembangkan restoran milik Mamahnya sendiri, jadi ia digantikan oleh adiknya-Asa untuk mengelolah perusahaan Papahnya, sedangkan bu Wening sedang menikmati masa tuanya dengan mendorong kedua anaknya itu juga membangun usaha sendiri. Salah satunya usaha restoran ini. Karena jujur tidak serumit perusahaan Papahnya dan tentunya penghasilannya pun bisa profit.
Dan disini lah masalah Asa, akhir-akhir ini ia sedang pusing karena saham batu baranya turun drastis, ditambah biaya untuk pembangunan restoran, jelas ia harus merelakan ratusan juta di rekeningnya untuk mengembangkan perusahaan Papahnya sekaligus mendirikan restorannya.
Disudut ruangan Asa sedang berkutik dengan laptopnya,
menyelesaikan pekerjaannya yang lain, sedangkan urusan training para karyawan restoran ini ia serahkan pada Mahen, karena kakaknya yang lebih senior dalam dunia bisnis makanan ini.
Dan sekarang Asa benar-benar dalam suasana hati yang buruk. Berulangkali lelaki itu mengumpat karena melihat banyaknya penurunan di perusahaanya. Itu karena beberapa hari ia terlalu fokus menata dekorasi restorannya. Bahkan sampai meninggalkan perusahaan hampir seminggu ini.
Tapi mau bagaimana lagi? Tidak mungkin kan Asa membelah diri untuk menempati dua pekerjaan sekaligus, ia benar ingin fokus pada restorannya, namun tanggung jawab perusahaan juga jadi beban untuknya.
Hari ini perlengkapan dapur seperti piring, mangkuk, sendok, sumpit, gelas, serta yang lainnya datang dengan mobil box dengan jumlah banyak.
Mahen segera memanggil Jovan, Nala dan Chandra untuk membantu Andy dan Raden yang sudah lebih dulu mengangkat puluhan karton benda pecah belah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA SANDYAKALA | Renjun NCT
Fiksi PenggemarBiarkan Sandyakala yang bercerita. "Jangan sama saya, hidup saya problematik." -Nayanika Swatamita. "Jangan lari, saya akan terus kejar kamu dan semua tentang hidup kamu." -Renjana Asa Nuraga. Manusia tidak akan terbentuk jika tidak pernah terbentur...