Jangan lupa vote, happy reading!!
"Astagfirullah..KAKK AIS?? KAK AIS MANA?? " lorong remang itu seeakan menjadi panggung bagi tarian kakinya, karin berlari secepat mungkin menghampiri Ais untuk menyampaikan berita yang ia dapat,
Karin mendengar berita tersebut kala ia sedang mengobrol dengan citra mengenai kajian yang akan ia hapalkan,
Dan ia mendengar suara takbir yang diucapkan dengan suara Mezzo - Sopran wanita,
Ia menghampiri suara takbir tersebut, ia sebenarnya tidak berniat menguping pembicaraan orang lain, tetapi saat ini ia bergelut dengan penasaran
Karin mendengar berita yang ia tangkap dengan baik, setelah itu ia melihat knop pintu bergerak, tandanya ada orang yang akan keluar, Karin segera berlari lalu ia mencari keberadaan Ais untuk menyampaikan berita tersebut
"Astagfirullah, huftt.. Ga boleh ngeluh rin, antum bisa.. Ayoo, Rasulullah ga suka orang yang gampang putus asa, bukti nya Rasulullah ga berputus asa saat membagikan ajaran agama islam, huh.." Celoteh Karin kepada dirinya sendiri, ia bergegas mencari Ais yang entah dimana sekarang?
Sujud syukur, saat Karin menanyakan kabar Ais ke citra, temannya.. Ia mendapatkan petunjuk, dan bergegas ke arah kamar santriwati senior,
Karin menemukan Ais yang sedang meringkuk, kondisi nya sangat menyedihkan, mata sembab sehabis menangis, dan pandangannya kosong tatapannya datar seakan tak ada dunia yang meramaikan dirinya, Ia melamun sembari mengucapkan kalimat tahlil dengan suara Alto yang rendah,
"Kak Ais.." Karin ingin sekali mengurungkan niatnya, tetapi ia harus menyampaikan berita tersebut,
"Eh, k-karin" ucap Ais gugup, dengan kedua matanya ia mengusap area kelopak mata nya dengan perlahan, lalu menatap Karin.. Ia menduga bahwa seperti nya adik kelasnya ini ingin mengucapkan hal penting sesuatu,
"G-gini ka, aduh gimana ya ngomong nya" Karin menatap raut wajah Ais yang turut prihatin, ia menggaruk tengkuk nya yang tak gatal,
"Gapapa, ngomong aja" ucap Ais dengan memaksa kan senyumnya, tetapi seeakan ada panggilan.. Ais menintikan air matanya kembali, tiba tiba dadanya sesak.. Seakan ada ribuan panah menusuk dadanya,
"A-aku dapet berita ini dari pengurus ponpes, k-kak N-nabila" Karin tak sanggup melanjutkan ucapannya, dadanya ikut sesak, tetapi mau bagaimanapun ia harus menyampaikan berita yang menurut nya menyakitkan,
"N-nabila kenapa rin? Nabila kenapa? Dia baik baik aja, kan?" Panik Ais, dengan air matanya yang terus berusaha untuk keluar, tetapi masih bisa ia tahan
"Kak Nabila kecelakaan, kak" ucap Karin sembari menundukkan kepalanya, tak tahan lagi.. Itu sangat menyakitkan, tanpa seizin nya air matanya lolos begitu saja,
"Nabila.." Ais tak berhenti memberontak ia masih tak terima bahwa fakta sahabat nya mengalami musibah,
"ASTAGFIRULLAH!!??" Ais tersentak kaget, ia meraba area kelopak matanya, ia melihat ke arah jendela, ia tak melihat Nabila disana.. Ia langsung bergegas ke arah lemari tempat ia menaruh ponsel nya,
Nabila
Bil, udah nyampe? √
Pesan singkat itu belum dijawab, sampai ia melihat notif yang membuat mood nya bahagia.
Nabila
Udahh aiss
Ga usah khawatir..
Ini udah nyampe, lagi di kamar
Hehhe √√
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙚𝙢𝙖𝙣𝙠𝙪, 𝙪𝙨𝙩𝙖𝙙𝙯𝙠𝙪
FanfictionProlog. 𝗔𝗶𝘀𝘆𝘄𝗮 𝗮𝗾𝗲𝗹𝗹𝗮 Wanita shalihah, berparas cantik, putih, bersih, dan baik hati, serta sentiasa menjaga auratnya. Ais, sendiri, blio pernah berpesantren di Ma'had Al - Azhar. Blio, salah satu lulusan hafizah di pesantren tersebut...