BAB 03

294 60 7
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -


Waktu menunjukkan pukul 8 malam, Naya masih berada di kamarnya, dengan buku di tangan nya. Ia buka lembar per lembar buku tulis sekolah itu.

"Ini rata - rata nilai nya di atas 95 semua," gumam Naya. "Pinter juga kayaknya..."

"Nanti, gimana cara gue bisa sepinter dia ya?" tanya nya pada diri sendiri.

Di kehidupan nya sebagai Jihan, ia hanya bersekolah sampai SMP, setelah itu ia di latih untuk menjadi agen rahasia. Tak pernah SMA ataupun berniat seperti itu.

Tokk... Tokk... Tokk..

Suara pintu di ketuk, Naya menoleh sembari menutup buku di tangan nya. Mengembalikan pada tempat semula. Naya melirik pada Molang yang mengedikkan bahu nya pertanda tak tau juga.

"Masuk!" teriak Naya.

Ceklek...

Itu Amanda.

"Mama ganggu kamu?" Naya menggeleng sebagai respon. "Kenapa, ma?" tanya Naya.

"Ke bawah yuk.. Mau makan malem. Papa kamu udah nungguin," ujar Amanda halus.

Naya mengangguk paham, "Iya, nanti Naya nyusul," respon gadis itu. "Mama duluan aja," sambung nya.

"Oke.."


Di sekeliling meja makan, sudah ada 4 orang duduk. Dua di antara nya memilih makan lebih dulu, sedangkan dua yang lain masih belum makan.

"Tck! Lain kali, jangan lama - lama," kata lelaki paruh baya--Nelson--dengan nada sedikit sinis. Ketara tak begitu suka dengan kehadiran Naya.

Naya tak merespon, gadis itu duduk di kursi kosong, yang berjarak dua kursi dari Jenni. Sengaja tak mau bersebelahan tepat karena tau hubungan mereka tak baik.

Setelah kedatangan Naya, kedua pria beda generasi yang belum makan itu langsung menyantap makanan nya, tanpa mengatakan apapun lagi.

'Itu pasti papa nya Naya, terus di samping nya saudara nya yang cowok. Naren, kan?'

"Iya," jawab Molang.

"Kamu makan ya.." ujar Amanda pelan. Lalu, wanita itu berniat untuk pergi, sebelum tangan Naya mencekal tangan nya. Amanda menatap putrinya bingung.

"Mama ga makan?" tanya Naya pada sang ibu.

Amanda terlihat agak heran, melirik sedikit panik pada orang yang disana. "Mama kan makan di dapur.." jawab Amanda halus.

Naya sedikit mengernyit. Molang menatap nona nya, kemudian menggelengkan kepala. "Mama nya Naya memang selalu makan di dapur."

"Kenapa ga makan disini?" Naya mengabaikan pernyataan Molang. Amanda terlihat bingung harus menjawab apa. Heran juga kenapa tumben sekali Naya bertanya, padahal gadis itu kan sudah tau kebiasaan di rumah ini.

Amanda melepaskan tangan Naya yang mencekalnya. "Kamu makan aja ya.." ujar Amanda tanpa menjawab pertanyaan putrinya itu.

Tapi, Naya bukan orang yang akan menurut begitu saja. Gadis itu kembali mencekal tangan Amanda. "Duduk, mama."

Prangk...

Suara sendok yang dengan sengaja di banting ke piring terdengar. Naya melirik si pelaku. "Banyak drama kalian!" ujar Jenni sinis.

"Mending lo nemenin mama lo makan di dapur, sana. Di sini mengganggu," sambung gadis itu tak senang. Naya menatap datar gadis itu, belum sempat bicara, Amanda lebih dulu menyentuh bahu Naya, mengode agar putrinya tak lagi melawan.

MISSION COMPLETE Where stories live. Discover now