BAB 08

195 49 9
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

"Ups.. hati - hati dong.." ujar Naya dengan nada mengejek. Oh, jangan lupakan juga senyum tengilnya itu.

Jenni mengepalkan tangan nya kuat sembari mata nya ia pejamkan. Emosi nya naik ke kepala dengan cepat.

Belum sempat marah, Naya lebih dulu kabur menuju kamarnya, meninggalkan Jenni yang masih dengan emosinya.

"NAYARAA!! SIALAN LO, BRENGSEK! SHIBALLL! JANGAN KABUR LO, KAMBING!!" teriak Jennifer emosi dengan suara menggema nya. Berbagai kata mutiara ia lontarkan untuk mengatai Naya yang sudah tak terlihat lagi.

"J-jenni?!" Suara terkejut itu terdengar. Amanda dengan segera meraih lengan Jenni, berniat membantu gadis itu. "A-ayo berdiri, berdiri."

"Gausah!" respon nya ketus lalu berdiri sendiri. "Ini semua karena anak lo, tau ga?!"

"Ajarin--"

"NAYARAA!!" Suara lain menggema dari kamar yang tak jauh dari sana. Itu seperti suara Jeremy.

"J-jeje kenapa itu?" tanya Amanda terkejut, lalu dengan segera menghampiri asal suara.

Jenni menatap kepergian Amanda tak percaya. "G-gue di biarin aja gini?!" Lalu, pandangan gadis itu beralih ke lantai. "Sialan! Basah lagi. Liat aja lo Naya, gue bales!"

"Jeje, kamu kenapa teriak?!" tanya Amanda, memandangi Jeremy yang terlihat sudah berdiri. Namun tangan nya memegang pinggang, juga celana nya yang basah.

Jeremy menggeram, "Ini karena Naya!" katanya kesal.

"N-naya?"

"Iya! Pasti dia yang naruh air disini!"

"Sialan. Tunggu aja balesan gue," lanjutnya dengan tangan terkepal marah.

Amanda bingung harus merespon apa. Akhirnya, wanita itu hanya bisa meminta maaf atas perbuatan jahil putrinya itu. Ia juga tak menyangka, Naya akan melakukan hal seperti ini.

Di tempat yang berbeda, tepatnya kamar Naya, gadis itu tengah tertawa terbahak - bahak sekarang. Molang yang melihatnya menatap ngeri sang nona.

"Nona jahat banget."

Naya menghentikan tawanya, lalu langsung mendelik menatap tak terima Molang. "Maksud?!"

"A-ah, engga engga. T-tadi ada nyamuk lewat," elak Molang dengan senyum kaku nya. Nona nya ini cukup berbahaya, ia harus berhati - hati. Jangan sampai, nona nya benar - benar membuat nya menjadi sate kelinci nanti.

Waktu menunjuk pukul 06.18, Naya sudah bangun lengkap dengan seragam nya. Ya.. setelah telat kemarin, ia jadi bangun lebih pagi untuk bersiap - siap.

Keluar dari kamar, menuju meja makan. Naya kira, masih belum ada orang, tapi nyatanya, sudah ada Naren yang duduk disana, meminum kopi di gelasnya.

"Tumben," ujar Naren tanpa menatap.

"Kenapa emang? Ga boleh?" Mendengar jawaban sewot Naya, Naren langsung menghentikan aktivitas membaca artikel dari iPad nya itu. Pria itu mendongakkan kepala nya untuk menatap adik beda ibu nya.

"Gue cuma nanya."

"Oh."

"Gue kira lo tipe yang cool cool, sok gamau ngomong, kayak tai gitu. Ternyata, engga juga ya," sambung Naya. Sebenarnya hanya untuk basa basi mengisi keheningan saja, sih. Ia malas juga, jika harus terlalu hening suasana nya.

"Eh? Naya udah siap?" Ini Amanda baru dari dapur dengan gelas kopi di tangan nya. Tentu saja untuk kepala keluarga yang mungkin masih bersiap di kamarnya.

MISSION COMPLETE Where stories live. Discover now