6. bertemu Tasya

4 2 0
                                    

"Sekarang raga ini resmi jadi milik kamu, tolong yah raga aku dijaga baik-baik, aku gak bisa hidup lagi, soalnya jiwa aku udah mati sedangkan jiwa kamu masih hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang raga ini resmi jadi milik kamu, tolong yah raga aku dijaga baik-baik, aku gak bisa hidup lagi, soalnya jiwa aku udah mati sedangkan jiwa kamu masih hidup. Makasih kak udah mau bantu aku"

Queenzi Anita Anastasya Harvard

" yeah, gue bakalan jaga tubuh Lo dengan baik, tapi gue gak janji! Gue bakalan balas in dendam Lo! Dan lagi gak usah berterimakasih karena yang sedang gue jalani adalah takdir gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" yeah, gue bakalan jaga tubuh Lo dengan baik, tapi gue gak janji! Gue bakalan balas in dendam Lo! Dan lagi gak usah berterimakasih karena yang sedang gue jalani adalah takdir gue."

Queenza Anita Gisella Dirgantara

🥀🥀🥀

"Gue dimana? " Tanya Gisel a.k.a Tasya celingak celinguk menatap sekeliling yang serba putih.

"Haii" Sapa gadis cantik, berbaju berwarna putih.

"Lo siapa? Dan gue dimana?" Tanya Gisel dingin.

Gadis itu hanya tersenyum pedih, ia menatap manik mata Gisel dengan tatapan dalam.

"Boleh Tasya meminta bantuan mu kak?"Ucap Tasya sopan. Gisel hanya mengangkat alis satu seolah berkata "Apa?"

"Boleh ku minta kakak menempati raga ku? Tasya hanya ingin ada yang melindungi keluarga ku. Hidup ku sudah tiada, dan jiwa ku sudah tiada karena kecelakaan ini, dan Tasya sempat meminta kepada Tuhan agar seseorang mau suka rela untuk menempati raga ku, dan ternyata kakak sudah didepan ku" jelas Tasya dengan tersenyum senang.

Gisel menatap Tasya dengan tatapan curiga. "Lalu?"

"Apakah kau setuju untuk menempati ragaku kak? Aku hanya berharap kau Terima, karena sahabat ku dan bibi Maryam sangat menyayangi ku, aku tidak ingin membuat mereka sedih karena kehilangan ku, tapi aku juga kecewa karena satu hal..."jelas tasya lalu dia terdiam.

"Apa?"

"Keluarga ku tak suka kepada ku, mereka selalu menghina dan mencaci maki ku. Bahkan mereka tak segan segan bermain fisik dengan ku. Hanya karena penampilan ku nerd. Aku hanya ingin merasakan rasanya dilindungi oleh keluarga ku, aku juga ingin merasakan rasanya disayang oleh mereka. Tapi, mereka selalu memprioritaskan seorang gadis polos yang selalu memfitnah ku. Aku hanya ingin melindungi keluarga ku dari gadis itu"Ucap Tasya sambil tersenyum namun beda dengan hatinya yang merasakan sakit, kecewa, dan terluka.

Gisel manggut - manggut tanda mengerti ia menatap Tasya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Deal, gue bakal masuk kedalam tubuh lo, tapi lo harus Terima jika sifat gue sangat berbeda dengan perlakuan lo ke mereka" tegasnya.

Tasya mengangguk  mengiyakan "tidak masalah asal jangan menyakiti keluarga ku dan sahabat ku. Dan juga, aku akan memberikan seluruh memori ku ke kamu. Setelah ini kamu akan bangun dan akan disambut oleh sahabat ku dan bi Maryam" ucap Tasya dan langsung memberikan semua memori itu kepada Gisel yang menutup matanya.

Gerakan tangan serta gerakan dahi yang mengerut menandakan Tasya a.k.a Gisel terbangun ia pun mulai melenguh.

"Eughh"

Merasakan suara dan gerakan dari sahabatnya gadis gadis itu pun menyambutnya dengan antusias. "Aa Sya kok lo pingsan sih tadi di toilet, hiks untuk aja ada bi Maryam" ucap sahabat Tasya sambil terisak senang karena sahabatnya sudah bangun.

Tasya hanya menjawab dengan deheman membuat sahabat sahabatnya terkejut dan sedikit heran. Melupakan keterkejutan nya ia pun langsung menanyakan sahabatnya yang sangat ia rindukan. "Apakah lo mau minum?" tawar Clara walau merasa sedikit terkejut akan respon sahabat nya.

Tasya hanya mengangguk mengiyakan karena memang sangat haus akibat pingsan tadi di toilet. Tasya menatap mereka semua dengan tatapan datar, dan pikiran yang berkelana.

"Berapa lama gue pingsan?" tanya Tasya datar.

"Satu hari" jawab Naura sedih.

"What? gue pingsan selama itu?" batin Tasya syok. Tasya pun menatap sahabat sahabatnya yang menunduk. Karena tidak tega melihat Clara dan Naura bersedih, Tasya pun memegang tangan Naura dan Clara sembari tersenyum.

"Its okay, jangan khawatir."Ucap Tasya tersenyum tipis. Sahabat sahabatnya yang melihat itu tersenyum manis.

"Tasya" Ucap Alice yang sedari tadi terdiam.

"Alice"Ucap Tasya sembari tersenyum tipis.

"Akhirnya lo sadar juga. Gue sama yang lain sangat khawatir sama lo. Gue sama yang lain gak sanggup jika lo ninggalin kami hiks" Ucap Alice lirih sambil menangis dalam diam, dan memeluk sahabatnya erat.

Tasya merasakan bahunya basah. "Alice it's okay, gue udah kembali untuk membalaskan dendam gue, kepada parasit itu"Ucap Tasya sambil membatin diakhir kata. Alice yang mendengar itu pun sangat lah senang begitu juga dengan sahabat nya yang lain.

Tasya pun melepaskan pelukan nya dan langsung berkata "Apa gue boleh pulang?" Tanya Tasya gemas.

"Biarin deh gue dibilang manja, sekarang mereka jadi sahabat baru gue, peduli setan kalau ada yang jijik" batin Tasya tanpa sadar.

"Sebentar gue panggil bi Maryam dulu, sama dokter" Ucap Alice dan langsung keluar dari dalam ruangan Tasya.

Setelah kepergian Alice sahabat sahabatnya pun dengan penuh perhatian mengecek kondisi sahabatnya. "Bagian mana yang sakit Sya?" tanya Clarissa dengan menatap khawatir Tasya.

Note: jika Tasya a.k.a Gisel di depan sahabat sahabatnya dan orang yang dulunya sayang sama  Tasya. Ia akan bersikap lembut dan ceria,  berbeda jika dengan parasit itu ia akan mengeluarkan sifat dari daddy dan mommy nya dulu, dan yang dimaksud parasit adalah kesya serta keluarga nya, dan orang orang yang tidak suka, atau benci kepada Tasya.

Tak berselang lama datanglah Alice, bi Maryam, dan seorang dokter. Dokter tersebut menghampiri Tasya dan berkata "syukurlah jika nona sudah sadar, saya akan memeriksa kondisi nona dulu" ucap dokter itu dan langsung memeriksa Tasya.

Beberapa saat kemudian pemeriksaan pun selesai. Dokter tersebut tersenyum tipis kepada Tasya, bi Maryam, dan Clarissa.

"Sejauh ini kondisi pasien sangat baik dan luka ditubuh nya sudah mulai mengering. Jadi tidak masalah, selagi pasien tidak banyak bergerak terlebih di bagian kepada, karena hampir saja mengenai bagian otak syaraf. Jadi untuk nona diharapkan hati hati kembali, untuk luka di kakinya ini hanya butuh untuk beberapa gerakan kecil supaya kakinya bisa berjalan kembali normal. Karena saat kecelakaan kakinya hampir mengalami kelumpuhan, jadi sebaiknya di haruskan untuk belajar berjalan sedikit demi sedikit, supaya otot syaraf nya kembali berfungsi" ucap dokter itu panjang lebar.

"Baik dok terimakasih" ucap mereka semua. Dan dokter tersebut mengangguk pelan.

"Apakah nona saya sudah boleh pulang dok?"tanya bi Maryam.

" jika memang pasien sudah merasa baikan tidak masalah, tapi tetap harus dalam pengawasan"ucap dokter mengizinkan.

"YESSS" pekik Tasya yang sedari tadi diam mendengarkan dokter itu berbicara.

San dokter pun tertawa renyah karena respon pasien nya. "Sepertinya nona sangat antusias nya sampai sampai langsung semangat mendengar kata pulang" sahut dokter sambil terkikik geli begitu juga yang lainnya.

Tasya yang mendengar itu pun langsung menetralkan wajahnya, muka datarnya pun kembali.

Bi Maryam hanya tersenyum manis. "Kalau begitu Terimakasih dokter" ucap bi Maryam.

Ig: Lidya_s_19

Jangan lupa follow. 

See you. 

Assalamu'alaikum. 

Transmigrasi Gisel dan TasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang