Awalnya jeno yakin banget kalo dia tidak merasakan perasaan yang seperti itu pada sahabatnya sendiri, na jaemin. Atau yang biasa dia panggil nana atau kalo lagi kesel berubah jadi kampret.
Jeno sama jaemin sudah mengenal sejak mereka masih mengenakan popok. Bahkan sejak masih dalam kandungan. Jeno lahir seminggu setelah jaemin, dan itu dimanfaatin jaemin yang bertindak seolah² dia adalah abangnya jeno. Suka banget iseng minta dipanggil abang ketika jeno meminta seuatu, dan tidak akan dikabulkan sebelum jeno mau memanggilnya abang.
Kejadianya bulan lalu, saat jeno pulang setelah membeli es krim kesukaanya. Dia berjalan dipinggir jalan dengan mengayunkan tangannya kedepan dan belakang, menyebabkan kantung belanjaanya yang berisi es krim dan aneka snak ikutan terayun.
Sialnya, tiba² dari arah belakang sebuah motor dengan kecepatan sedang menyenggol lengan kanan jeno,
Membuat jeno terjengkang kedepan. Kantung belanjaanya terlempar dan isinya berhamburan. Jeno jatuh menungging dengan kedua tangan dan kedua lutut sebagai tumpuan. Lebih sialnya lagi orang yang menyebabkan kesialan jeno kabur begitu saja tanpa niat membantu jeno untuk sekedar bangun."Anjing banget tu orang. Gua doain tu orang sembelit biar tau rasa!" Gerutu jeno sembari mencoba bangun.
"Huwee mamaa lutut jeno sakitt" rengeknya seorang diri.Setelah bersusah payah akhirnya jeno bisa mendudukan pantatnya dipembatas jalan. Meniupi lututnya yang berdarah sambil menggerutu menyumpah serapahi pemotor yang menyerempetnya tadi.
Mencoba berdiri, kemudian duduk lagi. Sudah dua kali jeno mencobanya, tapi lututnya masih terasa sangat sakit. Ingin mengambil belanjaanya pun jeno belum bisa, karna letaknya lumayan jauh. Akhirnya jeno cuma duduk² aja menunggu nyeri dilututnya agar lebih ringan sambil meniup² telapak tanganya yang lecet² akibat terkena batu kecil².
"Woy neng! Ikut abang dang.. WOY NO, LUTUT LO BERDARAH!" Entah datang dari mana, jaemin yang berniat iseng malah jadi berteriak histeris melihat darah di kedua lutut jeno.
"Nanaaaa huwee" jeno merengek pada jaemin yang sedang berjongkok dihadapanya untuk memeriksa lututnya.
"Lo kenapa bisa luka gini? Siapa yang bikin" tanya jaemin emosi.
"Gue diserempeetttt" jawab jeno masih sambil merengek.
"Kok bisa? Trus mana orang yang nyerempet lo?" Tanya jaemin lagi.
"Kabuurrrr hiks" jawab jeno hampir mengeluarkan tangis yang sedari tadi ditahan.
"Lo habis dari mana sih anjir? Ngapain sendirian biasa minta anter sopir juga" omel jaemin, setalah itu meniupi luka dilutut jeno.
"Lagi nganter bubu keluar, dirumah ga ada siapa² jadi sendiri deh" jawab jeno.
"Bang mark emang ga dirumah? Oh iya dia lagi keluar kota kan ya" jeno hanya mengangguk.
"Na,, ambilin itu.." jeno menunjuk pada kantung belanjaanya yang tergeletak.
"Lagi begini juga masih inget aja sama jajan" meskipun mengomel jaemin tetap memunguti belanjaan jeno lalu menyerahkanya.
Jeno menerima jajananya sambil mengerucut.
"Omelin aja terus. Ga tau apa ini sakit?" Jeno menunjukan kedua telapak tanganya yang memerah dan ada lecet kepada jaemin."Anjing kok bisa gini??" Jaemin melotot sambil memegang kedua tangan jeno dan mencoba menyentuhnya. Jeno menarik tanganya secepatnya karna takut sakit kalau disentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER DIKIT GA NGARUH! (JAEMJEN)
FanfictionTentang jeno yang tiada angin tiada hujan. Tiba² jatuh cinta pada sahabat seperpopokanya, jaemin. . . [JaeminxJeno] [Jaeminseme] [Jenouke] [BxB]