10

70 7 2
                                    

Setelah pertemuan antara Pharita dan keluarga Jake, sudah tidak di ragukan lagi Jake akan langsung datang untuk melamar sang putri kepada Raja Vincent.

Jake mengirim surat lamaran itu secara rahasia, ia ingin Vincent merasa aman untuk sesaat karena jika kabar lamaran ini tersebar, bisa saja para musuh akan berlomba datang menghancurkan niatnya

Jika kedua kerajaan ini bisa terikat maka para musuh akan semakin kewalahan untuk menguasai 4 kerajaan yang dianugerahi dewa.

Vincent yang mendapat surat lamaran untuk putrinya merasa berat hati, ia merasa seharusnya ini tidak pernah terjadi. "Panggilkan putri Pharita!!" Ucapnya pada tangan kanannya.

Setelah menunggu akhirnya Vincent menatap Pharita yang datang dengan memberinya hormat. "Duduklah putriku!" Pharita mengangguk dan duduk berhadapan dengan Vincent.

"Katakan padaku, apa maksud surat lamaran ini?" Pharita seketika terkejut karena secepat ini Jake membuat keputusan yang serius ini.

Pharita mengambil surat itu membacanya secara detail, membuat pipinya bersemu merah, ia tidak menyangka Jake adalah pangeran yang gentle itu membuatnya semakin terpesona.

Melihat perubahan wajah putrinya sudah diyakini jika mereka berdua saling mencintai. "Archaduke berbicara denganku juga mengenai keinginannya meminang mu, kau harus tau jika aku bisa saja langsung menerima Archaduke." Pharita mendongak menatap Vincent dengan tatapan tidak percaya.

Karena tidak pernah terdengar lagi sejak terakhir kari Archaduke Ethan datang kemari.

"Tapi Ayah, aku tidak mencintainya. Aku hanya menyukai pangeran Jake." Ucap Pharita dengan bersungguh-sungguh. Vincent tidak bisa berkata seenaknya. Pengaruh Archaduke Ethan untuk kemajuan Golldy lebih luas dan besar walau tidak menutup kemungkinan kerajaan Estella sama kuatnya.

Namun ia memiliki masa lalu yang buruk dengan kerajaan seberang.

"Aku telah menyetujuinya." Pharita mengepalkan tangan tidak mempercayai dengan jelas bahwa Ayahnya telah membuat perjodohan tanpa sepengetahuan dirinya.

"Aku menolak!"

Vincent menopang dagu. "Aku Raja sekaligus Ayah mu, kamu tidak bisa bertindak semau mu. Jika kamu menolak aku akan mengurung mu dan membuat mu akan tetap menjadi pasangan Archaduke." Pharita menunduk meremas gaunnya yang terasa menyesakkan.

"Aku pergi dulu Ayah, tapi keputusan ku tetap sama. Aku akan tetap menolak Ethan!" Ujarnya dengan tegas.

Pharita berlari menuju kamar Ibunda nya, ia merasa ingin kabur saja mendengar itu. "Ibunda!!" Roseana yang baru saja meletakkan bunga yang diberikan putranya ia menoleh seketika.

"Putriku?" Pharita memeluk Roseana dengan erat, ia merasa sedih hari ini.

"Ibunda, Pharita tidak menyukai Tuan Archaduke, hiks...tapi ayah sangat keras untuk membuatku menikah dengannya. Pangeran Jake mengirim surat lamaran padaku hiks...tapi...tapi Ayah menolaknya karena dendam. hiks....Ibunda tolong Pharita." Roseana membelai lembut rambut putrinya.

Roseana tau seberapa keras kepalanya suaminya, ia bahkan pernah dibentak karena tidak menuruti kemauannya. "Kamu tenanglah, Ibunda yakin Ayah mu akan memikirkannya lagi." Pharita menggeleng lesu.

"Ayah telah memutuskan. Pharita pun tidak tau harus melakukan cara apalagi Ibu." Roseana menatap sedih wajah putrinya itu.

"Ibunda akan berbicara pada yang mulai, tapi tidak semudah itu untuk mendapat kesepakatan. Kamu berani untuk memilih?" Pharita mengangguk.

"Apapun!" Roseana membelai lembut wajah putrinya. "Istirahatlah, Ibunda pastikan kamu tidak akan bersedih lagi." Ujarnya.

Roseana pun akhirnya menemui suaminya itu, sudah lama ia tidak keluar kamar. Vincent sangat menjaganya karena ia lemah akan tubuhnya sehingga Vincent tidak mengizinkannya kelelahan.

Cklek.

"Yang mulai permaisuri memasuki ruangan." Mendengar kabar itu Vincent menghentikan pekerjaannya dan berjalan menuju sang istri.

"Kamu keluar tanpa memberitahu ku?" Roseana memegang tangan suaminya, menarik tangan Vincent untuk duduk bersebelahan.

Roseana menatap Vincent sebentar dan menghela nafas. "Aku sudah tau semuanya. Kamu menyakiti hati putriku, sama saja kamu membuatku sedih." Mendengarnya Vincent menjadi sedikit takut istrinya akan marah.

Namun ia menunggu kalimat lainnya. "Jangan paksa dia untuk memiliki pasangan hidup sesuai ketentuan mu!" Vincent menggenggam tangan istrinya dengan lembut. "Aku mengenal Archaduke, dia baik." Roseana menggeleng, membelai rahang suaminya dan tersenyum.

"Baik untuk mu belum tentu baik untuk putri kita." Vincent menghela nafas. "Apa yang harus aku lakukan, tidak mudah bagiku memutus begitu saja kerjasama dan juga lamaran penting itu." Roseana memeluk tubuh suaminya yang gagah itu..

"Berikan putri kita pilihan."

Vincent akhirnya mengerti. "Baiklah, aku akan mengadakan pertarungan secara individu antara mereka berdua, siapa saja yang memenangkan pertarungan itu, berhak mendapatkan putriku." Roseana tersenyum senang. "itu baru suamiku." Pujinya membuat Vincent lebih mencintai istrinya.

Rami berlarian menuju kamar kakaknya. "Kak Pharita!!" Pharita yang sedari tadi merenung di depan jendela menoleh pada suara adiknya.

"Ada apa Rami?"

Rami tersenyum senang dan duduk di depan Pharita. "Aku mendengar gosip mengenai lamaran mu dari dua pria. Astaga aku tidak menyangka kamu diperebutkan dua pria yang sama kuatnya. Kamu tau? Aku mendengar nya langsung dari ruang kerja Ayah." Ujarnya.

Pharita menatap tajam sang adik. "Kamu kembali menguping?!" Rami terkekeh malu. "Itu sudah biasa."

Pharita tidak mengerti, ajaran siapa yang membuat adiknya berani untuk menjadi orang yang tidak sopan. "Ayah memberi syarat untuk mendapatkan mu, mereka berdua akan bertarung di arena pedang. Akan menjadi seru siapa pemenangnya mendapatkan mu." Pharita yang mendengar penjelasan itu berdiri dengan tegang.

"Ide gila! Ayah pasti tau siapa yang akan menang, aku tidak mau dipertaruhkan." Ucap Pharita dengan kesal.

Rami mengerti kegelisahan kakaknya. "Yakin saja kak bahwa pasti pangeran Jake akan memenangkan pertarungan ini." Pharita menggeleng. "aku tau siapa Archaduke yang dijuluki dewa pedang kematian. Aku juga tau pangeran Jake kuat, tapi jika melawan kekuatan naga milik Archaduke yang mengalir pada senjatanya aku sangat khawatir." Rami melupakan itu, jika sampai Ethan meneteskan darahnya pada pedang kelahiran pasti itu bisa menimbulkan bencana pada lawannya.

Kepala terpisah tanpa pedang itu menyentuh kepalanya. Hanya itu saja caranya membangkitkan kekuatan sihir pedang naga.

"Tapi lebih baik dengan cara itu kak, apa mungkin kita bisa melawan yang mulia?" Pharita tau betul.

Tapi ia tidak bisa berkata lagi. Pharita menarik burung merpati dan menyampaikan surat kepada Jake. "Apa yang kamu kirimkan?" Tanya Rami.

"Sebuah pesan jika sampai Jake kalah, aku meminta dia membawa kabur diriku, aku tidak menyukai pria lain selain dia." Rami tidak percaya cinta kakaknya sangat besar.

"Tidak perlu khawatir kak aku sangat yakin pangeran Jake bisa diandalkan." Pharita mengangguk saja, ia juga berharap kemenangan di raih Jake, walau itu sulit.

Setelah ini ia hanya akan menentukan nasib masa depannya. Entah bagaimana caranya yang ada dipikirannya ia harus bersama dengan pangeran Jake. Pria yang ia cintai pada pandangan pertama.

TBC.

Generation Of Prince And Princesses Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang