☪︎ 7. berubahnya Xavier

0 0 0
                                    

"sayang? Kok belum tidur?" Tanya Reno
"Aku marah padamu, bukan kah seharusnya kau berada di kamar ku sekarang dan memelukku agar aku bisa tidur, kenapa kamu malah disini bersama daddy?" Ucap mahen
"Ya, aku lihat dari balkon kamar tadi, Daddy duduk sendirian jadi aku berinisiatif untuk menemani nya, dan tak ku sangka Daddy sedang menangis. Mungkin rindu mommy, aku hanya memeluk nya agar sedikit lebih tenang " ucap Reno
"Aku juga rindu mommy.." gumam Mahen
"Sudahlah, ayo kalian berdua istirahat, jika kalian sakit mommy akan sedih nanti" ucap Reno, Niki dan mahen mengangguk lalu masuk diikuti Reno dari belakang.
Saat melewati kamar Xavier, terdengar suara ketawa yang sangat riang seperti sedang sangat senang. Niki membuka pintu dan mahen serta reno hanya mengintip.
"Nak?" Panggil Niki
"Huh? Daddy!!" Xavier tersenyum manis lalu berlari ke arah Niki dan memeluk nya erat. Niki membalas pelukan nya, tangan nya terangkat untuk mengelus lembut rambut Xavier.
"Kau sedang apa malam malam begini? Kenapa tidak tidur?" Tanya Niki
"Daddy Xavier belum di kelonin dan di puk puk" ucap xavier manja
"Ada apa dengan mu?!" Mahen terkejut bukan main
"Jangan membentak ku!....hiks hiks mommy...daddy....mahen membentak ku hiks" Xavier langsung menangis kencang membuat semua orang bangun dari tidur nya.
"Hei nak, jangan menangis" Niki mulai khawatir
"Hiks Daddy pukul mahen" Xavier masih menangis, lalu Niki memukul lengan mahen
"Sudah, ayo berhenti menangis " ucap Niki lembut
"Daddy, apa ada yang salah dengan nya? Kenapa dia bertingkah seperti anak kecil yang berumur 5 tahun?" Mahen bingung
"Daddy juga tidak tau, besok daddy akan memeriksa nya" ucap Niki
"Daddy Xavier ngantuk, ayo puk puk" Xavier menarik tangan Niki lalu merebahkan tubuh nya di atas kasur empuk nya dan langsung memejamkan matanya. Niki mengelus lembut rambut nya hingga Xavier tertidur pulas.
"Ayo semua kembali ke kamar kalian masing-masing. Istirahat lah besok kalian harus bekerja kan?" Tanya Reno yang di angguki oleh semua orang, mereka semua langsung ke kamar masing-masing dan beristirahat.

Keesokan harinya Niki membawa xavier ke dokter tapi dokter menyarankan agar Niki membawa xavier ke psikiater. Niki sempat menolak tapi keadaan xavier yang begitu memprihatinkan membuat hatinya goyah dan terpaksa harus pergi ke psikiater untuk memeriksakan keadaan xavier. Sesampainya disana Niki dan xavier langsung masuk kedalam.
"Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya psikiater itu.
"Tolong periksa anak saya" ucap Niki
"Baik, adek sini sama ibu dulu" ucap psikiater itu, xavier ragu ragu berjalan ke arah nya. Dia duduk di sofa bersama psikiater itu. Beberapa pertanyaan di lontarkan kepada xavier, saat psikiater itu memegang sebuah jarum xavier langsung menangis.
"Xavier?!! Nak, kenapa? Kasih tau daddy!" Niki berlari ke arah xavier dan langsung memeluk nya.
"Hiks...daddy... mommy terkena jarum...hiks...mommy jatuh hiks...lalu mommy tiada!... xavier mau mommy" xavier menangis terisak-isak, Niki yang tak tega pun langsung menggendong xavier dan mengelus lembut punggung nya.
"Jadi anak saya kenapa?" Tanya Niki
"Sepertinya dia trauma dengan masa lalu terutama pada jarum hingga otak nya sedikit terguncang dan membuatnya seperti sekarang" ucap psikiater itu menjelaskan.
"Apa tidak ada cara untuk menyembuhkan anak saya?" Tanya Niki
"Pelan pelan, saya akan bantu memulihkan kondisi tuan xavier" ucap psikiater itu. Niki mengangguk lalu berjalan pulang dengan xavier di gendongan nya, sesampainya di mobil pun xavier tetap berada di dalam pelukan daddy nya. Di perjalanan tangisan xavier mereda.
"Daddy, jangan menikah lagi ya? Xavier tidak mau memiliki mommy baru" ucap Xavier sembari menatap Niki
"Ngomong apa kamu, gak. Daddy gak mungkin nikah lagi" ucap Niki
"Daddy janji?" Xavier menatap lekat mata Niki, Seakan mencari tanda tanda kebohongan disana.
"Janji sayang, tidur aja. Nanti kalau udah sampe rumah, daddy bangunin" Niki mengelus lembut rambut xavier
"Um-!!" Xavier langsung memeluk erat tubuh Niki, mencari kenyamanan disana lalu tidur dengan nyaman.

Sesampainya di rumah bukan nya membangunkan xavier, Niki justru langsung menggendong nya seperti koala lalu membawa nya masuk kedalam rumah. Niki membaringkannya xavier di kasur nya, lalu keluar dan duduk di sofa ruang tamu diikuti oleh semua anggota keluarga termasuk maid yang bekerja dan juga para bodyguard disana.
"Daddy bagaimana hasil pemeriksaan tadi? Tidak ada hal yang serius kan?" Tanya Mahen
"Xavier trauma masalalu mungkin karna Mirea mengorbankan dirinya di hadapan xavier langsung" ucap Niki
"Lalu apa tidak ada cara untuk mengembalikan xavier seperti semula?" Tanya Reno
"Daddy tidak tau, bahkan psikiater pun tak bisa menjawab nya. Hanya waktu yang bisa menjawab semuanya" ucap Niki sembari menyenderkan tubuhnya ke sofa.
"Aku yakin xavier pasti sembuh" ucap niel
Saat mereka berbincang-bincang tentang kondisi xavier, samar samar mereka mendengar xavier tertawa dan menyebut 'mommy'. Mereka semua akhirnya menuju ke kamar xavier, saat pintu di buka kamar xavier sangat gelap, semua gorden di tutup. hanya lampu tidur yang menyinari kamar itu, samar samar mereka melihat seseorang bersama xavier, dan orang itu sangat familiar...
"Sayang nya mommy, mommy datang untuk melihat kondisi putra mommy ini" ucap mirea dengan lirih
( Ya benar, mirea menjadi arwah dan dia belum tenang)
"S-sayang? Hiks... benarkah itu kamu?" Niki mulai mendekati mirea
"Maafkan aku sudah membuat putra kita menjadi trauma" ucap mirea lirih, saat Niki ingin memeluk Mirea tangan nya tembus yang artinya Mirea tidak bisa di sentuh.
"Mommy..." Mereka berenam langsung menangis
"Reno, mommy restui kamu. Kapan mau nikah dengan mahen?" Tanya mirea
"T-tante...r-reno kangen tante mirea" reno pun langsung menangis sesenggukan.
"Hei, kalo kalian menangis aku semakin tidak tenang" ucap Mirea kesal
"Maaf" ucap mereka kompak
"Mommy, temani Xavier tidur. Xavier ingin mendengar nyanyian dari mommy " ucap xavier
"Aku juga!!" Semua berseru
"Carilah tempat, aku akan mengalunkan sebuah lagu pengantar tidur " ucap mirea lalu merebahkan dirinya di kasur nya xavier.

Tidurlah yang nyenyak keluargaku
Aku sangat mencintaimu
Meski dunia kita berbeda
Tapi hati kita akan tetap sama

Dunia memang tidak adil
Tapi kita tidak boleh menyerah
Perlahan kita pasti bisa
Melewati semua rintangan yang ada

Tapi jangan pernah menyerah
Kukan selalu ada
Si samping kalian
Cintaku menyertai kalian

Seketika mereka semua tidur bersamaan dengan menghilangnya mirea. Pagi harinya
"Hiks...hiks kembalilah....aku rindu"

Siapa yang menangis? Mau tau? Ya udah ayo lanjut
Tbc~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

༒☪︎ Ꭰᴀʀᴋ々Ꮇᴏᴏɴ ☪︎༒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang