11

168 31 44
                                    

Tidak ada yang tahu kapan seseorang bisa jujur dengan perasaan dan tindakannya. Namun, segala hal bisa dibaca dengan berbagai cara. Kemarin adalah hari terakhir ujian, hari terakhir menghadapi jadwal melelahkan. Tidak lagi belajar estra, tidak lagi mendapat pesan dari ayah untuk rajin mengerjakan soal latihan.

Hinata bebas.

Keluar dari mobil pesanan, gadis itu pergi mengunjungi makam ibunya. Bunga segar di tangannya, ia letakkan di dekat nisan. Di depannya adalah ibunya, sosok cantik dan pasti baik meski dia sudah lupa rasa belaiannya. Pastinya, dia adalah wanita luar biasa minim dosa, terlihat dari rumput hias di atas pusaranya yang tumbuh subur dan belum pernah mengering. Bukankah berarti semesta juga ikut berdoa?

Gadis itu tersenyum, kemudian bersimpuh. "Salam untukmu Ibuu. Ibuuu...lihatlah putrimu ini, sudah selesai ujian. Sebentar lagi, aku akan lulus sekolah menengah atas. Enggak deng, masih satu semester lagi. Ibu tahu? Aku akan menjadi dewasa!" Hinata tampak bersemangat.

Hinata memejamkan mata, kedua tangannya menangkup. Gadis itu memajatkan doa; doa untuk ibunya, doa untuk dirinya, doa untuk keluarganya, dan doa untuk semua orang yang sudah berperan penting dalam hidupnya.

...

Anak kecil akan berpikir jika menjadi dewasa adalah sebuah angan-angan menyenangkan. Bahkan sebagian besar dari mereka akan membuat banyak harapan, yang kira-kira dapat mereka capai jika sudah dewasa.

Kita merencanakan cita-cita, dengan gampang berucap saat ditanyai. Kita mengatakan keinginan, tanpa tahu ada sebuah proses panjang yang harus ditempuh.

Menjadi dewasa, adalah impian bagi mereka yang masih duduk di bangku TK.

Jika aku sudah dewasa...

Ingin jadi kaya.

Ingin jadi pilot.

Ingin jadi polisi.

Ingin jadi guru.

Ingin jadi dokter.

Ingin jadi perawat.

Ingin jadi pramugari.

Ingin jadi manusia perfect.

Pada kahirnya, saat manusia TK itu sudah remaja, banyak dari mereka akan merubah cita-citanya. Pandangan hidup yang mereka anut, akan mejadi pelopor utama dalam merubah mindset-nya. Oh ada lagi, tontonan yang mereka lihat setiap harinya, juga membuat cita-citanya berubah.

Ingin jadi artis.

Ingin jadi idol.

Jadi pacar bias.

Bisa peluk bias.

Jadi MUA-nya bias.

Jadi anak presiden.

Andai aku adalah ibu peri, pasti tinggal cling, kabul keinginan!

Beri tanggapan sodara-sodaraaa!

Masalahnya, banyak orang dewasa yang akhirnya menobatkan bahwa, menjadi kecil mungil adalah masa kejayaannya. Di mana ketika kita menendang muka bapak adalah hal luar biasa. Bahkan beliau akan berkata, pintarnya anak ayah, pasti nanti gede jadi pemain sepak bola!

Dan setelah dewasaaa.... eng ing eeeeeng.....

Cita-cita kamu apa? Tidak tahu!

Cita-cita sudah tidak penting. Kita lihat aja yang ada di depan, kerjakan. Lagian aku pengen yang gajinya di atas UMR, biar semuanya cukup, kalau bisa ya lebih-lebih lagi, lumayan buat flexing.

Hidup keras bro! Uang adalah raja! Lu kalo ibadah, tapi nggak tau besok mau makan apa, pasti juga nggak khusu' ibadah. Ngerti kagak?

Begitu kata orang dewasa.

KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang