"Hinata."
"Sstttt."
Shikamaru latah ikut meletakkan jari telunjuknya di bibir saat melihat Hinata melakukan hal yang sama, untuk meminta Shikamaru memelankan suaranya saat Shika memanggil Hinata dengan suara keras tadi.
Ini jam 2 sore, pekerjaan mereka selesai lebih lama dari yang Shikamaru bayangkan. Tadi pagi mereka sarapan dengan mengorder makanan online begitu juga makan siang. Selain karena bahan makanan mereka sudah tidak memungkinkan untuk menjamu orang sebanyak itu, tapi juga karena Shika seolah tidak rela dan tidak iklas membiarkan Hinata lelah hanya untuk memasak makanan untuk teman-temannya.
Tapi Hinata tetap juga memasak untuk makanan Dai dan bubur untuk Boruto. Kata Hinata, anak seumuran Dai dan Boruto harus benar-benar dijaga asupan gizinya selagi mampu.
Walaupun Shika bekerja dirumah, tapi sama saja buat Hinata, mereka hanya bertemu saat makan saja.
Shika dan teman-temannya termasuk Ino kayaknya bisa cocok karena mereka sama-sama workholic. Jika sudah fokus ke kerjaan, akan sangat sulit menarik perhatian mereka.
Sedangkan Hinata juga melakukan rutinitasnya. Setelah beres mengurus Dai sampai jam 9, dia akan membangunkan Boruto, memberi makan dan memandikan. Hinata akan menemani Boruto dan Dai bermain sebelum Dai kembali ke rutinitas membacanya. Untuk sekarang dengan terpaksa Dai membaca online dari tabletnya karena ayahnya belum jadi membawanya ke toko buku.
"Mereka sudah tidur?" Tanya Shikamaru tapi dengan suara dibuat sepelan mungkin. Hinata terkekeh pelan saat melihat ekspresi lucu Shikamaru.
Teman-teman Shika tadi sudah langsung pulang setelah target pekerjaan mereka hari ini selesai. Shika mencari Dai ke kamarnya tapi tidak menemukan Dai disana. Itulah mengapa saat ini Kakashi berada dikamar Hinata.
"Kenapa menertawakanku?" Shika bicara dengan masih memelankan suaranya. Hinata yang baru saja beranjak dari tempat tidur, kaget saat tubuhnya menubruk tubuh Shika karena Shika baru saja memeluk pinggangnya serta menarik tubuhnya ke arah Shikamaru.
Wajah Hinata merona, apalagi saat ini Shika menatapnya dengan senyuman tipisnya.
Hinata memundurkan kepalanya saat Shika perlahan mendekatkan wajah mereka, Hinata merona dan menegang karean tatapan 'mesum' Shika saat ini, tapi seolah tidak mengizinkan Hinata menjauh, satu tangan Shika kini telah beralih menahan tengkuk Hinata.
"Berarti saat ini hanya kita berdua." Bisik Shika dengan suara berat yang mendebarkan Hinata.
Hinata menggigit bibir, kenapa Shika-nya jadi mesum begini ya? Shika-nya? Hinata makin merona karena pikirannya sendiri.
Kalau tidak mengingat Naruto dan Temari, tanpa diminta pun dengan senang hati Hinata iklas melakukan itu dengan Shika. Tapi sepertinya dia harus mengendalikan ke-mesuman Shika dulu sampai hubungan mereka jelas.
Cup..
"Segini dulu aja ya." Kata Hinata selembut mungkin dengan senyum paling manis setelah mengecup singkat Bibir Shika. Hinata juga mengusap lembut rahang tegas lelaki gagah itu. Sebisa mungkin dia tidak ingin membuat Shika merasa kalau dia menolak Shika.
Syukurnya seolah mengerti kegelisahan Hinata, Shika terkekeh sambil kembali memeluk possesive pinggang Hinata dan menyatukan kening mereka.
"Sepertinya aku harus banyak-banyak menahan diri. Heheh." Kekeh Shika yang dijawab kekehan juga oleh Hinata.
"Aku mencintaimu." Ucap Hinata sambil memeluk lelaki dewasa dihadapannya itu.
"Aku mencintaimu juga Hime." Ucap Shika sambil memeluk Hinata juga tidak kalah erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Its You
Fanfictionhanya tentang hyuga hinata dan nara shikamaru yang bertemu saat mereka sama-sama takut untuk mencintai lagi @credit pada semua pemilik picture yang aku gunakan di book ini tanpa izin.