TYPO HARAP TANDAI‼️
PERHATIAN⚠️
MOHON PERHATIAN SEMUANYA UNTUK PEMBACA GUS ARSHAQ!!TYPO AUTHOR SUDAH MENDARAH DAGING JADI HARAP TANDI‼️
SEKIRANYA ADEGAN YANG TIDAK BISA DI CONTOH TOLONG JANGAN DI CONTOH ‼️
HAPPY READING‼️
***
Gus Arshaq melirik ke arah Shakila yang duduk di sampingnya, diam memandangi ponselnya dengan fokus. Mereka berada di dalam mobil yang melaju pelan, mengantar Shakila menuju rumah sakit tempat ia bekerja. Langit masih samar-samar diterangi cahaya matahari pagi, suasana di dalam mobil seolah terisolasi dari kesibukan dunia luar.
Tiba-tiba, Gus Arshaq menarik tangan Shakila dari ponselnya dengan gerakan halus tapi pasti. Shakila mendongak, sedikit terkejut dengan tindakan Gus Arshaq yang tak terduga.
"Udah, nanti aja lihat jadwalnya," ucap Gus Arshaq dengan nada rendah tapi tegas. Mata gelapnya menatap lurus ke depan, namun genggaman tangannya di pergelangan Shakila tak terlepas. "Kamu di sini sama saya, fokus sama saya dulu."
Shakila menghela napas, mencoba tersenyum untuk meredakan ketegangan. "Aku cuma lihat jadwal, Mas. Nggak lama lagi aku sampai," katanya, berusaha menjelaskan.
Namun Gus Arshaq tak melepas tangannya. Dia malah menarik tangan Shakila ke pangkuannya, membuatnya lebih dekat. "Saya nggak suka kamu terlalu sibuk buat hal lain kalau lagi sama saya," gumamnya, kali ini matanya menatap Shakila lebih dalam, memperlihatkan sisi posesif yang terselubung di balik nada bicaranya. "Saya yang antar kamu ke sini, jadi biar saya yang jadi prioritas."
Shakila mendengarkan, merasakan kekuatan perasaan Gus Arshaqdi setiap kata-katanya. Ada sesuatu dalam caranya berbicara yang membuat Shakila tak bisa membantah. Ia paham betul, ini bukan hanya soal kecemburuan biasa—ini tentang bagaimana Gus Arshaq selalu ingin memastikan dia yang pertama di hati dan pikiran Shakila.
“Mas...” Shakila mencoba berkata lembut, meski sedikit canggung. "Aku tetap milik kamu, nggak usah khawatir."
Gus Arshaq menyipitkan mata, seolah meneliti wajah Shakila, memastikan kata-kata itu benar-benar tulus. "Ingat, saya nggak mau kamu terlalu lelah sampai nggak ada waktu buat saya. Kalau perlu, bilang aja sama rumah sakit kalau kamu butuh waktu lebih buat istirahat."
Shakila tertawa kecil, meski jelas merasakan intensitas dari setiap kata yang Gus Arshaq ucapkan. "Aku nggak bisa begitu, Mas. Pekerjaan ini penting."
Namun, Gus Arshaq hanya mengangguk pelan, lalu dengan lembut menarik Shakila lebih dekat. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga Shakila dan berbisik pelan, "Pekerjaan kamu penting, tapi saya yang paling penting."
Sebelum Shakila sempat menjawab, Gus Arshaq mengecup lembut sisi wajahnya, bibirnya menempel cukup lama, seolah ingin menandai kehadirannya di sana. Saat mereka berhenti di depan rumah sakit, Gus Arshaq akhirnya melepaskan Shakila, meski tatapan matanya masih tak beranjak dari wajahnya.
"Nanti sore , saya jemput kamu lagi. Jangan buat saya menunggu terlalu lama," ucapnya, suaranya rendah namun tegas, meninggalkan kesan yang jelas bahwa ia tak ingin Shakila membagi perhatiannya dengan yang lain, bahkan pekerjaannya sekalipun.
Shakila tersenyum kecil, meski hatinya masih berdebar dengan intensitas Gus Arshaq. Dia keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah sakit, tapi tatapan Gus terus mengikutinya sampai dia menghilang di balik pintu masuk.
Gus Arshaq menghela napas pelan, merasa puas. Shakila miliknya, dan dia tak akan membiarkan siapapun—atau apapun—mengambilnya.
Gus Arshaq duduk diam di dalam mobil, masih menatap pintu rumah sakit tempat Shakila baru saja masuk. Pikirannya terus mengitari sosok istrinya, dan perasaan posesif itu tetap menyala di dalam dadanya. Seolah-olah ada ketakutan bahwa jika dia tak terus menjaganya, seseorang bisa saja merebut Shakila darinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/370273271-288-k928494.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ARSHAQ [ SLOW UPDATE ‼️]
FantasyGus Muhammad Arshaq Alfarizi. Laki-laki tampan yang gila, dengan obsesi, sifatnya yang posesif dan overprotective. Shakila Haba Azharia, perempuan cantik yang lemah lembut juga penakut. Yang terjerat dengan kegilaan seorang Gus Muhammad Arshaq Alfar...