Ditengah kesunyian malam, tidak ada yang berlalu-lalang di jalanan. Kecuali seorang lelaki yang tengah mengendarai motornya menuju salah satu diantara rumah-rumah besar itu.
Dengan senyum bahagia dan penuh harapan, lelaki itu terus melajukan kendaraannya sampai akhirnya tiba di tempat yang ia tuju.
Ia turun dari motor, perlahan mendekati gerbang rumah tersebut. Jantungnya berdegup kencang.
"Tenang, Jef. Jangan grogi. Ingat rencana lo, oke." Monolog lelaki itu.
Jefran beberapa kali menarik lalu menghembuskan napasnya mencoba menetralkan detak jatungnya yang berdegup kencang.
ding dong...
Lelaki itu menekan bel rumah tersebut. Tak lama keluar seorang gadis yang sudah berpakaian rapi dan sangat cantik. Gadis itu mengenakan baju putih bersih dengan cardigan biru cerah yang menutupi lengannya, rok jeans selutut, tak lupa juga dengan rambut ponytail nya membuat gadis itu semakin terkesan anggun dan kalem.
Semerbak wangi vanila turut serta menggiring gadis itu kehadapan Jefran. Sungguh, lelaki itu bahkan tidak bisa mengedipkan matanya, saking terpesonanya.
"Jef, kok lo ngeliatin gue gitu banget. Ada yang salah ya sama penampilan gue?" Ucap Savira.
"Iya, lo salah banget. Lo bersalah, Savira." Ucap Jefran nada dingin.
"Hah?! Apanya yang salah?" Terkejut mendengar itu Savira pun langsung mengecek penampilannya.
"Lo telah bersalah karna udah mencuri hati gue, Savira."
Mata gadis itu membulat, pipinya memerah. Ia sangat terkejut. Tiba-tiba sekali? Dasar Jefran. Selalu saja membuat Savira tersipu malu.
"Ahahahaha, bisa aja lo." Balas Savira, "Gombal".
***
Singkat cerita, kini mereka berdua tengah berada di kawasan street food yang tak jauh dari daerah rumah mereka. Tempat itu pun cukup terkenal karna seringkali viral di internet.
Tempatnya itu adalah jalanan yang di pinggir jalan tersebut banyak sekali makanan-makanan yang sangat menggiurkan, murah dan tentu saja enak.
Jefran menyukai keramaian, itu sebabnya ia mengajak Savira ke tempat tersebut. Savira juga tidak keberatan dengan hal itu, karna ia selalu ingin tahu tempat-tempat baru. Mereka berdua menikmati momen di jalanan malam itu.
"Vir, katanya daerah sini ada tempat roti bakar yang enak banget. Cobain yuk!" Ajak Jefran semangat.
Savira yang memang dasarnya sangat suka roti bakar, tanpa berpikir lama ia pun menyetujui ajakan Jefran.
Mereka berdua pun terus menelusuri jalanan itu hingga sampailah di tempat tujuan.
Jefran sangat menikmati momen tersebut. Kapan lagi Jefran bisa berlama-lama berdua bersama Savira.
Saat Gadis itu tersenyum, sinar rembulan seolah redup karna senyum nya yang sangat indah dan menawan, mengalahkan indahnya cahaya bulan malam itu.
Jefran semakin, semakin terpesona. Mata nya tak ingin berpaling dari gadis itu. Tak hentinya lelaki itu mengagumi Savira. Ia sangat senang, seakan ingin malam itu tak pernah menjadi pagi.
Selesai memakan Roti bakar itu mereka tidak langsung pulang, melainkan masih berbincang.
"Makasih banyak ya, Jef. Udah dua kali lo traktir gue, jadi gak enak. Lain kali gue yang traktir lo, ya?" Cetus Savira sambil tersenyum.
"Santai aja, Savira. Lo seneng gak makan disini?" Tanya Jefran.
"Seneng banget, Jefraann! roti nya enak banget! gue sukaa!" Jawab Savira dengan senangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Boy Friend, J
Teen Fiction28 Desember, Pertemuan pertama antara seorang gadis dan tetangga barunya yang kemudian menjadi teman yang semakin dekat seiring berjalannya waktu. Ya, percaya tidak percaya. Memang rasanya tidak mungkin jika pertemanan antara perempuan dan laki-la...