Siang itu dua orang gadis sedang asik menyantap makanan favorit mereka, yaitu seblak. Siapa yang tidak suka seblak? makanan dengan aroma kencur yang khas membuat daya tarik tersendiri bagi makanan tersebut.
Hampir setiap minggu dua gadis itu selalu mampir ke kedai seblak langganan mereka.
"Enak bangeeett!" Ucap salah satu gadis. Ia sangat menikmati rasa makanan tersebut.
"Emang, seblak nya Teh Dini emang best." balas gadis satunya lagi yang masih mengunyah.
Sang pemilik kedai alias Teh Dini yang mendengar pembicaraan dua gadis itu terkekeh kecil. Dirinya merasa tersanjung karna makanan buatannya dipuji.
Di sisi lain, di sebrang kedai, seorang laki-laki berjalan menuju kedai tersebut. Dirinya hendak membeli cilok. Fyi, kedai Teh Dini tidak hanya menjual seblak, namun juga menjual berbagai makanan lainnya seperti cilok, pangsit, spaghetti dan siomay.
Saat sedang menunggu cilok pesanannya, laki-laki itu duduk di salah satu kursi disana. Tapi tiba-tiba lelaki itu melihat dua gadis yang ia kenal. Tanpa berpikir lagi ia langsung menghampiri dua gadis itu.
"Hei!" Lelaki itu tiba-tiba menggebrak meja yang sedang di tempati dua gadis tadi.
Secara reflek, dua gadis tadi terkejut. "Gila lo! kalo gue jantungan gimana?!" Ucap salah satu gadis dengan kesal.
"Hehehe, sorry. Kalian jajan kok gak ngajak-ngajak sih." Balas laki-laki itu seraya duduk di depan dua gadis itu.
"Eh, Vir, lo kan kemarin ulang tahun nih, traktir dong." Ucap cowok itu mengangkat kedua alisnya.
"Sorry, Jef, duit gue pas-pasan." Balas gadis itu, Savira.
Jefran mendengus kesal. Sementara gadis satunya lagi tak lain dan tak bukan adalah Junisha hanya tertawa kecil.
"Nih cikok nya, dek." Ucap Teh Dini yang membawa sepiring cilok pesanan Jefran tadi. Wanita itu pun menaruh piring tersebut di hadapan Jefran setelah itu kembali menjaga kedai.
Kini ketiganya-- Junisha, Savira dan Jefran makan bersama. Di tengah kegiatan mereka tersebut, mereka juga sedikit berbincang tentang sekolah. lusa, mereka sudah mulai kembali masuk sekolah setelah libur akhir tahun.
"Lo sekolah dimana, Jun?" Tanya Jefran seraya menyuapkan cilok ke mulutnya.
"Gue sama kaya Savira, di SMA Pelita. Kalo lo dimana?"
"Gue SMA Tunas Bangsa." Jawab Jefran. Gadis yang menjadi lawan bicaranya tersebut mengangguk pelan.
"Berati sekolah kita deket dong." Ucap Savira.
Memang benar, kedua SMA tersebut jaraknya berdekatan. Jarak antara dua SMA itu tidak lebih dari 100 meter.
Jefran mengangguk lalu tersenyum pada Savira, "Boleh kali ntar gue jemput lo pulang sekolah." Cowok itu menaik-turunkan kedua alisnya.
Melihat itu Savira mengangkat bahunya merasa geli saat Jefran mengatakan hal itu.
Setelah menyelesaikan kegiatan makan mereka tersebut, ke-tiga nya berjalan tanpa tujuan. Mereka bosan, entah apa yang harus mereka lakukan.
Karna merasa tidak punya jalan keluar akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Lagi pula mereka harus menyiapkan perlengkapan sekolah untuk lusa bukan?
***
Malam hari pun tiba. Gadis pemilik nama Junisha itu sedang asik memainkan ponselnya di dalam kamar. Sampai tiba-tiba gadis itu merasa bosan.
Dirinya bingung dan memutuskan untuk mengirim pesan pada Savira.
––––––––—————————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Boy Friend, J
Roman pour Adolescents28 Desember, Pertemuan pertama antara seorang gadis dan tetangga barunya yang kemudian menjadi teman yang semakin dekat seiring berjalannya waktu. Ya, percaya tidak percaya. Memang rasanya tidak mungkin jika pertemanan antara perempuan dan laki-la...