Sore itu sepulang sekolah, seperti yang sudah di janjikan, Junisha dan Savira akan mampir ke tempat mi ayam yang kemarin didatangi Savira.
Kedua gadis itu tengah berjalan dengan disertai senda gurau untuk menghibur mereka masing-masing.
Tak terasa, langkah demi langkah akhirnya membawa mereka ke tempat tujuan. Langsung saja kedua gadis itu memasuki tempat mi ayam tersebut.
Tak disangka, suasana di dalam angkringan tersebut ternyata sangat ramai. Kalau dilihat dari pakaian orang-orang itu sepertinya mereka baru pulang dari bekerja.
"Waah... rame juga ternyata." Gumam Junisha. Gadis itu mulai panik, ia takut nanti tidak kebagian porsi mi ayamnya. haduh...
"Iya nih. Gue gak tau bakal serame ini." Ucap Savira.
"Yaudah kita tunggu aja, Vir" Ucap Junisha.
Keduanya pun duduk di kursi yang sudah disediakan. Mereka dengan sabar menunggu, berharap masih ada bagian untuk mereka.
Mungkin sekitar 20 menit telah berlalu, tempat itu pun perlahan sepi. Dan tiba lah giliran mereka untuk memesan. Kedua gadis itu sangat senang, akhirnya setelah menunggu cukup lama, kini giliran mereka.
"Mang, saya mau pesan 2 porsi ya, makan disini." Ucap Savira
"Siap neng." Ucap Mang Aji tanpa menoleh kebelakang. Pria itu dengan cepat menyajikan dua porsi mi ayam yang baru saja dipesan.
"Nih, neng mi ayam spesial nya... silahkan," Mang Aji menaruh dua mangkok berisi mi Ayam di atas meja yang ditempati dua gadis itu.
"Yey! makasih Mang," Ucap Junisha tersenyum dengan senang.
Saat hendak berbalik badan, Mang Aji tidak sengaja melihat Savira. Pria itu pun terdiam seolah sedang mengingat sesuatu.
"Neng, neng teh yang kemarin sama si jejep kan? Oh neng teh pacarnya jejep ya!" Ucap mang Aji tiba-tiba.
ukhuk!
Mendengar itu hampir saja Savira menyemburkan air dari mulutnya. Tentu saja gadis itu sangat terkejut. Suasana tiba-tiba menjadi canggung.
"Ekhem!" Junisha berdehem mencoba menyadarkan gadis di sampingnya.
"Eh, enggak Mang... saya bukan pacarnya, saya cuma temen Jefran." Jawab gadis itu gugup.
"Masa sih? kemarin kayaknya mesra banget." mang Aji meyeritkan keningnya tidak yakin.
"Mana ada mesra. Biasa aja kok." Ucap Savira semakin gugup.
"Hahaha, gitu ya... maaf ya neng, kirain pacar si jejep." Ucap mang Aji seraya berbalik badan dan meninggalkan kedua gadis itu.
"Hehe, iya gapapa mang" Ucap Savira.
Suasana terasa sangat canggung sekarang. Junisha menatap sahabatnya itu sambil sedikit menahan tawa.
"Gak lucu sumpah, Sha. Gak usah ketawa gitu please! gue malu!" Ucap Savira sedikit menekan.
"Cie..." Junisha mengolok-olok gadis itu sambil masih terus menahan tawa.
***
"Makasih banyak ya, vir. Lo udah ajak gue makan di tempat enak. Gue seneng banget!" Ucap Junisha
Savira mengangguk. Mereka kini sedang berlajan menuju rumah.
"Daaah! gue pulang ya!" Savira melambaikan tangan sambil terus berjalan menjauh dari hadapan Junisha.
"Bye! Thank you for today Savira! I LOVE YOU!" Teriak Junisha.
"IYA! LOVE U TO!" Balas Savira dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Boy Friend, J
Roman pour Adolescents28 Desember, Pertemuan pertama antara seorang gadis dan tetangga barunya yang kemudian menjadi teman yang semakin dekat seiring berjalannya waktu. Ya, percaya tidak percaya. Memang rasanya tidak mungkin jika pertemanan antara perempuan dan laki-la...