05

531 70 16
                                    

-ʊ-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-ʊ-

Bucky membelalak, wajahnya memerah dengan campuran kemarahan dan rasa malu. Dia tahu 077 tidak main-main, aura ancaman dan dominasi pria itu begitu nyata. Bucky berusaha melepaskan diri, namun pria yang lebih besar darinya hanya mengeratkan pelukan di pinggangnya, mencegahnya bergerak terlalu jauh.

"Jangan khawatir, Chérie. Aku tidak akan melakukan apapun… selama kau diam dan patuh." desis 077, bibirnya hampir menyentuh telinga Bucky, membuat bulu kuduknya meremang.

Langkah kaki di luar semakin mendekat, suara sepatu berat yang bergerak dengan ritme tetap. Bucky memejamkan mata sejenak, berharap siapa pun yang mendekat akan menemukan mereka dan mengeluarkannya dari situasi ini. Tapi suara langkah itu tiba-tiba berhenti, seolah orang di luar berubah pikiran dan pergi menjauh.

Saat keheningan kembali melingkupi ruangan, Bucky merasakan napasnya mulai stabil meski masih terguncang. Ia melirik 077, pria itu tampak santai, seolah tidak ada yang terjadi. Namun, senyuman tipis yang menghiasi wajahnya menunjukkan bahwa dia menikmati ketidaknyamanan yang dirasakan Bucky.

"Kau ini kenapa selalu seperti ini ketika bersama ku kenapa tidak para polwan saja?" Bucky bertanya karena dia bingung tentu saja, dari sekian banyak nya polisi wanita mengapa harus dirinya yang kena.

077 memiringkan kepalanya sedikit, lalu menyeringai, "kau lebih menarik dari mereka. Jika kau selidiki seisi sipir yang ada disini, kau akan menemukan hal tak terduga dan itu berkaitan dengan seksualitas."

Tangan nya menyelinap masuk kedalam seragam bucky, mengelus perutnya yang datar. "Suatu saat nanti perut ini akan di isi seorang bayi, dan ayah bayi yang ada didalam ini adalah diriku. "

Wajah Bucky memerah samar lalu menukikkan alisnya, sepertinya pria didepannya ini sudah gila.

"Bermimpilah!" bucky mendengus seraya menggembungkan pipinya.

"Jangan memasang wajah seperti itu." kata sang 077. "Apalagi didepan orang lain selain diriku dan... Robot mu."

Bucky terkejut, "d-dari mana kau tau aku punya robot?" tanya nya dengan nada pelan.

"Aku tau segalanya Chérie." dia mengelus bibir bucky dengan jempolnya dan menatap Iris onyx pria manis itu intens.

Bucky diam sambil menatapnya dengan penuh keraguan setelah mendengar kalimat yang diucapkan tahanan tersebut. Pria itu meraih dagu Bucky dengan satu tangan ketika simanis menunduk, memaksanya untuk menatap langsung ke matanya.

"Pergilah Chérie, sebelum aku benar-benar menerkam mu." Setelah berkata demikian, 077 melepaskan bucky membiarkan pria manis itu bebas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not just a robotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang