Bab 42. Perangkap Serigala

44.7K 2.7K 94
                                    


Malam semuanya ... ga malam banget kan, baru juga jam segini 😌

Yang kangen keganasan Arash, bab ini buat kalian OHOHOHO 🌚🌚

HAPPY READING

***


 

Seharusnya Lily tidak memercayai Arash. 

Membantu mengganti baju?

Itu sama saja menyerahkan diri ke mulut singa. 

Tapi ... bukankah Arash sudah berjanji tidak akan macam-macam?

“Mas tangannya ...”

Ujung jemari Arash yang sengaja menyentuh kulit telanjang Lily ketika mengangkat dress yang wanita itu pakai membuat tubuh Lily berdesir. Tatapan mereka bersitatap, sorot tajam itu buas memerangkap pandangnya. Sudut bibir Arash tertarik tipis. “Ada apa dengan tangan saya?”

Lihat, tukang modus ini. Hanya dengan tatapan mata, Arash mengerti apa yang ingin Lily utarakan.

“Saya bukan modus Love, tapi dress yang kamu pakai saat ini terlalu ketat, jadi bagaimana cara saya mengangkatnya tanpa menyentuh kulit kamu sama sekali?”

Masuk akal juga. Sialnya otak Lily menerima menjelaskan Arash. Namun, ia tak percaya kalau Arash tak berniat modus. Lelaki itu sengaja menyentuh sepanjang pahanya, sekarang ia berlama-lama mengangkat dress yang telah mencapai perut Lily.

“Angkat tangan kamu.”

Perintah itu dituruti Lily dengan patuh. Kedua tangannya terangkat, menunggu Arash meloloskan dress ketat itu dari tubuhnya. Hening, hingga Lily hampir bisa mendengar detak jantungnya sendiri. 

“Kalau di rumah mama nanti, jangan pakai baju ketat begini ya Sayang.” Meski tegas, kalimat itu dituturkan dengan lembut. “Walau bahannya nyaman, tetap saja ga boleh. Saya nggak ngizinin.”

“Walau di kamar doang?”

Arash sempurna menarik dress Lily hingga melewati kepala, membiarkannya tertahan di sana hingga tangan Lily mau tak mau harus tetap terangkat ke atas. 

“Di kamar ya ....” kalimatnya menggantung, jelas sekali Arash tengah menimbang. “Selama saya juga ada di kamar, saya pikir ga ada masalah. Tanpa saya, tidak boleh,” tegasnya tak mau di bantah.

Lily tak protes lagi, ia memang tak memasukkan satu pun koleksi dress sexy-nya ke dalam koper. Tak akan terpakai juga. Walau Arash mengizinkannya memakai pakaian terbuka sekali pun di rumah mertuanya, Lily tak akan memakainya. Sisinya yang itu biarlah disimpan eksklusif hanya untuk Arash.

“Paham, Love?”

Lily mengangguk.

Good girl.”

Lily merona dengan bisikan rendah itu, ia lekas menarik tangannya membiarkan Arash kembali menegakkan tubuh. Berdiri menjulang di depan Lily yang hanya dibalut pakaian dalam. Dingin AC membuat Lily mengusap lengan, pergerakan kecil itu tak luput dari perhatian Arash.

Oh My Husband (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang