Bab 29. Berita Baik atau Buruk.

73.5K 4.2K 427
                                    

Malam semuanya ✨️

Ini boleh jadi bab yang ditunggu-tunggu 🫶

Happy reading ...

***

Jangan berharap lebih. Tak ada kegiatan panas apa pun yang terjadi malam itu. 

Berkaca dari yang sudah-sudah, Lily tak membuka satu pun pintu kemungkinan untuk Arash melangkah lebih jauh. Sekali diizinkan, Arash sulit dikendalikan. 

Dia juga masih lelah, oke? Apakah Arash tak lihat kondisinya yang amat sangat tak memungkinkan untuk bergulat panas di atas ranjang? Tenggorokan Lily bahkan serak. Ia tak sanggup untuk menjerit lagi. Jadi tolong, sudi kiranya Bapak Arash Al Faruk untuk mengerti.

Setidaknya beri Lily waktu satu minggu untuk beristirahat, walau besar kemungkinan Arash tak sesabar itu. Jangankan satu minggu, dua hari saja Arash mana tahan.

Setahunya, Arash pandai mengontrol diri. Selama delapan bulan, lelaki itu tak pernah sedikit pun macam-macam dengannya. Kenapa sekarang seperti serigala liar?

Ajaibnya, malam itu Arash mau mengalah. Lelaki itu hanya sekedar memeluk Lily tanpa berbuat apa pun. Meski hasratnya akan diri Lily mulai merangkak naik, selama Lily tak memberi izin, Arash akan menurut. 

Tidak, sebenarnya ia tak sepatuh itu. Hanya saja, Lily tak berhasil ia goda. Jadi, mereka hanya berakhir memeluk sepanjang malam. 

Yah, salahkan Arash yang membuat Lily pingsan. Wanita itu pasti perlu waktu untuk memulihkan diri. Syukur-syukur Lily tak takut padanya. Itu sudah lebih dari cukup.

Sejak saat itu juga, Arash belum pernah lagi meminta hal-hal aneh. Setidaknya bertahan sampai hari ini—seminggu setelah drama pingsan saat bercinta itu terjadi.

Selain itu, dibanding bersabar untuk tak menggunakan tali temali, dasi dan borgol yang belum tersentuh sampai saat ini. Ada hal yang lebih menguras kesabaran Arash. Yaitu: Si Kuning Luntur. Arash ingin sekali mengembalikan kucing gembul itu pada Catly. Namun, jika hal itu ia lakukan Arash takut berakhir tidur di luar. Membayangkannya saja membuat Arash bergidik ngeri. 

“Selamat pagi Popipop. Ututu ... sudah bangun anak kesayangan Mama. Sini cium dulu.”

Berbanding terbalik dengan penampilannya yang rapi paripurna dari ujung rambut sampai ujung kaki. Raut wajah Arash kusut se kusut kusutnya saat melihat istri tercintanya memberi ciuman bertubi-tubi pada wajah berbulu lembut Popipop.

Arash bahkan tak pernah dicium seperti itu dan Popipop dengan mudah mendapatkannya tanpa meminta. Sialan!

Love ...”

Suara berat Arash kontan menghentikan Lily dari aktivitas kesukaannya. Wanita itu menoleh sekilas hanya untuk bersitatap dengan Arash yang berdiri di samping lemari dengan memegang dasi di tangan sebelah kanan. “Kenapa Mas?” tanyanya.

Hanya sampai di sana saja. Lily langsung mengalihkan perhatian dari Arash dan fokus pada Popipop. Seakan Arash hanya remah-remah rengginang. 

Sebelah alis Arash terangkat. Serius? Dirinya kalah saing dengan kucing tak bisa apa-apa itu? Bukankah ini disebut perselingkuhan? Dan menyebalkannya Arash tak bisa protes apalagi menyebut Popipop sebagai orang ketiga. Popipop bukan “orang”.

“Lily, saya lupa cara memasang dasi. Bisa tolong pasangkan?”

Sungguh pertanyaan bodoh. Namun, Arash akan melakukan apa pun demi mendapat atensi penuh dari wanita yang tegah duduk bersila di samping ranjang Popipop itu.

Oh My Husband (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang