Bab 38. Sweet but ...

56.9K 3.1K 158
                                    

Warning!!

Hati-hati diabetes 

Vote dulu bestiee, jangan lupa 👊 Keasikan baca lupa lu 😭

***


Pagi, Love

Saya ada di ruang kerja, kalau perlu apa-apa telepon aja, oke?

Popipop sudah saya kasih makan

Ayam juga sudah saya kasih makan

Tanaman di belakang sudah saya siram

Baju-baju kotor kita sudah saya cuci + jemur

Saya sudah beres-beras

Kamu istirahat aja, ga sudah ngapa-ngapain. Kalau mau sarapan telpon saya oke? Ada sop ayam di dapur, nanti saya bantu hangatkan. 

Oh iya, kalau mau mandi. Jangan lupa minta bantuan suamimu ini ya? 

Tertanda

Arash Al Faruk.

Secarik kertas di atas nakas samping tempat tidur tak henti-hentinya membuat Lily senyam-senyum tak jelas. Bukan hanya secarik kertas, Arash juga menyiapkan sepiring buah, semangkuk kecil kurma, termos berisi air hangat dan cangkir kosong. 

Bagaimana hati Lily tidak jungkir balik kalau perlakuan Arash semanis ini? 

“Coba liat Papa kelakuan Papa kamu, Dek ... manis banget kan?” Lily mengelus perutnya lembut. “Kalau kamu sudah lahir nanti, Mama pastikan kamu ga akan kekurangan peran seorang ayah. Kamu akan disayang, kamu akan dimanja dan kamu akan dicintai.”

Lily tahu betul bagaimana menyiksanya tumbuh tanpa peran seorang ayah, maka ia akan mengusahakan anaknya tak akan merasakan hal yang sama dengannya. 

Saya sudah beres-beres.

Tanpa Arash menuliskan hal itu pun, Lily tahu suaminya itu sudah beres-beres. Kamar mereka bersih dan rapi. Tidak ada pakaian berserakan apalagi kondom bekas tadi malam. 

Entahlah, Lily tak tahu mereka menghabiskan berapa pengaman, yang pasti cukup banyak sampai Lily tepar. Ia bangun kesiangan, matahari sudah meninggi, perutnya seperti biasa mual setiap kali bangun pagi. Namun, hari ini tak separah biasanya. Hingga Lily masih bisa membaca secarik surat dari Arash dengan nyaman.

Oh iya, kalau mau mandi. Jangan lupa minta bantuan suamimu ini ya?

Untuk yang satu ini, Lily tidak akan melakukannya. Minta mandikan Arash? Itu namanya menggali kuburan sendiri. Sampai saat ini pun, setiap kali mandi Lily wajib mengunci pintu kamar mandi kalau Arash ada di rumah.

Beruntung hari ini Lily tidak punya rencana apa-apa, revisi novelnya juga sudah selesai, ia bisa bersantai. Berdoa saja mereka tak kedatangan tamu tak terduga hari ini, kalau hal itu terjadi, Lily akan kerepotan menutupi kiss mark di sepanjang leher dan belakang telinganya. 

Seganas itu memang Arash, tapi Lily tak kuasa menolak. Arash selalu bisa membuatnya hilang akal. Wangi tubuhnya, tatapan matanya dan semua permainan yang membuat Lily panas dingin. 

Wanita itu menggeleng, mengusir bayang-bayang tubuh liat penuh keringat Arash yang tiba-tiba saja terlintas di kepala.

“Lupakan Ly, lupa—huek.”

Tarik napas ... buang napas. Oke Lily menyerah. Akhirnya buah yang Arash siapkan tak tersentuh sama sekali sampai mualnya membaik. Lily juga tak berniat menelepon Arash, suaminya itu pasti sibuk mengajar saat ini.

Oh My Husband (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang