"Mana berani aku Di, aku temenan sama kamu aja udah cukup. Tapi perasaan aku gak mau kalo diajak sebatas teman" Jawab Laily lalu tertawa kecil kepada Radi.
"Berarti mau diajak serius, mau langsung nikah aja gak La?"
"Mana bisa gitu, yang bener aja kamu Di" Jawab Laily, batin Laily sebenarnya sudah tidak tahan. Laily ingin berteriak menyalurkan rasa salah tingkahnya.
"Bener, tapi gak sekarang. Nanti tunggu aku punya semuanya"
"Aku pegang omongan kamu Di, bakal aku tagih pas kamu udah dapat semua yang kamu pengen" Terus Laily sambil tertawa.
Radi mengangguk mendengarkannya lalu Radi melihat ke arah luar. Hujannya telah pergi "Ayo pulang La, hujannya udah reda" Ajak Radi berdiri dan menjulurkan tangan kepada Laily dengan maksud mengajaknya bergandengan.
"Ayo" Laily dengan tanggapnya mengambil tangan Radi, menggandeng tangan Radi.
Keduanya berjalan bergandengan di atas jalan yang basah dan di tetesan air dari pohon. Keduanya juga tersenyum sambil mengayunkan tangan menuju ke tempat parkir.
Mulai terlihat, jok motor yang basah dengan air itu. Sesampainya di depan motor, Radi mengambil lap untuk membersihkan jok yang berair itu ia sudah dia sediakan setiap musim hujan.
Diperjalanan pulang Laily berpikir apa status hubungannya sekarang? Laily ingin menanyakan kepada Radi, namun ada sedikit ragu bertanya. Laily berpikir mungkin Radi akan memberi tau besok atau mungkin nanti di via whatsaap.
Keduanya sekarang seperti tokoh film romantis sang perempuannya melingkarkan tangannya di perut sang laki laki. Bak pasangan yang tidak mungkin putus.
Setelah Radi memulangkan Laily, dia langsung pulang ke rumahnya. Hanya mengucapkan "Bye La, jangan lupa bersih bersih dulu. Aku pulang duluan, nanti kalo sudah sampai aku chat" Lalu Laily menganggukkan kepalanya dan melambaikan tangan kepada Radi yang terus menjauh darinya.
Laily berjalan memasuki rumahnya, sampainya dia dikamar Laily langsung membanting tubuhnya di kasurnya. Laily merasa lelah tapi lelah itu hilang saat Laily teringat apa kata Radi tadi. Laily benar benar salah tingkah. Benar benar tidak di sangka Radi akan begitu.
"Mimpi apa aku" Ucap Laily menutupi wajahnya, dia menendang menendang kasurnya melampiaskan perasaan bahagianya. "AAAAAAAAAA!!!!" Akhirnya setelah menahannya keluar juga teriakannya. Tidak terlalu keras namun cukup untuk melampiaskan perasaan senangnya.
Laily meraih handphone di sakunya. Lalu mengecek, apakah Radi mengirimi pesan. Namun tidak ada notifikasi apapun dari Radi, "Mungkin Radi belum sampai" Ucap Laily lalu menaruh handphonenya dan melangkah menuju kamar mandi.
Selesainya membersihkan tubuhnya, Laily langsung menidurkan badannya. Laily lupa akan pesan Radi tadi, mata Laily terlelap begitu saja. Mungkin badannya lelah namun perasaannya berbohong tidak lelah.
Ke esokan paginya sebelum Laily pergi bekerja, dia baru teringat pesan Radi semalam. Tangan Laily dengan cepat mengambil handphone dan segera melihat pesan dari Radi.
Namun nihil, tidak ada satu pun. Laily menghela nafasnya pelan "Mungkin Radi lelah, apa aku chat aja ya?" Gumam Laily sendirian. "Tapi jangan deh, mungkin Radi masih istirahat" Laily mengabaikannya lalu pergi menuju tempat kerjanya.
Mood Laily benar benar baik, bibirnya tidak berhenti tersenyum. Laily selalu teringat ucapan Radi, masih tidak menyangka. Seorang Radi jatuh hati kepada ku?
Padahal aku hanya gadis biasa, walaupun sama dengan Radi. Kami sama sama digaris biasa kekurangan tidak berkecukupan juga tidak. Namun Laily kadang merasa tidak percaya diri akan sekarang, tapi kali ini Laily akan berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE ME [On Going]
Fiksi Penggemar"Maaf La" Tuturnya sambil menunduk, matanya tidak mampu menatap Laily. Ia benar benar menyesal dengan apa yang terjadi "Maaf, maafin aku" Laily, Laily hanya berdiam sambil menahan air matanya. Laily tidak menjawab sepatah kata pun. Hanya tidak meny...