prologue

4.1K 301 9
                                    


Tandai jika ada kesalahan kata





Rintik hujan membasahi dedaunan di luar, menciptakan melodi menenangkan yang menemani malam. Cahaya lampu jalan menembus jendela, menerangi ruangan dengan samar. Sejak lama, kota ini merindukan sentuhan dingin air hujan.

Seorang pemuda tengah bersantai di kasur, sebuah novel tebal tergelatak di pangkuannya. Dalam suasana syahdu seperti ini, siapa yang tak ingin melupakan sejenak hiruk pikuk dunia? Cuaca seperti ini memang sempurna untuk bermalas-malasan.

"Aku suka novel ini... Kisahnya seperti dongeng modern, tentang gadis biasa yang meraih cinta sejati," katanya sambil tersenyum puas, matanya berbinar-binar.

"Dan tentu saja, keadilan selalu ditegakkan," tambahnya, seolah-olah ikut merasakan kemenangan sang tokoh utama.

Setelah puas menikmati akhir cerita, ia meletakkan buku itu di tepi kasur dan memejamkan mata, siap untuk bermimpi.

⋆⋆⋆

Hai, kenalin aku Adra. Adra Aldebaran Hutama, seorang pekerja kantoran berusia 24 tahun dengan tinggi 171 cm. Kehidupan sehari-hariku terbilang biasa saja, tak ada yang istimewa.

Aku punya seorang adik perempuan yang masih kecil, dan kedua orang tua yang selalu ada untukku. Meski begitu, hubungan kami terbilang cukup formal. Mungkin karena jarang mengobrol yang mendalam, aku jadi terbiasa menyendiri dan kurang terbuka.

Di kantor, lingkup pertemanan cukup terbatas. Harianku monoton: bekerja, pulang, dan mengurusi rumah mungilku. Meski terdengar membosankan, aku merasa nyaman dengan rutinitas ini. Rumah ini, bagiku, lebih dari sekadar tempat tinggal; ini adalah duniaku.




_____________________________________




C

ahaya yang sangat terang menerpa wajahnya yang sangat cantik, dengan masih mengantuk dia membuka matanya sedikit dan samar-samar ia lihat seorang wanita...? Tunggu, apa wanita?

Dia langsung tersentak bangun dari tidur nyenyaknya, beralih duduk sambil mengucek matanya, masih berusaha mencerna apa yang terjadi.

Ini bukan kamarnya. Kamar ini begitu besar dan mewah, jauh berbeda dari kamar sempitnya di rumahnya.

 Kamar ini begitu besar dan mewah, jauh berbeda dari kamar sempitnya di rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi gambar) Pin

Dengan jantung berdebar kencang, dia mencoba mengingat kejadian terakhir. Seingat dia, tadi malam dia sedang membaca novel di kamarnya. Bagaimana bisa dia berada di sini? Rasa penasaran dan ketakutan bercampur aduk dalam dirinya. Dia berusaha bangkit dari tempat tidur, namun tubuhnya terasa lemas.

"Aku di mana?!" teriaknya histeris, tubuhnya menegang.

Wanita yang baru saja membuka tirai itu terkejut bukan main.

"P-pangeran... ada apa?" tanya wanita itu, suaranya gemetar.

"Apa?! Pangeran?!" balasnya tak percaya, suaranya meninggi beberapa oktaf. "Jangan bercanda! Ini di mana?!!"

Dengan gerakan cepat, ia meraih pisau buah di atas meja nakas dan mengarahkannya ke arah wanita itu.

"Katakan! Di mana aku?!" teriaknya lagi, kali ini dengan nada mengancam.


⋆⋆⋆


______________________________________


Sudah di revisi

Halooo, Prologue sudah selesai nihh, maaf yaa jika ada yang kurang 😓
Jangan lupa,vote dan komen follow juga yaa hihii😋.

Menurut aku yaa, ketika hidup kalian yang kalian jalani sekarang itu sudah biasa, tapi bagaimana jika terjadi perubahan? Yaa seperti kmu transmigrasi?
Aku merasa realistik rasa takut di dunia baru yang hanya kita ketahui. Merasuki dan terlahir kembali itu dua hal yang berbeda. Kalau terlahir kembali boleh dianggap kita sebagian dari dunia tersebut kalau merasuki itu semua keperibadian akan berbeda dengan orang yang kita rasuki...

I want to go backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang