⋆.˚eleven🦋༘⋆

2.1K 219 37
                                    

⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya, ramalan ibunya menjadi kenyataan. Cassadra kini menduduki takhta sebagai permaisuri, berdampingan dengan sang kaisar.

Awalnya, kehidupan mereka bagai dongeng. Kasih sayang mereka mekar bak bunga di musim semi, dan Cassadra, yang telah ditempa sejak kecil, menjadi pendamping yang sempurna.

Namun, seiring berjalannya waktu, kehangatan itu perlahan memudar. Kaisar, yang dulunya begitu penuh gairah, kini menjadi sosok yang dingin dan jauh.

Dua tahun berlalu, namun rahim Cassadra masih belum memberikan kabar gembira.

Kekecewaan mendalam tergambar di mata sang kaisar, sementara Cassadra merasa hatinya tercabik-cabik.

Perang datang, menjadi pelarian bagi kaisar dari kesedihannya. Setahun lamanya ia pergi, meninggalkan Cassadra dalam kesendirian yang pahit.

Ketika kabar kemenangan tiba, hati Cassandra berbunga harapan. Namun, harapan itu sirna ketika ia melihat sosok wanita lain di samping sang kaisar.

Wanita itu, dengan anggunnya duduk di kereta kuda, mengundang bisikan dan tatapan penuh tanya dari para pengawal.

Di istana, Cassadra berdiri di bawah lengkungan bunga mawar putih, menanti kedatangan suaminya.

Bunga-bunga itu, yang selalu mengingatkan sang kaisar pada dirinya, kini terasa begitu ironis. Hatinya bergemuruh, antara harapan dan kepedihan.

Kaisar melompat turun dari kudanya, langkahnya tergesa menuju kereta yang telah menunggu.

Pintu kereta terbuka, memperlihatkan sosok wanita dengan kecantikan yang memukau. Rambut hitam legamnya terurai indah, matanya yang berwarna ungu malam berkilau misterius.

Hamil enam bulan, perutnya membuncit indah di bawah balutan kain sutra.

Hati Cassadra, sang permaisuri, langsung meronta-ronta.

"Apakah ini benar?" gumamnya dalam hati. Ia telah menunggu kedatangan sang kaisar dengan segenap harapan, namun kenyataan yang ia hadapi jauh melampaui imajinasinya.

Kaisar mengulurkan tangan, membantu wanita itu turun dari kereta. Tatapan lembutnya tertuju pada wanita itu, membuat hati Cassadra semakin hancur.

Dengan anggun, wanita itu menyandarkan tubuhnya pada kaisar, seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih yang sangat mesra.

Ketika mereka melintas di hadapan Cassadra, sang kaisar bahkan tak meliriknya.

I want to go backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang