⋆.˚seventh🦋༘⋆

506 62 9
                                    


⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enrique menghela napas panjang. Ajakan Miranda untuk keluar lagi membuatnya jengkel.

Dengan langkah gontai, ia menuju perpustakaan yang sunyi. melarang Miranda dan Alvino mengikutinya.

Deretan rak buku kuno menjulang tinggi, menjanjikan petualangan intelektual yang menenangkan.

Harum khas buku tua memenuhi ruangan, membuai pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harum khas buku tua memenuhi ruangan, membuai pikirannya.

Perpustakaan itu bagaikan labirin pengetahuan. Rak-rak buku yang menjulang tinggi dijejali ribuan buku kuno, masing-masing menyimpan rahasia masa lalu.

Enrique pergi ke perpustakaan dengan dua tujuan: mencari tahu lebih banyak tentang dunia yang sedang ia tinggali dan melupakan kejadian tidak menyenangkan semalam.

⋆.˚

⋆.˚

⋆.˚

⋆.˚

Flashback last night


"Melihat sikap kamu yang nakal, membuatku ingin sekali... menggigit mu," ujarnya dengan nada menggoda, matanya menyala penuh emosi.

Kata-kata itu menancap di benaknya. Enrique tertegun, otaknya berusaha mencerna makna di balik kalimat itu. Belum sempat ia merespons, tangannya sudah ditarik kasar.

Wajah tampan pemuda itu kini sangat dekat, terlalu dekat. Cahaya rembulan memantul di mata mereka, menciptakan atmosfer yang aneh, antara keindahan dan ketegangan.

Daniel mencengkram pinggang Enrique erat, senyum tipisnya terasa meremehkan.

"H-hey, apa-apaan ini? Lepaskan!"

I want to go backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang