ST-4

218 19 7
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

*

*

Mansion Relle?

Nampak seorang pria yang hampir memasuki kepala empat itu menatap sebuah foto besar di ruangan khusus, di foto itu terdapat wanita cantik dengan tatapan teduh dimatanya, manik indahnya senada dengan bayi yang ada di gendongannya, sama-sama biru shappire.

Dirinya menatap lekat bayi yang tersenyum polos itu dengan perasaan rindu, senyumnya sendu. Setelah istrinya meninggal karena sebuah insiden yang tak pernah ia bayangkan, bayi birunya dibawa pergi jauh darinya. Salahkah dirinya karena kurangnya keamanan di mansion nya dulu tempat ia dan anak-anaknya tinggal.

Karena kelalaian itulah istrinya meninggal, dan bayi yang masih berusia satu tahun itu dibawa kabur oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Hingga saat ini, ia tak tahu dimana keberadaan anak bungsunya.

Padahal ia sudah mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaan sang bayi, sampai 14 tahun sudah terlewati, ia belum pernah berhasil menemukannya.

"Pasti baby ku sudah besar saat ini."

"Aera...., dimana kamu sayang? Ayah terus mencari mu sampai sekarang ini. Sudah 14 tahun semua Ayah jalani tanpa kehadiran dua sosok yang sangat Ayah cintai."

"Tak hanya Ayah, semua keenam kakak mu juga keluarga besar de Alger Relle menunggu kehadiran dirimu kembali nak."

Tanpa izin air matanya mengalir dengan derasnya, mengusap wajahnya kasar ia mengadah ke langit-langit ruangan itu dengan raut memohon.

"Tolong ya Tuhan, pertemukan kembali aku dengan anak ku."

-------

Rabu, 08.13 WIB
de Relle Hospital Group.

Sangat tenang suasana di rumah sakit besar dan mewah itu, interaksi antara para petugas rumah sakit dengan pasien sungguh menghangatkan, senyuman mereka mengisi indahnya pagi hari ini.

Semuanya masih berjalan normal, sampai akhirnya teriakan keras sedikit menganggu para pasien yang sedang berjemur di bawah sinar matahari dengan seorang perawat yang mendampingi mereka.

"TAUFAN SINI FAN! JANGAN LARI-LARI DI KORIDOR!"

"BERHENTI FAN!!!"

Teriakan keras itu berasal dari mulut Fang, ia dan Taufan sibuk berlari kesana-kemari di area koridor juga taman rumah sakit, Fang sedikit kewalahan mengejar Taufan yang larinya cepet banget. Kalau mau tahu cheetah versi manusia, ya si Taufan ini.

Sweet TaufanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang