1 Maret 2024.
Aku berdiri di hadapan dua nisan yang terletak berdampingan, menggenggam buket bunga dalam dekapan. Dingin tanah berembus menusuk kulit, seolah memeluk perasaan yang telah lama kubawa dalam sunyi. Hari ini adalah hari ulang tahunku. Hari yang seharusnya penuh bahagia, tapi tidak pernah benar-benar terasa seperti itu.
“Selamat ulang tahun, Senja,” gumamku pada diriku sendiri, suara yang terdengar asing di tengah kesunyian.
Aku tahu mereka bilang aku adalah pembawa sial, bahwa kehadiranku menyebabkan semua ini. Ayah pergi tepat empat jam setelah aku lahir, dan lima tahun kemudian, bunda menyusulnya. Sejak itu, orang-orang tak pernah berhenti membicarakan cinta mereka yang abadi, kisah yang katanya tak terpisahkan meski maut memanggil. Tapi apa arti semua itu untukku, ketika kenyataannya aku yang tertinggal sendirian?
Aku meletakkan buket bunga itu dengan hati-hati, mataku berkabut saat menatap nisan yang dingin. "Aku memang nggak hidup sendiri, Bunda, Ayah... Kalian punya begitu banyak kekayaan, tapi semua ini buat apa kalau aku hanya hidup sendiri? Bahkan kakek-nenek pun nggak ada di sini. Mereka juga pergi ninggalin Senja."
Kubisikkan kata-kata itu, mencoba mengeluarkan perasaan yang menghimpit dada. “Senja nggak tahu di mana lagi tempat Senja di dunia ini. Hanya tinggal Senja dan anak sahabat Bunda yang ditinggal begitu saja. Berdua saja, itulah keluarga yang tersisa sekarang. Tapi, untungnya Senja nggak terlalu kesepian. Kalian tahu, Bunda, dia selalu menemani.”
Suaraku sedikit melembut, mengenang kehadiran sosok yang kini menemaniku dalam hidup yang sepi. “Oh ya, hampir lupa. Senja menang lomba lukis, Bunda. Senja ingat Bunda punya impian untuk jadi pelukis kan? Senja janji akan mewujudkan itu untuk Bunda. Ini hadiah kecil dari Senja, hadiah buat kalian, semoga cukup untuk membuat kalian bangga.”
Angin malam berembus lembut, membawa suara hampa yang seolah merespon, menemaniku dalam keheningan. Meski dihantui bayangan kelam dan rasa kehilangan yang tak berkesudahan, aku berjanji akan tetap bertahan. Akan kubuktikan, meski hanya tinggal bayangan, cinta mereka akan tetap hidup dalam diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Untuk Senja
RomanceAku tahu mereka bilang aku adalah pembawa sial, bahwa kehadiranku menyebabkan semua ini. Ayah pergi tepat empat jam setelah aku lahir, dan lima tahun kemudian, bunda menyusulnya. Sejak itu, orang-orang tak pernah berhenti membicarakan cinta mereka y...