Bruk
"Lo kalo jalan mata nya dipake dong! asal nabrak orang aja! mata lo dimana anjing!" kesal seorang gadis dengan make up menor diwajahnya, seragamnya ketat. Gadis dengan nametag 'Kayla Aurora' itu Menatap rendah ke arah gadis di depannya.
Gadis di depannya hanya menunduk, rambut panjangnya sampai menutupi wajahnya. "M—maaf kak. Aku gak sengaja." Lourenchia Sazea— kerap disapa Sazea. Bahkan sekedar mendongak menatap lawan bicaranya saja tak berani.
"Maaf lo bilang?! lagian lo buru buru mau ngapain sih?" dagu Sazea tiba tiba dicengkeram erat oleh tangan lentik milik Kayla, mencoba membuat Sazea menatap dirinya.
"Liat gue, kacung! lo pikir lantai lebih cantik daripada muka gue, huh?" Kayla memelototi Sazea, membuat gadis itu gemetar saat memandang wajah sinis Kayla.
"M—maaf kak Kayla. Aku— aku disuruh kak Keano beli b—burger di kantin dan dia cuma ngasih aku waktu sepuluh menit—" Sazea mencoba menjelaskan walaupun dirinya saat ini ketakutan setengah mati, ya Tuhan bisakah ini berakhir saja.
"Sepuluh menit, ya? terus kalo lo gak balik dalam waktu sepuluh menit, bakal diapain?" tanya Kayla sambil tersenyum sinis, matanya menatap seolah merendahkan Sazea.
"A—aku gak boleh deket deket atau suka lagi sama Kak Ken.. dan Kak Ken bakal nindas aku setiap hari.." suara Sazea sedikit gemetar saat mengatakan itu, murid murid yang berlalu lalang melihat itu hanya acuh tak acuh. Tak berniat membantu kacung bernama Sazea itu.
"Dan siapa lo sampe bisa manggil dia dengan sebutan 'Ken'? yang boleh itu cuma yang udah kenal deket sama dia! lo bukan siapa siapanya! lo cuma kacung nya Ken! lo itu cuma babunya Ken, Sazea. Sadar please," ucapan menohok Kayla membuat Sazea menunduk dalam. Tak berani menatap Kayla langsung, tangannya bergerak gelisah.
Kayla tersenyum puas melihat gadis itu menunduk ketakutan, tak susah mengintimidasi gadis di depannya ini. Ucapkan hal hal kejam saja bisa langsung membuatnya meringkuk ketakutan seperti kelinci kecil yang sedang dimangsa serigala.
"Mending lo pergi, jangan beliin apapun buat Ken. Berhenti suka dia, dia itu cuma manfaatin lo. Jadi biarin gue bahagia sama Ken, ya? please sadar diri, lo tuh kaya wibu introvert anjir. Ken mana mau sama orang kaya lo, lemah, gampang ditindas. Ken gak suka cewek lemah. Dia sukanya cewek kaya gue, yang setara sama dia."
"See? mending lo mundur, bitch. Bye." Kayla pergi dari sana, sengaja menabrakan bahunya ke bahu Sazea hingga membuat gadis itu sedikit terhuyung ke belakang.
"Aku benci hidup kaya gini.." gumam Sazea, matanya menatap lantai. Menunduk dalam, seperti biasa hingga rambut panjangnya sedikit menutupi wajahnya hingga membuatnya terlihat seperti penampakan jika dilihat dari jauh.
"Saz, beliin minuman di kantin dong," suruh seseorang yang entah siapa tak dikenal. Namun seseorang itu sudah pasti mengenal Sazea, karena sejak hari itu— hari dimana Keano berkata bahwa Sazea adalah kacungnya dan semua orang bebas menyuruh nyuruh gadis itu.
"U—uangnya?" tanya Sazea, masih menunduk, tak berani menatap lawan bicaranya.
"Pake duit lo lah, lo kan kacung gimana sih masa pake duit gue. Cepetan, gue tunggu di sini ya," ucap gadis itu sambil tersenyum puas.
"Kamu mau minuman apa?" tanya Sazea, sudah tak berani membantah lebih lanjut.
"Kayanya gue mau coca cola deh, beliin ya. Dua, satunya buat gebetan gue." Sazea mengangguk lalu mulai berjalan ke arah kantin, gadis itu tersenyum puas sembari menunggu Sazea kembali dari kantin.
"Gampang banget ternyata, gue gak perlu keluar duit lagi."
Sazea memasuki kantin, matanya menelisik kantin yang masih ramai. Langkah pelannya terhenti, ia berjalan kembali dan membeli burger di salah satu stand. Ia akan memesan burger untuk Keano, tak peduli berapa orang yang mendorongnya untuk tak melayani pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA YANG TERSESAT
FantasyTak terbesit sekalipun di pikiran Kazea bila jiwanya akan tersesat di belahan dunia lain, dan yang paling ngeri diraga orang lain. Beribu ribu pertanyaan bertentangan terus bermunculan diotak mungilnya. Bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi...