2. Kehidupan Baru

25 10 3
                                    

"Seluruh keindahan bumantara tidak akan pernah cukup mendeskripsikan asmaralana mu nan dikara"

Kota Jogja
Rabu,13 Juli 2022.

Tirai langit telah terbuka, setelah malam panjang memeluk luka. Kini sinar mentari memperhatikan kehangatannya untuk memulai kembali pertikaian yang sempat tertunda kala itu .

Suara keributan diantara banyak orang yang berbondong-bondong membaca setiap aksara demi aksara. Memperhatikan setiap nama diri dalam selembar kertas yang telah tertempel di dinding ruangan IXA.

Ada orang yang berdempetan di antara puluhan orang dan ada juga yang menaiki kusi tepat di belakang sekerumunan orang orang.

Isabella senja, menaikkan kursi dan mulai membaca setiap nama yang tertera. Mencari namanya di lembaran tersebut.

Setelah membaca daftar siswa yang masuk ke ruangan unggulan IXA, tiga kali bolak balik akhirnya gadis itu lelah. Diantara 32 siswa yang masuk ke kelas IXA, Isabella bukan salah satunya. Dirinya tak lagi di kelas unggulan pertama.

"Gagal?"

Isabella menundukkan kepalanya ke arah lantai dan mulai bergegas turun dari kursi yang ia naiki.

"Bella, Kita berdua masuk ke ruangan unggulan ke-dua."

Di tengah tengah kegundahan Isabella, gadis yang seumuran dengan Isabella menghampiri dirinya. Gadis itu adalah Elyana Elizabeth.

Elyana memiliki wajah dahayu , membuat kebanyakan orang menjadi dewana akan kehadiran dirinya.

"Guys, We are now on a different path. See you next time guyss." ucap Isabella kepada kedua temannya yang berhasil masuk ke kelas unggulan yang mereka idaman kan selama ini.

Pandang Isabella mulai kabur, matanya dipenuhi dengan air bening yang bersedia untuk jatuh.

Sebelum dirinya benar benar meninggalkan area ruangan IXA, dirinya memberikan pelukan kecil untuk membalut tubuh kedua teman lamanya. Perlahan suara Isak tangis terdengar tipis.

Bagaikan melodi yang tak kunjung berhenti menghayati hati. Mereka bagaikan lukisan indah yang telah retak. Warna warnanya mengalir menutupi rasa sakit yang tak kunjung pudar yang menciptakan sebuah keheningan yang menggema.

Kini pelukan itu perlahan di lepaskan. Isabella melambaikan tangannya ke arah kedua teman lamanya dan mulai melangkah ke arah ruangan IXB.

Disinilah kehidupan baru di mulai.

Kelas IXB SMP Cempaka Putih.

Isabella dan Elyana duduk di bangku paling belakang diantar 32 siswa.

Isabella melihat setiap sudut ruangan IXB. Menatap satu persatu siswa yang masuk ke ruangan unggulan ke-dua.

Namun, pandangan Isabella berhenti di siswa yang sibuk membiarkan jemarinya bermain dengan pena dan buku tulis berhalaman 100 lembar.

Remaja laki laki itu berkulit kecoklatan dan sedikit lebih tinggi dari Isabella. Isabella sudah perna bertemu dengannya sekitar satu tahun yang lampau. Tapi dirinya hanya sekedar mengenal nama dan wajah pemilik, Soal kepribadian dirinya Isabella tak mengetahui sedikitpun.

Remaja itu adalah Marchellino Nero. Siswa yang bertahan untuk menduduki ruangan IXB.

Alisnya seindah garis cakrawala dengan mata cipit yang indah bagaikan bianglala. Hidungnya mahakarya paling sempurna dan senyumannya selalu membuat Harsa.

Diantara harapan yang terbuang, ia temukan keindahan dalam kepedihan. Seolah waktu berkebelit menciptakan bait bait patah di relungan jiwa. Namun, luka yang dalam adalah benih kebijaksanaan dalam perjalanan.

Dan gadis itu mungkin kembali terjatuh dalam asmaralana yang merajat atma dalam akara. Sementara bentala dengan angkuhnya bermimpi memeluk semesta.

Tapi Isabella kembali mengurungkan niatnya untuk terjatuh sama asmaralana terhadap Marcellino. Dirinya terbontang banting akan dirinya yang tak kunjung melupakan yora, Chandra.

Dirinya masih sentiasa menuggu, hingga Chandra kembali dengan bunga matahari. Mengukir senyuman yang paling indah dan menutupi segala luka yang diberikan oleh Buana.

-Satu cinta diantara Kita Berempat-

Jangan lupa vote dan tunggu cpthr selanjutnya (⁠✯⁠ᴗ⁠✯⁠).

Satu Cinta diantara Kita Berempat [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang