Enam

19 4 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bel istirahat sudah berbunyi. Semua murid tampak begitu semangat. Mereka semua sudah sangat lapar karena materi yang membuat otak mereka bekerja terlalu keras.

Semua siswa bergegas menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Giovani dan Edward pun melakukan hal yang sama. Tapi, Giovani akan menjemput pacarnya terlebih dahulu.

Harry dan Nara sudah berdiri di depan ruang kelas mereka, menunggu Edward dan Giovani.

Mereka berempat berjalan menuju ruang kelas Ersya. Ternyata Ersya masih berada dalam kelas dan masih membereskan buku-buku pelajarannya.

"Kalian bertiga duluan aja ke kantin, dan pesanin gue mie ayam dua" ucap Giovani lalu masuk kedalam kelas Ersya.

Suasana didalam kelas sudah sepi, hanya ada Ersya dan Nachelle yang menunggu Ersya.

Ersya yang menyadari kedatangan Giovani menunjukkan senyum terbaiknya.

"Ayo" ucap Giovani lalu memegang tangan Ersya dan menariknya keluar kelas tanpa mempedulikan Nachelle yang bengong karena tidak dipedulikan oleh Giovani.

"Cepetan Na. Atau lo mau gue tinggal" teriak Ersya yang melihat Nachelle masih bengong di tempat duduknya.

Nachelle segera mengikuti Giovani dan Ersya, karena Ia juga sudah sangat lapar.

Giovani segera mencari keberadaan Edward ketika sampai di kantin. Ternyata mereka duduk dipojok bagian belakang. Giovani menarik tangan Ersya menuju pojok belakang diikuti oleh Nachelle.

Seperti biasa mereka menjadi pusat perhatian seisi kantin. Tanpa mereka sadari ada seorang siswi bersama beberapa temannya yang menatap penuh kebencian kearah Ersya.

"Lo akan dapat akibatnya karena udah berani dekat sama target gue" ucap siswi tersebut.

Giovani menarik kursi untuk diduduki oleh Ersya, baru setelahnya Ia duduk. Ersya duduk diantara Edward dan Giovani dan disisi sebelehnya diduduki oleh Harry, Nara dan Nachelle. Kebetulan meja tersebut berisi enam kursi.

"Kalian udah pesan punya gue kan" ucap Giovani.

"Udah" jawab Edward.

"Lo siapa? Kok bisa duduk bareng kita disini?" Tanya Harry kaget, karena ada yang duduk disebelahnya.

"Kenalin nama gue Nachelle, temannya Ersya" ucap Nachelle memperkenalkan diri.

Makanan mereka pun datang. Giovani mengambil miliknya dan juga milik Ersya. Hanya Nachelle saja yang tidak ada.

"Kok gue gak dapet" ucap Nachelle.

"Kalo mau pesan sendiri. Punya mulut kan" balas Harry.

"Kita berdua makan barengan aja" ucap Ersya menawarkan.

"Gak usah. Nih kamu makan punya gue aja" ucap Giovani lalu menyodorkan mie ayam miliknya pada Nachelle.

"Trus Gio makan apa?" Tanya Ersya.

"Makan kamu" bisik Giovani.

Mendengar jawaban Giovani membuat pipi Ersya menjadi merah seperti tomat. Hal itu membuat Ersya semakin menggemaskan dimata Giovani.

"Gak boleh ngomong kaya gitu. Gimana kalo ada yang denger" ucap Ersya sedikit berbisik.

"Emangnya apa yang dia omongin Sya. Kok pipi kamu jadi merah gitu" tanya Nachelle penasaran.

"Gak ada kok. Mendingan kita makan sebelum jam istirahat selesai" ucap Ersya lalu mulai memakan mie ayamnya.

Mereka semua mulai makan dengan tenang. Sedangkan Giovani terus menatap Ersya yang sedang makan.

Baby Boy (Giovani X Ersya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang