Lima

15 4 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini, Giovani sudah berada di depan rumah sederhana milik Ersya. Sesuai dengan janjinya kemarin ketika mengantar Ersya pulang bahwa Dia akan menjemput Ersya untuk pergi sekolah bersama-samaa.

Ketika akan mengetuk, pintu sudah lebih dulu dibuka oleh Ersya. Membuat Giovani kaget, tapi Dia segera menunjukan senyum terbaiknya untuk sang pacar yang langsung dibalas oleh Ersya.

"Morning sayang" ucap Giovani. Tangannya bergerak mengelus rambut Ersya.

Mendapatkan panggilan sayang dari Giovani membuat pipi Ersya bersemu merah. Tidak hanya itu, Giovani tiba-tiba mengecup bibirnya singkat, membuat pipi Ersya semakin merah. Jika dilihat, Ersya sudah seperti kepiting rebus.

Ersya sangat malu saat ini. Bagaimana jika bundanya dan orang-orang melihat Giovani yang mencium dirinya. Untung saja depan rumahnya pagi ini lagi sepi.

"Gimana kalo ada yang ngeliat" ucap Ersya.

"Kan bagus. Biar mereka semua tau kalo kamu itu milik aku" balas Giovani.

Giovani merasa gemas ketika melihat Ersya yang wajahnya sudah seperti kepiting rebus, terlihat sangat menggemaskan. Ersya yang seperti ini membuat Giovani akan semakin sering menggodanya, agar bisa terus melihat wajah menggemaskan Ersya.

"Siapa Sya? Kok gak di ajak masuk?" Tanya bunda Ersya dari dalam rumah.

"Teman Ersya Bun" jawab Ersya.

Ersya belum memberitahu ayah dan bundanya mengenai hubungannya dengan Giovani. Ersya masih belum siap. Ersya takut jika ayah dan bundanya akan kecewa dengannya jika mengetahui dirinya berpacaran dengan sesama pria.

"Kamu belum kasih tahu ayah dan bunda kamu soal hubungan kita?" Tanya Giovani.

Giovani sedikit kecewa ketika mengetahui bahwa Ersya belum memberitahukan tentang hubungan mereka kepada kedua orangtuanya.

"Belum. Tapi nanti Ersya kasih tahu kok. Tapi belum sekarang" jawab Ersya.

Ersya ingin memperkenalkan Giovani pada kedua orang tuanya, tapi Ia masih menunggu waktu yang tepat.

"Yaudah gapapa. Nanti aja kalau kamu udah siap" ucap Giovani lembut.

Giovani tahu jika pacarnya ini belum siap memberitahukan hubungan mereka yang terbilang tiba-tiba. Orang pasti akan berpikir siapa juga yang baru pertama kali bertemu langsung pacaran.

"Ajak temannya masuk Sya. Masa dibiarin aja berdiri di depan pintu begitu" ucap bunda Ersya a.k.a bunda Vani yang sudah berdiri tidak jauh dari tempat Ersya dan Giovani.

"Gak usah Tan. Gio kesini cuma mau ngejemput Ersya" balas Giovani.

"Kalo gitu Ersya ke kamar buat ambil tas dulu" ucap Ersya.

Ersya lari menuju kamarnya meninggalkan Giovani dan bundanya untuk mengambil tas sekolahnya.

"Jangan lari Sya, nanti jatuh" teriak Giovani khawatir.

Bunda Vani kaget mendengar teriakan Giovani yang terlihat khawatir hanya karena Ersya berlari. Namun Dia kembali tersenyum. Bunda Vani senang karena ada yang memperhatikan dan peduli kepada anaknya.

"Terima kasih sudah mau berteman dengan Ersya" ucap Bunda Vani,

"Selama bersekolah disana Ersya selalu bercerita kalau tidak ada yang mau berteman dengannya. Tapi sekarang bunda beryukur, karena sudah ada yang mau berteman dengannya" lanjut bunda Vani.

"Iya tan" balas Giovani singkat.

"Ayo kita berangkat sekarang biar gak telat nanti" ucap Ersya tiba-tiba yang sudah siap dengan tas sekolahnya.

Baby Boy (Giovani X Ersya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang