Tujuh

16 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Giovani membuka matanya setelah tertidur beberapa saat. Hal pertama yang dilihatnya adalah sang kekasih yang tertidur dalam pelukannya.

Ersya yang tertidur terlihat sangat cantik dan menggemaskan. Hal ini yang membuat Giovani betah menatap wajah Ersya yang tertidur.

"Sya"

"Ersya"

"Sayang"

Giovani terkekeh gemas ketika Ersya mengeratkan pelukannya dan terus melanjutkan tidurnya.

"Bangun sayang, udah sore. Ini udah jam setengah 6"

Giovani masih berusaha membangunkan Ersya yang tidak terusik sama sekali. Sepertinya Ersya merasa nyaman tidur dalam pelukan Giovani.

Tangan Giovani mengusap lembut pipi Chuby Ersya, lalu bibir berwarna pink yang selalu menggoda imannya itu.

Merasa pacarnya belum ingin bangun, Giovani bergerak pelan melepaskan pelukan dan membetulkan posisi tidur Ersya.

Cup
Cup
Cup
Cup

Dikecupnya kedua pipi, hidung dan bibir Ersya sebelum melangkah masuk kamar mandi untuk membersihkan diri.

.
.
.

Giovani yang baru keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri menoleh kearah kasur, dimana sang kekasih masih tertidur dengan memeluk guling.

Hari sudah semakin sore dan Ersya harus segera dibangunkan, supaya ketika malam Ersya tidak begadang karena susah tertidur.

"Ersya sayang, bangun udah sore" tangannya terulur mengusap rambut yang mengenai mata Ersya.
Dielusnya lembut rambut Ersya sambil terus membangunkannya.

Ersya mulai membuka matanya secara perlahan. Hal pertama yang dilihatnya adalah Giovani yang hanya memakai celana pendek tanpa atasan. Sehingga memperlihatkan tubuh bagian atasnya.

"Kenapa gak pake baju?" Tanya Ersya dengan suara seraknya khas bangun tidur.

"Memangnya kenapa kalo aku gak pake baju. Bukannya kamu udah pernah liat aku kaya gini" jawab Giovani. Ia ingin menggoda pacarnya itu.

"Gapapa" ucap Ersya mengedarkan pandangannya kearah lain.

"Sekarang bangun dan mandi biar wangi" ucap Giovani.

"Gak mau" balas Ersya. Ia masih mengantuk dan juga sangat malas untuk mandi.

Ersya menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Ia masih ingin melanjutkan tidur.

Giovani menarik selimut yang menutupi tubuh Ersya dan menggendong Ersya ala bridal style menuju kamar mandi.

Ersya yang kaget karena diangkat tiba-tiba, mengalungkan tangannya pada leher Giovani agar tidak terjatuh.

"Ersya gak mau mandi. Ersya masih pengen tidur Gio" ucap Ersya protes sambil memanyunkan bibirnya.

Giovani mengecup bibir Ersya yang terlihat lucu ketika mengajukan protes.

"Mandi dulu baru setelah itu tidur lagi" balas Giovani melangkah masuk kamar mandi.

Giovani menurunkan Ersya dibawah Shower dan membuka baju yang dipakai Ersya, namun ditahan oleh Ersya.

"Ersya bisa sendiri" ucap Ersya menahan tangan Giovani yang akan melepaskan bajunya.

"Aku bantuin biar cepet" balas Giovani kembali ingin melepaskan baju Ersya.

"Gak usah. Mendingan skarang Gio keluar atau Ersya gak mau mandi" Ersya mendorong tubuh Giovani agar keluar dari kamar mandi.

"Beneran gak mau dibantuin" tawar Giovani. Ia sebenarnya hanya ingin menjahili Ersya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby Boy (Giovani X Ersya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang