Empat

32 5 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua murid pada bersiap untuk pulang, setelah hampir seharian berada disekolah.

"Gue mau tanya sesuatu sama lo" ucap Edward serius.

"Hmm" Giovani menoleh kearah Edward untuk mendengarkan apa yang ingin ditanyakan oleh sepupunya itu, sepertinya sesuatu yang serius.

"Apa lo benaran serius buat pacaran sama Ersya?" Tanya Edward.

"Iya" jawab Giovani singkat.

"Tapi lo kan baru aja bertemu dengannya hari ini" ucap Edward.

"Tapi gue suka sama dia Ed. Sepertinya gue udah jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia itu berbeda dengan cowo-cowo yang sering gue temui di Jerman. Ersya itu cantik, manis, imut, lucu, menggemaskan" jelas Giovani sambil membayangkan wajah Ersya yang yang baru pertama kali dilihatnya tadi ketika basah dengan air mata.

"Apa yang akan lo lakuin setelah ini? Lo tau kan Ersya itu sudah jadi bahan bulian satu sekolah dan jika mereka tahu Ersya itu pacar lo, mereka akan menjadikan Ersya sebagai..." ucap Edward namun dipotong oleh Giovani.

"Gue akan buat mereka yang membuli Ersya mendapatkan akibatnya. Gue juga akan menjaga Ersya agar tidak diketahui oleh mereka. Jadi lo tenang aja" ucap Giovani.

"Asal lo tau, tadi pas gue melihat Ersya yang menangis hati gue sakit bangat Ed" ucap Giovani menceritakan apa yang Ia rasakan ketika melihat Ersya menangis.

"Apa lo akan langsung memperkenalkan Ersya pada mommy, daddy dan juga kak Edlyn?" tanya Edward.

"Iya. Gue akan bawa dia kerumah hari ini buat ketemu mommy, daddy dan kak Edlyn" jawab Giovani.

"Lo yakin?" Tanya Edward meyakinkan.

"Hmm. Gue yakin mommy sama kak Edlyn pasti akan sangat menyukai Ersya. Daddy juga." jawab Giovani.

Giovani sangat yakin dengan keluarganya. Mereka pasti akan menyukai Ersya.

Mereka berdua segera berjalan keluar kelas menuju parkiran untuk segera pulang. Ketika melewati kelas 12C bertepatan dengan keluarnya Ersya yang menabrak tubuh Giovani yang berdiri didepan pintu.

"Hati-hati" ucap Giovani yang menahan tubuh Ersya yang hampir terjatuh karena menabrak tubuhnya.

"Gue harus ke kantor daddy. Jadi gue duluan" ucap Edward.

"Titip salam gue buat daddy Marshal" ucap Giovani.

Edward segera pergi meninggalkan Giovani dan juga Ersya. Tapi sebelum pergi, Edwar sempat mengelus pucuk kepala Ersya singkat. Hal itu membuat Ersya kaget. Biasanya Edward sangat cuek bahkan terlihat seperti tidak menyukainya.

Giovani hanya tersenyum melihat pacarnya yang terlihat kaget dengan perlakuan Edward.

"Sepertinya ada yang salah dengan Edward sepupu lo itu" ucap Ersya membuat Giovani tertawa.

"Mulai sekarang kita bicara pakai aku-kamu, jangan lo-gue lagi. Oke" ucap Giovani.

"Kamu akan terbiasa dengan sikap Edward. Dia ngelakuin itu tandanya Edward udah nerima kamu jadi bagian dari keluarga" jelas Giovani mengelus lembut pipi Ersya.

"Tapi kita hanya pacaran. Dan gak tau kapan l-Gio akan putusin Ersya" ucap Ersya menunduk.

Ersya merasakan aneh ketika akan berbicara aku-kamu jadi Dia lebih memilih menggunakan nama saja.

"Selamanya kamu itu akan tetap jadi milik Giovani Lorenz" ucap Giovani lalu mengangkat wajah Ersya yang tertunduk untuk menatapnya.

"Ingat ucapan aku, Ersya. Aku gak akan putusin kamu apapun yang terjadi. Jadi, jangan pernah berpikir kalau aku akan putusin kamu" ucap Giovani menatap lekat kedua mata Ersya.

Baby Boy (Giovani X Ersya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang