P R O L O G

1.1K 86 28
                                    

Apa kabar semuanya??
Semoga kalian suka Aamiin

MATTT MEMBACA❤️

Gue mau bercerita panjang sama lo di bumi, selamanya

**

"Cari tempat dimana kamu dihargai, bukan dibutuhkan," kata Elo.

"Cari orang yang mencintai kamu, bukan yang kamu cintai," lanjut Muthe.

Ya, mereka berpendapat atas film yang baru saja selesai, film yang menemani jam kosong di mata pelajaran pertama. Di mana, pada cerita itu ada seorang tokoh utama perempuan, yang terlalu mendewakan perasaannya atas segala-galanya. Fokus pada satu orang yang ia cintai namun menyakitinya.

Regita kemudian memberontak dari tempak duduknya ketika mendengar kalimat terakhir. Mengejar Muthe dan Elo yang ingin ke kantin, "Nggak, aku nggak sepakat."

"Memilih untuk mencintai duluan, dan mempertahankan perasaan itu hingga akhir, nggak begitu buruk."

"Karena bagi aku, aku ingin hidup, dengan apa-apa yang aku cintai. Bukan yang mencintai aku. Karena resikonya, adalah aku yang belum tentu akan
bahagia."

Muthe tersenyum tipis, masih terbawa suasana film yang mereka tonton, "Perasaan sepihak, mau sampai kapanpun nggak akan pernah membawa kebahagiaan. Di bumi, banyak yang memilih selesai dengan rasanya, dibanding harus mengorbankan diri."

"Kita bisa mengusahakannya lagi," lawan Regita,
percaya diri.

"Berusaha untuk apa? untuk memperpanjang mengemis?" tanya dua orang itu. "Cinta juga punya tata kramanya. Jangan menawarkan apalagi meminta sesuatu pada orang yang nggak butuh, atau nggak punya. Nggak sopan namanya."

Regita menarik nafasnya, "Kamu berpikir kayak gitu, karena kamu nggak pernah ngerasain gimana
rasanya jatuh cinta, yang benar-benar jatuh. Dimana, kamu sakit, tapi kamu senang."

Ketiga siswa itu berbelok, memasuki kantin yang sedang ramai-ramainya. Tidak ingin bertahan lama dengan pikiran yang berlebihan tentang film itu.
Mereka sepakat untuk mengambil antrian di depan gerai jus. Regita dengan jus strawberry favoritnya, Muthe dengan jus tomat. Dan, Elo dan jus anggurnya. Bukan hanya mereka, ada beberapa siswa juga yang antri menunggu pesanan.

"Es batunya banyakin ya, Bu, Regita suka esbatu soalnya haha," kata Elo pada penjual jus.

"AKU LAGI FLU, NGGAK USAH YA, BU," Tolak Regita besar. Takut tenggorokannya semakin meredang. Sembari antri, Muthe dan Elo memilih bergerak ke gerobak mie ayam. Memesan tiga porsi. Sedangkan Regita tetap di gerai jus. Menunggu.

Cukup lama berdiri di sana, dan merasa panas dengan suasana kantin yang semakin ramai, Regita berdiri tidak tenang, dengan gerak tubuh yang ikut tidak tegap. Perlahan, kakinya mundur dan maju sampai akhirnya, di pergerakan selanjutnya, tubuhnya terbentur dengan badan besar seseorang di belakang. Di bidang dada laki-laki itu, ada kepala dan pundak Regita yang bertumpu.

"Eh, sorry, sorry," Regita memutar kepalanya cepat, melihat ke belakang. Ditatapnya laki-laki yang punya tinggi badan lebih tinggi darinya, kulitnya agak putih, matanya berirama, meski hanya sorot kaku dan dingin yang Regita temukan. Sampai pada detik ke lima yang membuat keduanya mengakhiri tatapan itu.

DIA ZEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang