6. KITA MASIH BERADA DI AWAL CERITA

424 78 4
                                    

Haloooo

VOTEEE DAN KOMENT YAAA

Selamat membaca, semoga suka, Aamiin.

6. KITA MASIH BERADA DI AWAL CERITA

Cinta itu omong kosong, bagi mereka yang tidak percaya.

**

Perkataan Bagas itu, ternyata benar. Ada Zean yang datang mencari Regita. Namun, setelah Regita keluar kelas, laki-laki itu, sudah berlalu pergi. Mungkin dia tipe manusia yang tidak sabaran menunggu, mungkin?

Setelah itu hari kemudian berjalan, seperti biasanya, yang dimana, rutinitas sekolah terjadi. Regita mulai banyak tugas, sudah jarang keluar ke kantin juga karena ia akhir-akhir ini rutin membawa bekal. Pertemuan dengan Zean juga amat jarang, mungkin setelah ia melihatnya di parkiran waktu itu, Regita sudah tidak pernah lagi mendapatkan objek itu. Sekarang Regita hanya mendengarnya dari cerita-cerita Muthe, yang faktanya 'penggemar laki-laki itu semakin banyak'.

"Lo tahu nggak?" tanya Muthe.

"Nggak, kan belum di kasih tahu," jawab Regita dan Elo berbarengan, yang kemudian disusul tawa. Regita baru saja datang, baru saja menyimpan tasnya di atas meja.

"Hari ini kita belajar di luar kelas," beritahu Muthe yang baru saja mendapatkan info. "Jadi, nanti, kita di suruh ke sudut sekolah, mana saja yang kita inginkan, lalu kita menulis deskripsinya, apa-apa saja yang kita liat dan rasakan gitu. Tapi, setiap siswa, nggak ada yang boleh sama tempatnya"

"Cop, gue ke kantin," klaim Elo secepatnya. Lalu suaranya ia besarkan.

"Gue di UKS," teriak Muthe cepat juga, lalu menyambungnya, dengan suara pelan, "Lumayan, dapat tempat rebahan gratis dulu sebelum masuk jam fisika."

Teman sekelas mereka yang mendengar itu, juga segera mengklaim tempat mereka. Hanya Regita yang belum menyahut juga sampai sekarang. Karena, terlalu sibuk memikirkan tempat yang seberuntung tempat Elo dan Muthe.

"Lo dimana, Reg?" tanya Elo cepat.

"Yang milih lapangan udah, rooftop, taman sekolah, parkiran, perpustakaan, kolam sekolah, gedung sekolah udah, eh, lo di mana?" tanya Muthe.

Regita berfikir keras, lalu menjawab yang terlintas di kepalanya saja, "Gue di ruangan komputer," jawab Regita.

Waktu memasuki jam pelajaran bahasa indonesia, dan segera mereka berpencar, sesuai dengan tempat pilihannya untuk mengerjakan tugas. Saat Regita akan meninggalkan kelas, Elo membisikkan Regita dengan kalimat yang menjengkelkan. "Lo pasti nggak lupa kan, tentang cerita horor SMAPAN?" setelah berhasil membuat Regita takut, Elo tertawa besar.

Dulu, beberapa tahun yang lalu, di SMAPAN punya banyak rumor, dan yang paling terkenal adalah laboratorium komputer, tujuan Regita. Katanya termasuk tempat yang punya aura berbeda. Regita juga tidak tahu banyak. Ia segera menepis itu.

"Gue nggak takut," balas Regita.

Muthe menyentil telinga Elo, "Nggak usah nakutin Regita, ya!!"

"HAHAHA," Elo masih tertawa, kemudian melanjutkan jalannya ke kantin.

***

Elo mendapatkan kemauannya. Akhirnya, ada juga pelajaran yang selalu ia 'doa' bersantai seperti ini. Meski ia tidak suka pelajaran bahasa indonesia karena ia adalah orang indonesia. Alasannya karena ia sudah merasa tahu, merasa sudah amat paham dengan bahasanya sendiri. Padahal ketika di suruh membedakan antara makna sinomin dan antonim aja, masih terbalik.

DIA ZEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang