Kamu Memiliki
Hak Penuh, Atas
Jalan HidupmuMinggu pagi Nindi sudah siap dengan baju bela dirinya, ia tersenyum tipis sambil memastikan sekali lagi penampilan nya di standing mirror.
Pagi ini seperti biasa, Nindi melakukan rutinitas nya, mengajar bela diri anak-anak secara sukarela, Nindi mengajar dengan penuh semangat dan juga senyum yang selalu menghiasi bibirnya.
"Mau kemana pagi-pagi begini?" Tanya wanita paruh baya, yang masih terlihat cantik di usia yang sudah memasuki kepala empat, beliau adalah Arina Atmaja -—mama Nindi, "kakak masih suka bela diri? " Tanya Arina kepada anak sulungnya.
"Iya mah" jawab Nindi seadanya
Arina menghela nafas,"kakak tuh perempuan, coba cari hobi lain, masa cewek sukanya bela diri, kan aneh"
"Menurut Nindi gak ada yang aneh kok mah, semua orang punya hobi masing-masing" ujar Nindi seraya mengikat tali sepatunya, Nindi berangkat ya mah"ujarnya seraya menyalami punggung tangan Arina, lalu melangkah menuju pintu utama.
Senyum Nindi semakin merekah, saat melihat Aisha sang sahabat sudah duduk diatas motor miliknya, sambil menampilkan senyum yang terlihat begitu bahagia, hingga kedua matanya menyipit.
"Nindi, apa kabar?"sapa Aisha sambil memeluk Nindi sebentar
" Baik, loe apa kabar?" balas Nindi seraya membalas pelukan Aisha, senyum terus terukir di bibirnya
"Mau berangkat sekarang?" sambung Aisha bertanya, gadis itu nampak sesekali membenarkan hijab putih yang ia kenakan lewat kaca spion.
"Ayo!"
Suara hening sesaat sebelum suara Nindi mengudara, Sha, emang salah ya cewek suka bela diri?"tanya Nindi matanya menatap lurus ke depan, memandang beberapa motor juga mobil yang lalu lalang melintas, di jalanan yang tak begitu padat.
"Enggak kok, kenapa emang?"
"Tadi nyokap gue minta gue untuk cari hobi lain masa cewek suka bela diri"
"Menurut gue, gak papa kok cewek suka bela diri, kan ada manfaatnya juga, kan loe jadi bisa jaga diri, dan gak ketergantungan sama orang lain" jawab Aisha menanggapi.
"Lagi pula kita gak bisa memaksakan orang untuk menyukai apa yang kita suka, selagi itu buat loe nyaman, just do'it" sambung Aisha lagi
Kali ini Aisha memelankan motornya, saat mereka sudah sampai di tempat tujuan,senyum tipis selalu terukir di bibir Nindi dan juga Aisha, saat melihat beberapa anak memanggil nama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nindi's Diary
Fanfiction⚠ cerita ini mengandung umpatan Jadi harap bijak dalam membaca Bukan tentang paras yang tampan, atau harta yang melimpah, bukan pula tentang popularitas, ini tentang seseorang yang mampu membuat kita tersenyum di saat kita merasa lara, menemukan seb...