Luka Kecill»04

89 24 49
                                    

"Percayalah Aku,Mudah Terluka
Bahkan Dari Hal Sekecil Apapun"

Jam menunjukan pukul 18.00 WIB, setelah melaksanakan shalat maghrib, Nindi memilih bersantai di ruang tengah, bersama sang adik —Nathan Nicolas Atmaja, yang sedang bermain game di ponsel milik sang kakak.

"Mah, aku nulis cerita di Wattpad, terus banyak yang suka" ujar Nindi memulai percakapan di antara mereka.

"Terus dapet apa?" tanya Arina menanggapi cerita putrinya

Nindi hanya menggelengkan kepala sembari memberikan senyum lebar, "gak dapet apa -apa" imbuhnya kemudian

"Kaya gitu aja seneng, kecuali bisa di terbit dan menghasilkan tuh baru seneng"ujar Arina seraya menyajikan makan malam untuk keluarga kecil mereka

"Udah nih makan, abis itu adek siapin buku pelajaran buat besok!"

Sementara itu Nindi memilih untuk mencuci tangan terlebih dahulu, sebelum menyantap makan malamnya, jujur saja hatinya sedikit mencelos ketika mendengar tanggapan sang mama, namun Nindi berusaha tak mengindahkan ucapan beliau.

"Than ada PR gak?" Tanya Nindi, sambil melirik adik laki-laki nya sekilas.

"Enggak"jawab Nathan singkat.

" Kapan mulai ulangan kak?"Tanya Arina seraya melabuhkan pantat nya di kursi kosong-jarak nya hanya beberapa Ceti dari Nindi yang sedang mengunyah makan malamnya dengan begitu nikmat, mungkin 2 minggu lagi"imbuhnya kemudian.

"Belajar yang bener, jangan K-pop mulu" celetuk Arina, "kalo adek kapan ulangannya?" Arina melontarkan pertanyaan yang untuk si bungsu

"Gak tau" ujar Nanthan enteng,seraya menggidikkan bahu.

                         °°°
Nathan mulai menyiapkan buku pelajaran nya, ia membuka buku lembar kerja siswa seraya berkata "kak ada PR seni budaya"

"Yaudah kerjain, ntar di cek, kalo salah di betulin nanti"Nindi berujar sebelum meneguk air putih

" Masa adek yang ambil pensilnya"ujar Nathan kembali memainkan game di ponselnya untuk beberapa saat

"Kan adek yang punya PR, coba di siapin alat tulisnya, di baca pelan-pelan, di cari jawabannya, ntar kalo gak bisa, kakak bantu cari jawabannya" ujar Nindi mencoba menasehati.

"Apa yang dimaksud karya seni?" Nathan membaca soal pertama, sambil melirik sang kakak

"Coba menurut adek, karya seni itu apa?"
Nindi kembali bertanya, gadis yang memiliki senyuman manis itu, mulai mencari jawaban lewat beberapa buku milik adiknya, jujur saja Nindi sendiri bingung bagaimana cara menjelaskan jawaban yang ia lontarkan, agar mudah di pahami.

"Karya seni adalah ciptaan artistik atau benda estetik"

"Adek tau gak estetik itu apa?"

Nathan menggeleng

"Estetik itu keindahan" ujar Nindi menjelaskan

Nathan menuliskan jawabannya, di lembar jawaban, dapat Nindi lihat Nathan beberapa kali menghapus tulisannya

"A-R -T-E-S" Nathan mengeja setiap huruf sambil menulis, jawabannya jangan panjang-panjang, susah nulisnya "

"Itu gak panjang adek, A-R-T-I-S-T-I-K" Nindi mengeja setiap huruf, untuk mempermudah sang adik dalam menulis.

"Kenapa gak kakak aja yang nulis? "

"Kan adek yang punya PR"

"makanya jawabannya gak usah panjang-panjang! "

Nindi's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang