Sesampainya Aileen dan Galang di sekolah Galang langsung mengantar Aileen ke kelasnya lalu ia pergi ke kelasnya sendiri.
Setelah duduk di bangkunya dan berbincang dengan al tak lama temannya yang berada di dekat pintu kelas memanggil namanya.
"Galang!" Panggil temannya itu.
Galang menoleh lalu mengangkat satu alisnya.
"Di panggil tuh, gatau dia siapa namanya." Jawab temannya.
"Males, diemin aja." Ucap Galang lalu kembali fokus bermain hp.
"Kak." Panggil seseorang.
Galang kembali mengangkat kepalanya, ia ingat siapa yang berdiri di depannya ini, dia adalah gadis yang kemarin berangkat bersama dengannya.
"Napa?" Tanya Galang dengan nada tak bersahabat.
"I-ini, aku bawa bekal buat kakak, di terima ya kak." Ucap indah.
"Gak, makasih, buat yang lain aja." Jawab Galang tak melihat siswi di depannya.
"Tapi kak.. ini udah aku buat sendiri pagi pagi tadi.." ucap indah sedih karena bekal yang ia buat mendapatkan penolakan.
"Gue ga perduli, gue kan ga ada nyuruh lo buat ngasih bekal kan? Kalau buat tanda terima kasih ga dulu deh, gue ikhlas kok nolongin lo. Anggep aja gua juga sedekah." Ucap Galang.
"Kak? Di terima ya? Aku mohon.." Ucap indah memohon.
"Lo bisa bahasa manusia gak sih? Kalo gue bilang gak mau ya gak mau, kasih aja tuh ke temen gue, kebetulan dia gak bawa sarapan." Ucap Galang, kesabarannya sudah habis, sekali lagi siswi itu memaksanya untuk menerima bekal, ia akan–
"Aku mo–" belum selesai berbicara, indah sudah di kagetkan dengan gebrakan meja.
Brak!
"LO PAHAM APA YANG GUE BILANG GAK SIH? BUDEK LO!?" Teriak Galang, sudah, cukup. Habis sudah kesabarannya, Galang pun langsung pergi keluar kelas, meninggalkan indah yang mulai menangis.
"Lagian di bilang batu banget sih, kalo punya kuping tuh di pake, jangan di jadiin pajangan aja, kan si Galang udah bilang kalau dia gamau." Tambah al lalu mengekori Galang keluar kelas.
'Sialan, gue di permaluin, awas aja lo kak Galang, gue bakal buat lo se jatuh jatuhnya ke gue!' batin indah lalu pergi meninggalkan kelas Galang dengan segudang perasaan malu.
Sementara Galang sendiri tengah berada di taman belakang, seperti biasanya, ia akan selalu berada di situ.
"Apa lo gak ke kasaran ke dia Lang?' tanya al.
"Gak, gue kan udah bilang pelan pelan di awal, al. Dianya aja yang budek, lagi punya kuping gak di pake, kan gue sumpahin beneran budek dah tu anak." Jawab Galang masih dengan perasaannya yang kesal.
"Kenapa lo tolak? Kenapa gak lo terima aja?" Tanya al lagi.
"Kalo gue terima, yang ada masalahnya di cewek gue, bisa ngambek dia." Jawab Galang enteng.
"Oh.. cewek lo yang bakal ngam– HEH? sejak kapan lo ada cewek anjing? Kok gak ngasih tau? Siapa ceweknya? Cewek mana yang berhasil jadian sama elo?" Tanya al tak memberi jeda bagi Galang untuk ia jawab.
"Satu satu bajing nanya nya." Kesal Galang.
"Hehe. Oke, pertanyaan pertama, sejak kapan lo ada cewek?"
"Kemaren."
"Terus kenapa lo gak ngasih tau gue bangsat? Sebagai sahabat gue merasa gagal nih." Tanya al, kesel dia tuh, ngerasa gak di anggep sama Galang dia sebagai sahabat.
"Ya namanya juga orang lupa, lagian sekarang udah tau kan? Gak usah lebay deh." Jawab Galang.
"Oke, skip. Pertanyaan ketiga."
"Buset kagak abis abis tuh pertanyaan?" Tanya Galang.
"Dikit lagi, udah jawab dulu kek. Sama siapa lo jadian?" Tanya al.
"Menurut lu sama siapa?" Tanya Galang balik.
"Siapa ya.. yang lagi deket ama lu aja gue gatau, tapi kan ga munkin lo balikan sama mantan, jadi.." Al tampak fokus berfikir, kira kira dengan siapa Galang berpacaran? Kalau balikan agaknya tidak munkin, soalnya Galang berpegang teguh pada prinsip 'kalo udah jadi mantan ya berarti udah jadi sampah yang harus di buang' ucap Galang kala itu,
Hingga akhirnya.. Al tahu, ada 1 perempuan yang akhir akhir ini dekat dengan Galang. "Jangan bilang.. Aileen?" Tanya al.
"Kalo iya, kenapa?" Jawab Galang lalu ia balik bertanya.
"Gilaa, jadian juga lo, gue gak nyangka." Ucap al.
"DEMI APA!?" Pekik seseorang dari balik pohon.
"Eh anjing!" Latah al.
"Bisa gak sih lo kalo dateng tuh ngucap salam? Kaget gue anjing!" Ucap al kesal.
"Ya maap, oke. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap Bagas—salas satu teman galang—mengulang salam.
"Waalaikumsalam, nah gitu kan enak." Ucap al.
"Bentar, coba ulang. Tadi katanya Galang jadian sama ilen? Itu beneran?" Tanya Bagas.
"Kagak tau, gue aja kaget. Lang, itu beneran?" Tanya al.
"Ya beneran kah anjing, yakali gue bohong?" Jawab Galang kesal.
"Alhamdulillah!!" Ucap Bagas.
"Akhirnya jadian juga, ye gak?" Tanya al di angguki Bagas.
"Eh, kalian bolos jam pertama ya?" Tanya Bagas.
"Iya, mood belajar gue udah ancur." Jawab Galang.
"Yaudah, sekalian aja lah kita cabut, baliknya ntar pas istirahat, makan mie ayam mang Jajang lah kuy?" Ajak Bagas.
"Astaghfirullah gas, gaboleh gitu. Gass, udah lama gue ga ke sana." Ucap al.
"Yeuhh, somplak lo, gue kira lo mau nolak, gimana Lang? Ikut kagak?" Tanya Bagas pada Galang.
"Ikut lah ayok." Mereka pun pergi dari sekolah secara diam diam lewat sebuah pintu rahasia.
Tanpa mereka bertiga sadari, ada yang mendengar percakapan mereka.
Bersambung..
Kira kira siapa ya yang nguping pembicaraan mereka?
Akhirnya setelah kemarin sempet ada masalah di akun aku, akhirnya bisa update lagiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
7 days. || Wonruto
FanfictionGalang tak menyangka jika Aileen bisa membuatnya suka balik kepada gadis itu. "Tapi gue ga ada rasa sama lo, Aileen." ucap galang. Aileen tetap tersenyum. "aku tau kok, makanya aku bakal bikin kamu suka sama aku dalam kurun waktu seminggu." ucap ail...