Hari ini adalah hari pertama MOS SMA Harapan bangsa. Aku cukup takut sebenarnya, aku dengar bahwa MOS di SMA itu sedikit lebih kejam daripada MOS di SMP. Tapi Kak She tadi sempat berkata padaku untuk tidak perlu khawatir. Aku harap dia tidak hanya menenangkanku saja.
Pertama masuk, aku langsung di suruh berbaris menghadap ke salah satu kakak panitia yang membawa banyak sekali papan nama di sebelahnya. Tangannya memegang spidol merah menyala, sepertinya itu papan dada untuk peserta MOS.
Saat giliranku maju ke hadapan kakak panitia itu, dia memandangku sinis. "Nama lo?" tanyanya galak. Aku menunduk setelah menyebutkan namaku pelan. "Dek, kalau nanti udah masuk sini jangan banyak gaya." Aku tidak tahu apa maksud kakak panitia itu berkata begitu. Jadi aku hanya mengangguk.
Kakak panitia itu memberikan papan dada padaku, dan kalian tahu tulisannya apa? Rea bawang. Astaga, aku tahu aku memang pendek dan kecil. Tapi aku bukan anak bawang. Kakak panitia itu menunjuk ke sudut lain, lalu aku langsung berjalan ke arah tunjuknya untuk kembali mengantri. Sekarang kakak panitia itu membawa banyak sekali pita berwarna-warni.
Saat giliranku, kakak panitia itu tersenyum ramah. "Nah Rea, jawab pertanyaan kakak. Jika ada tiga burung di atas pohon, lalu di kali dua, jadi berapa?" tanya kakak panitia itu.
Aku pernah mendengar jebakan pertanyaan ini, "Lima." jawabku yakin. Dan kaka panitia itu kembali tersenyum sambil mengeluarkan tiga pita. Dia mengucir rambutku menjadi tiga. Membuatku bertanya-tanya apakah jawabanku tadi itu mempengaruhi jumlah pita yang akan aku pakai?
Aku kembali di arahkan ke salah satu barisan, kali ini kakak panitia yang menjaga itu cowok. Ketika sampai tiba saatku, aku menunduk dalam-dalam. "Kenapa nunduk?! Mau sok hormat? Menjilat?" Aku langsung mendongak karena takut.
"Ng-nggak, Kak." jawabku takut.
"Nah begini kan lebih bagus." Aku melirik bed name yang ada di lengan kakak panitia itu, sepertinya dia adalah ketua panitia. "Sekarang pilih. Sambal, Tepung, atau kaos kaki?" Hah? Aku menatap kakak panitia itu tidak paham. "Pilih cepetan!"
"Ehh-- kaos kaki?" Jawabaku tanpa berpikir.
Kakak panitia itu menaikan alisnya, "Baru lo yang milih kaos kaki." gumamnya sebelum mengeluarkan baskom berisi tepung. Tanpa sempat menghindar, kakak panitia itu meniupkan tepung ke mukaku. Membuatku terbatuk-batuk. "Selamat, kamu resmi jadi peserta MOS. Sekarang langsung masuk ke barisan!"
Dan aku langsung terbirit-birit memenuhi perintahnya. Sialnya, aku dipaksa untuk berdiri di paling depan. Salah seorang kakak panitia laki-laki yang memaksaku, membuatku mau tidak mau menurut. Walaupun akhirnya aku hanya bisa menunduk terus. Malu karena dihadapanku berdiri berjejer kakak panitia cowok.
Bisa kulihat mereka senggol-senggolan sambil melirikku, lalu tertawa-tawa tidak jelas. Aku memilih terus menunduk, aku yakin mereka sedang menertawai penampilan jelekku. Huh. Padahal aku tidak berharap mendapat tepung.
Eh? Tapi setelah aku perhatikan, peserta MOS yang lain mendapat lebih banyak coretan. Ada yang mendapat coretan berwarna hitam yang menghiasi wajahnya seperti kucing dan lain sebagainya. Jadi bisa dipastikan, mendapat tiupan tepung itu adalah yang paling ringan. Astaga.
Kakak panitia yang tadi meniupkanku tepung maju ke depan kami ketika barisan antrian di semua post sudah selesai.
"Selamat datang di acara MOS SMA Harapan Bangsa, para adik-adik peserta MOS. Saya disini sebagai ketua panitia, kenalkan nama saya Qalbri Alexis. Kalian bisa panggil saya Kak Alex." Dan selanjutnya aku tidak lagi memperhatikan Kak Alex itu karena perhatianku teralih pada Kak Vano yang berjalan dengan sikap tenang memutari lapangan basket.
Suara Kak Alex tidak lagi sesinis tadi, malah terdengar lebih ramah. Kemana sikap galak mereka tadi? Aku memperhatikan kakak panitia berubah menjadi lebih tegap berdirinya, malah ada yang tiba-tiba sibuk menalikan sepatunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise Sunflower
Fiksi RemajaDia adalah laki-laki yang paling dekat denganku. Dia adalah laki-laki pertama yang membuatku jatuh cinta setengah mati. Dia adalah pusaran hidupku selama ini. Dia adalah Kevano Putra. Semua orang berkata kami pasangan yang cocok dan ditakdirkan untu...