CJK-13

41 2 0
                                    

Nut membuka mata perlahan. Ia merasa berat di sebelah tangannya. Pelan-pelan kepalanya menoleh untuk memastikan. Dan saat mengetahui penyebabnya, bibirnya langsung tertarik dan menampilkan senyum cerah.

Pemandangan saat baru membuka mata sungguh indah. Itulah yang ada di pikirannya. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang menatap wajah damai Hong saat terlelap. Tampan, manis, dan imut disaat bersamaan.

Rasanya Nut ingin menatap wajah itu lebih lama lagi. Namun, keinginannya tak terkabul karena Hong tiba-tiba membuka mata. Dua pasang mata itu saling tatap cukup lama, hingga Hong lebih dulu memutuskan kontak.

"Sejak kapan kau bangun?" tanya Hong.

"Beberapa menit yang lalu," jawab Nut apa adanya.

"Kenapa tak membangunkanku langsung?"

"Kenapa harus?"

"Nut!"

"Apa, Hong?"

"Kau menyebalkan!"

"Kau menyejukkan!"

Hong bangun dari duduknya. Ia berniat pergi sebelum Nut menarik tangannya. Hong menatap tangannya dan menatap Nut bergantian.

"Kau mau meninggalkan pasien seorang diri?"

"Jangan manja, Nut! Aku hanya ingin memanggil dokter untuk memeriksamu."

"Ada tombol untuk memanggil dokter, Hong. Kau tak perlu keluar dari sini."

Nut sudah memencet tombol yang ada di samping ranjang. Akhirnya mau tidak mau Hong kembali ke tempatnya semula.

Nut tersenyum melihat wajah Hong yang menahan kesal. Ia merasa seperti kecanduan melihat berbagai macam ekspresi yang ditunjukkan wajah pemuda manis itu.

"Hong," panggil Nut sambil terus menatapnya.

"Apa?" Jawab Hong tanpa menoleh.

"Kau sudah memaafkan ku?"

Kini Hong menatap wajah tampan itu. "Tadinya sudah, tapi sekarang kau membuatku kesal lagi. Jadi kubatalkan."

"Astaga, Hongshi! Kau tega sekali."

Seorang dokter dan perawat masuk ke kamar rawat Nut. Hal itu membuat terhentinya perdebatan Nut dan Hong.

Hong menyingkir agar dokter bisa memeriksa keadaan Nut. Setelah beberapa saat, dokter sudah menyelesaikan pemeriksaannya.

"Keadaanmu sudah lebih baik. Besok kalo sudah stabil, kau boleh pulang," ucap dokter itu.

"Terima kasih, Dok," balas Nut sopan.

Dokter itu mengangguk kemudian pamit keluar. Kini Hong kembali duduk di tempatnya semula. Mereka baru akan mulai berdebat saat pintu kembali terbuka.

William masuk bersama Tui dan Lego. Mereka langsung mendekati ranjang untuk melihat keadaan Nut.

"Syukurlah kau sudah sadar. Kalo enggak mungkin Hong akan terus sedih," celetuk William sambil melirik Hong.

Hong hanya menatap William malas. Ia bangun dari duduknya dan mendekati Lego. Melihat itu, Nut langsung saja menariknya.

"Kau mau ke mana?"

"Sekarang sudah ada Will sama Tui. Kau tak sendirian, Nut! Jangan manja!"

"Hanya padamu, Hong."

"Hentikan, Nut. Aku mau pulang sama Lego. Aku belum menemui kakakku."

Hong melepas tangan Nut dan menarik Lego keluar dari kamar rawat Nut.

Cinta Jalur Karma (BL)√ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang