CJK-14

37 2 0
                                    

Hong dan Lego baru saja sampai di rumah P'Louis. Itu memang tujuan mereka setelah dari rumah sakit. Hong ingin melanjutkan tidur.

Lego tak banyak bertanya pada Hong. Ia yakin Hong akan bercerita sendiri saat siap nanti. Jadi ia membiarkan Hong tidur di kamar dan ia sendiri bersantai di halaman belakang sambil menatap kelinci yang berlarian.

Hingga siang hari, Hong baru terbangun. Lego baru saja selesai menyiapkan makan siang dibantu maid yang ada di rumah itu. Tepatnya Lego yang membantu sih, kan dia tak bisa memasak.

Lego langsung mengajak Hong makan siang. Mengingat tadi pagi hanya makan satu roti, pasti sekarang dia sudah lapar.

Hong duduk di depan Lego dan mulai mengambil makanan ke piringnya. Mereka menikmati makanan dalam keheningan.

Usai makan, Hong mengajak Lego duduk di rung tengah. Meja makan sudah ada yang membereskan, jadi mereka bisa langsung bersantai setelah kenyang.

Rumah sepupu Hong memang hanya ditinggali seorang diri dan beberapa orang yang mengurus rumah. P'Louis sempat mengajak Hong dan Lego untuk tinggal bersamanya, tapi mereka menolak. Alasannya mereka berdua ingin mandiri sebelum mengurus suami, eh mengurus istri🤭

Hong mulai membuka ponselnya. Sepertinya ada beberapa pesan masuk di sana selama ia tinggal tidur tadi. Lego memperhatikannya sebentar. Ia merasa sahabatnya itu terlalu serius menatap ponsel. Ia jadi penasaran.

"Hong, ada apa?" tanya Lego akhirnya.

Hong menoleh menatap Lego. Ia menimang apa yang akan ia katakan pada sahabat mungilnya itu. Akhirnya ia memutuskan untuk bercerita.

"P'Koko bilang Nut sama William harus pulang besok."

"Hah? Kenapa?"

"Mereka berdua ada kerjaan."

"Lalu urusannya denganmu?"

Hong menghela napas. "Aku disuruh ngasih tahu mereka."

Lego mengernyit heran. "Bukankah ada Tui?"

"Kata P'Koko, Nut maupun William lebih menurut jika aku yang bilang. Selama diurus Tui, mereka berdua sering berkelit. Menolak kerjaan ini dan itu."

"Pantas saja Tui sering mengeluh. Ternyata pawang mereka hanya kau!"

Pukk..

Satu bantal sofa sudah melayang ke arah Lego. Hong kembali menatap ponsel setelah melempar bantal pada Lego.

"Eh, tadi Tui menghubungi P'Koko, tapi katanya P'Koko sudah tahu. Itu kau yang ngasih tahu?" tanya Lego saat ingat percakapannya dengan Tui tadi pagi.

Hong mengangguk enteng. "Semalam aku langsung ngasih kabar P'Koko agar bisa memundurkan jadwal dua artis itu. Aku sudah menceritakan detailnya, jadi P'Koko bisa mengurusnya lebih awal."

"Kau cukup cepat mengatasi situasi. Cekatanmu sebagai asisten masih bisa diandalkan."

"Aku tak butuh pujianmu sekarang."

Lego tertawa. Ia memang suka menggoda Hong saat serius seperti sekarang. Terkadang wajah Hong yang terlalu serius menghilangkan sisi imutnya. Lego tak suka itu, jadi ia berusaha membuat suasana lebih santai.

"Kata dokter Nut boleh pulang kapan?"

"Mungkin besok kalo keadaannya stabil, tapi aku belum melunasi biaya rumah sakitnya."

Hong masih fokus pada ponsel meski mulutnya menjawab pertanyaan Lego. Ia masih berdiskusi dengan P'Koko dan beberapa orang di grup chatnya.

"Bukankah kau sudah membayar biaya administrasi semalam?"

Cinta Jalur Karma (BL)√ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang