Chapter 17

42 2 0
                                    

Keesokan harinya mereka kembali sekolah seperti biasa.

Bell masuk sekolah pun berbunyi. Wali kelas mereka memberikan sebuah pengumuman bahwa 2 minggu lagi mereka akan melaksanakan kegiatan Live-In.

(Live in = murid-murid pergi ke desa tanpa bimbingan guru, jadi mereka tinggal di rmh penduduk dan diasuh/dibimbing oleh org tua asuh/yg punya rmh.)

"Bu, Live-in dimana?", tanya Deandra, teman kelas mereka.

"Kita tunggu pengumuman ya", kata Bu guru. Beberapa menit kemudian mereka dikumpulkan di Ruang serbaguna.

MOC berkumpul dan memilih tempat untuk duduk bersama. "Kita duduk sini aja ya!", pinta Clarissa.

"Di sini terlalu belakang nca! Gak mau ah dibelakang pasti ada banyak guru", Raysa menolak perminta Clarissa itu.

"Tuh tuh! agak tengah aja", pinta Emely.

"Yaudah, tapi jangan terlalu ditengah".

Ditengah guru sedang menjelaskan kegiatan Live-in itu, MOC malah membuat keributan yang membuat mereka ditegur oleh guru.

Ya, walaupun mereka menjadi diam, tetap saja mereka membuat keributan lagi.

"CLARISSA! NATHANIA! RAYSA! CHERYN! EMELY! ASTI! Kalian daritadi ribut terus! Kalian mau mendengarkan atau tidak? Kalau tidak kalian keluar!!", teriak guru yang membuat suasana diruangan itu menjadi sangat hening.

"Kalian berenam berdiri!", Bu guru itu dengan cepat menyambungkan perkataannya, karena Ia tau, kalau Ia lengah sedikit, Clarissa  pasti akan membantah perkataannya.

MOC pun berdiri sambil menunduk malu.

"Anjir harga diri kita", bisik Nathania sambil menutupi matanya.

"Kalian sini! Kalian itu harusanya duduk didepan saja, agar tidak ribut", kata Bu guru itu. MOC pun berjalan dan duduk di paling depan.

Di depan, MOC tidak berani melakukan apapun karna, setiap guru selalu memperhatikan gerak gerik mereka secara diam-diam.

"Cher! Kayaknya kita dari tadi diliatin guru terus deh", bisik Asti kepada Cheryn.

"Sumpah lu?", tanya Cheryn kaget saat mendengar perkataan Asti tadi.

"Iya! liat deh", bisik Asti sambil menunjuk guru satu per satu.

"Anjir serem banget Hahaha..", bisik Cheryn. "Hahaha...".

"Ssssssstttttttt!", desah salah satu Guru yang sedaritadi disebelah Asti, "Kalian maunya apa? Ribut mulu dari tadi. Ini juga Cheryn! Kebiasaan!", sambung guru itu kesal.

"Maaf Pak...", Cheryn dan Asti minta maaf dengan muka 'sok' polos.

Pertemuan itu membuat mereka ber-6 tampak bosan sampai-sampai Emely sudah larut dalam mimpinya.

"Em! Bangun!", bisik Nathania sembari menyikut lengan Emely.

"Ha?", tanya Emely yang kemudian memejamkan matanya kembali.

"Ke toilet gih Em! Cuci muka sono !", sahut Raysa sambil mencolek-colek Emely. "Aduhh Iyadeh, Iya...", kata Emely.

Emely mengangkat tangannya dan meminta ijin kepada Bu guru namun, Bu guru itu tidak mengijinkannya.

"Anying, tuh guru maunya apa sih ?! Ijin ke toilet aja gak boleh!", bisik Emely kesal.

Beberapa menit kemudian Rachel, teman kelas, meminta ijin ke toilet dan diperbolehkan.

Future True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang