Bukan semata mata beban ekonomi yang membuat Nesty memutuskan untuk meninggalkan kampung halaman beserta dua harta yang paling berharga dalam hidupnya itu, tapi juga keinginan untuk lepas dari jeratan nafsu Iblis berumpan kenikmatan birahi itu yang mendorong hatinya untuk nekat merantau menjauhi genangan genangan cairan dosa.
Meski sakit karena harus berpisah dengan kedua buah hati belahan jiwa.
"Kamu disini nak...? ". Suara Pak Ibrahim mengejutkan Sang Wanita. Nesty hanya menoleh sebentar kemudian seperti berusaha menghapus air mata yang mengalir.
" Pake ini.. ". Pak Ibrahim mengulurkan tangan yang memegang bungkus kecil tisu.
" Kenapa Anak menangis...? ".
" Saya sedih Pak.. Sedang apa anak anak saya sekarang... ". Jawab Nesty lirih bergetar.
" Kuat kan hatimu Anak cantik. Semua butuh pengorbanan.. ". Mendengar itu Nesty cuma diam.
Pak Ibrahim bersandar di pagar dek kapal. Nesty pun kemudian ikut bersandar. Sejenak Nesty sempat memperhatikan lelaki tua ini yang kemudian dibalas senyum tipis Sang Lelaki. Ada pesona kuat yang memancar, tapi Nesty berusaha menepis daya tarik itu. Dia tak ingin menambah kusut pikiran.
Kapal sudah jauh ditengah lautan. Angin pun bertiup semakin kencang membuat Nesty kedinginan. Dilipat nya kedua tangan didada. Berusaha sedikit mengusir dingin yang melanda tubuh.
"Masuk yuk, disini dingin". Ajak Pak Ibrahim.
" Didalam kita bisa memesan minuman hangat.. ".
" Disini saja Pak. Di Dalam kapal kepalaku malah pusing.. ".
" Anak jarang naik kapal ya... ". Pak Ibrahim berkata lagi. Kali ini dengan senyuman lebar.
" Baru kali ini malah Pak.. ". Nesty menjawab sambil tertawa.
" Ya sudah.. Aku tunggu disini, Bapak ke kantin sebentar.. ".
Nesty tak enak hati. Bapak tua itu terlalu baik padanya. Tapi orang orang seperti Pak Ibrahim memang sangat diperlukan bagi para penumpang berkantong cekak seperti dirinya.
Nesty tertawa geli dalam hati. Meski sedikit khawatir jangan jangan kebaikan Pak Tua itu meminta Pamrih..
Pak Ibrahim kembali dengan dua gelas kopi susu hangat.
"Kita duduk di lantai.. ". Ajaknya.
Bersandar di dinding dengan duduk beralas kardus bekas alas duduk penumpang lain yang pindah posisi, Nesty dan Pak Ibrahim berdua menikmati hangatnya kopi susu.
Pak Ibrahim memandang lekat wajah Wanita muda di sampingnya. Di Bawah keremangan lampu kapal, wajah Nesty terlihat cantik berbinar. Bibir yang melancip ketika Nesty menghirup kopi, menambah kesan imut di wajah itu.
Pak Ibrahim jelas tergoda. Wajah itu sangat Membangkitkan gairah tua nya. Gairah lelaki tua yang lama terpendam . Sangat lama tak terlampiaskan.
Menyadari mata Sang Lelaki tua tengah menatapnya, Nesty merenggut cemberut. Yang justru dimata Pak Ibrahim wajah itu malah semakin imut.
"Lihat apa sih Pak..? ". Pertanyaan lugu yang membuat Pak Ibrahim tertawa. Tertawa bahagia......
Suasana malam diatas kapal menjadi sangat indah bagi Pak Ibrahim. Beberapa kali dia menyeberang ke tanah Jawa, baru kali ini perjalanan nya terasa sangat menyenangkan.
Bagaimana tidak.. Ada wanita muda yang sangat cantik di sampingnya saat ini. Wanita muda yang terlihat polos dan lugu. Dengan wajah yang imut dan sedikit lucu.
Berlahan.. Sangat perlahan Pak Ibrahim merasakan ada yang berubah pada bagian tubuhnya yang tersembunyi. Perubahan yang sudah lama tidak Ia rasakan. Meski sangat Dia inginkan.
Perubahan bentuk dari kecil menjadi besar, dari lembut menjadi tegang dan dari pendek menjadi panjang. Pak Ibrahim gelisah dalam diam.. Resah dalam pengharapan. Apakah akan terlampiaskan....?
______________
Gelas ditangan Nesty tinggal separuh terisi. Nikmat sekali kopi susunya malam ini. Dipandangi nya para penumpang yang berlalu lalang, sebagian ada yang duduk bergerombol di lantai kapal seperti dirinya, ada juga yang berdiri menatap laut lepas.
Lima meter di sebelah kiri, Nesty melihat ada yang tidur malah. Menggeletak begitu saja dilantai. Terlalu capai mungkin. Tas kecil hitam menjadi bantal yang menambah pulas tidur orang itu.
"Kamu ngantuk..? ". Pak Ibrahim terdengar bertanya.
Nesty menggeleng pelan dan sedikit kaget melihat Pak Ibrahim menggeser duduknya mendekat. Cukup dekat untuk terlihat seperti pasangan yang sedang kasmaran. Wanita itu pun berniat sedikit bergeser menjauh. Tapi tak jadi ketika dia kembali mendengar Pak Ibrahim berucap.
"Santai saja Nak, gak usah takut sama bapak.. ". Nesty diam....
" Bapak cuma ingin menikmati kebersamaan kita. meskipun kita belum lama bertemu, tapi bapak merasa senang sekali bisa mengenal Anak dan mengusir bosan di perjalanan bersama sama... ". Lanjut bapak tua itu lagi.
" Panggil Nesty saja Pak.. ". Risih juga Nesty dari tadi dipanggil Anak...
" Oh... Hehehehe... ". Pak Ibrahim terkekeh..
Bersambung ...
Mohon Dukungan & Supportnya untuk saya !
Kelanjutan cerita sebenarnya masih panjang sekali.
Harga 1.000 rupiah tiap 1000 kata / 1k.
Untuk pembeliannya bisa dm saya di :
Karya karsa : https://karyakarsa.com/Namtu61/si-perkasa-di-balik-pagar-cucuk-old-21-warning-bagian-2
atau
Email : singkarak128@gmail.com
Sebutkan judul cerita yang ingin dibeli !

KAMU SEDANG MEMBACA
Si Perkasa di Balik Pagar (Cucuk Old 21+ Warning)
RomanceSuatu ketika..... Gotong royong panen udang di tempat tetangga.kebetulan tetangga ini duda, hanya sendirian dirumah sehingga dia meminta izin pada suamiku untuk meminta bantuan ku menyiapkan makan dan minum orang orang yang akan memanen udang. Pagi...