Setelah pameran seni yang mengubah segalanya, Arka dan Cahaya merasa seperti mereka baru saja memulai petualangan baru. Kehangatan di antara mereka semakin terasa, seolah-olah setiap tawa dan cerita yang mereka bagi menjadi benang yang mengikat hati mereka lebih erat. Namun, di balik semua kebahagiaan itu, Arka tahu bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus seperti yang mereka harapkan.
Beberapa minggu setelah acara itu, Cahaya mulai merasa tekanan yang semakin besar. Mimpinya untuk menjadi seniman yang diakui mulai terasa seperti beban yang berat. Dia merasa semua orang mengharapkan sesuatu darinya, dan kepopuleran sesaat itu malah membuatnya cemas. Arka bisa merasakan perubahan dalam diri Cahaya. Senyum yang biasanya cerah kini sering kali terganti dengan kerut di dahi dan tatapan kosong saat dia melukis.
Suatu sore, saat mereka duduk di tepi danau dengan suasana yang tenang, Arka mencoba menggali lebih dalam. "Cahaya, ada apa? Kau terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat," tanyanya, sambil mengaduk-aduk air di permukaan danau dengan stik kayu.
Cahaya menghela napas panjang, "Arka, aku merasa seperti semua orang mengharapkan aku untuk menjadi sesuatu yang besar setelah pameran itu. Aku takut tidak bisa memenuhi harapan mereka. Apa kalau aku gagal, semua orang akan kecewa padaku?" suaranya bergetar, dan Arka merasakan kepedihan di dalam hatinya.
Arka mencoba menghibur, "Hey, itu tidak benar. Kau melakukannya dengan sangat baik, dan yang terpenting, kau melakukannya untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain. Ingat, tidak ada yang sempurna. Setiap seniman pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Ini hanya bagian dari proses."
Cahaya menatap Arka dengan mata penuh harapan, tetapi masih ada keraguan di dalamnya. "Tapi aku tidak tahu kapan aku akan menemukan inspirasiku lagi. Rasanya seperti semua ide itu menghilang."
Arka berpikir sejenak, lalu berkata, "Bagaimana kalau kita pergi ke tempat-tempat baru? Mungkin pemandangan baru bisa memberikanmu inspirasi. Kita bisa pergi ke pantai atau mendaki gunung. Kegiatan itu bisa membantumu melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda."
Cahaya tersenyum, "Itu bisa jadi ide bagus. Kadang-kadang aku merasa terjebak di dalam pikiranku sendiri."
Akhirnya, mereka merencanakan perjalanan kecil ke pantai. Hari itu pun tiba, dan Arka merasakan semangat yang menggebu saat mereka berangkat. Mereka berdua mengendarai sepeda motor, angin berhembus lembut di wajah mereka, dan suara ombak mulai terdengar semakin dekat.
Di pantai, suasananya sangat berbeda. Pasir putih yang lembut dan air laut yang biru cerah membuat Cahaya merasa seolah-olah semua beban di pundaknya perlahan-lahan menghilang. Mereka berjalan di sepanjang garis pantai, mengumpulkan kerang dan berbagi cerita konyol, tertawa hingga perut mereka sakit.
Saat matahari mulai terbenam, Cahaya mengeluarkan kanvas dan kuas dari tasnya. Dia mulai melukis pemandangan indah di depan mereka. Arka duduk di sampingnya, menyaksikan bagaimana Cahaya menemukan kembali semangatnya. Setiap goresan kuas yang dia buat seolah menangkap keindahan momen itu.
"Lihat, Arka!" serunya dengan penuh semangat. "Aku rasa aku mulai merasakan inspirasinya kembali!"
Arka tersenyum lebar, merasakan kebahagiaan mengalir di dalam dirinya. "Aku tahu kau bisa melakukannya! Kau adalah Cahaya yang selalu bersinar," jawabnya penuh semangat.
Malam itu, saat bintang-bintang mulai bermunculan di langit, mereka duduk bersebelahan, menikmati keheningan dan keindahan alam. Arka mengerti bahwa perjalanan ini tidak hanya tentang menemukan kembali inspirasi bagi Cahaya, tetapi juga tentang menemukan diri mereka sendiri. Dalam perjalanan ini, mereka belajar bahwa setiap gelombang yang datang, baik itu tantangan maupun kebahagiaan, adalah bagian dari kehidupan yang harus dihadapi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya dalam kegelapan
Romance"Cahaya dalam Kegelapan" menggambarkan momen-momen manis yang dihabiskan Arka dan Cahaya di taman kota, di mana mereka berbagi tawa, cerita, dan impian. Melalui lukisan-lukisan yang mereka ciptakan, Arka menjelajahi keindahan hidup yang sering terab...