Chapter I

9 4 2
                                    

Disalah satu rumah disebuah kompleks terlihat seorang wanita sedang sibuk berkutat dengan alat-alat dapur.

Tap Tap tap

Terdengar langkah kecil mendekat kearah wanita tersebut.

"bunda!"

Wanita itu berbalik, ternyata suara itu berasal dari sosok menggemaskan yang berdiri sambil memegang selembar foto.

"kenapa sayang?"

Wanita itu berjalan mendekati sosok menggemaskan itu lalu berjongkok untuk menyamakan ketinggian.

"ini apa bunda? Kenapa bunda ada disini" ujarnya penasaran sambil menunjuk salah satu wajah difoto itu.

Wanita itu mengambil foto itu sambil menatapnya.

"Ini namanya foto sayang, ini foto waktu bunda masih sekolah"

"foto? Ini?"tanyanya lagi

"iya sayang, foto"

"foto ya? Yaudah deh"

Setelah mengatakan itu sosok menggemaskan itu segera berbalik lalu pergi entah kemana.

"anak siapa sih?! Gemes banget pengen telen" gumam wanita itu gemas

Setelah sosok menggemaskan itu pergi, wanita itu kembali melakukan kegiatan yang sebelumnya telah tertunda.

"masa sma ya... Jadi ingat itu..."

--------

Di suatu lapangan di sebuah sekolah terlihat beberapa siswa yang sedang hormat sambil menghadap tiang bendera, disana sedang berkibar bendera negara indonesia yang berwarna merah putih.

"nyesel gw jemput lo na, andai aja gw nggak jemput lo pasti gw gk telat" kesal salah seorang gadis disana kepada sahabatnya.

"yeu alasan ae lo, bukan salah gw kali siapa suruh lo lama banget baru jemput gw kan gw udah nelponin lo dari jam 06.00 lo nya aja yang gak ngangkat" balas sahabat gadis itu tak kalah kesal.

"gak mau tau pokoknya gw pokoknya lo yang salah" ujar gadis itu gak mau kalah.

"bener-bener ya lo udah tau lo yang salah tapi nggak mau ngakuin kesalahan sendiri"

Kedua gadis itu terus berdebat sampai sebuah suara menginterupsi mereka.

"lo berdua, gak malu apa udah telat ribut lagi kalian gak capek apa dihukum mulu?" kesal orang itu yang ternyata adalah seorang ketua osis yang ditugaskan mengawasi mereka.

"yaelah fan kita tuh cuma bercanda tau, ya kan na?"

"ya dong fel, jangan serius amat dong fan"

"giliran kek gini aja akur, padahal tadi debat terus" Rafan yang dipanggil fan oleh kedua gadis itu hanya merolingkan bola matanya malas.

>>>>

"panas... rasanya gw bakalan meleleh bentar lagi" keluh gadis yang tadi dihukum namanya Felicia Saveria.

"iya panas banget nih, kantin yok!" ajak gadis lain yang tadi juga dihukum namanya Diana Carissa.

"yok!"

Setelah membeli beberapa makanan dan minuman di kantin mereka berdua duduk disalah satu kursi di bagian pojok kantin.

Glek Glek glek

"aah..."kompak mereka berdua bersamaan.

Selagi mereka makan dan minum Felicia tiba-tiba berkata.

"Rafan ganteng ya..."

Uhuk uhk uhk

Diana yang mendengar pernyataan tiba-tiba dari sahabatnya seketika tersedak.

"nih, nih minum lo kok kaget banget sih" heran Felicia.

Setelah Diana mengatur nafasnya dia balik bertanya.

"lo yang kenapa! Kok tiba-tiba bahas Rafan?"balas Diana tak kalah heran.

" emangnya kenapa?, gw tiba-tiba mikir aja gitu Rafan tuh udah kek cowok sempurna banget tau".

"kenapa lo bisa bilang gitu, kita kan cuma liat dia dilingkungan sekolah doang gak tau kalau diluar".

"iya sih tapi coba aja inget, dia itu ganteng, ramah, berwibawa, bisa public speaking, disiplin, tegas, pinter lagi. Mau cari dimana coba cowok lain spek wp kek dia itu."ujar Felicia panjang lebar.

"menurut lo gitu ya..."

"emang menurut lo gimana na?"

"yang gw liat tuh, sifat Rafan yang dia tunjukin tuh kek topeng doang gak sih? Rasanya tuh dia kek nyembunyiin sesuatu.."jelas Diana mengutarakan pendapatnya.

"masa sih?"

"iya, tapi ini menurut gw aja sih ya"

Saat mereka sedang sibuk berkutat dengan pemikiran masing-masing bunyi dari bel sekolah menghentikan kegiatan mereka.

Teng teng teng

Suara bel terdengar menandakan jam pelajaran selanjutnya akan dimulai.

>>>>

"shh...duh pengen ke toilet lagi"gumam Diana.

"lo kenapa na?" heran Felicia.

"panggilan alam nih" jawab Diana.

Diana mengangkat tangannya untuk meminta izin ke toilet kepada guru yang tengah mengajar di kelasnya itu yaitu kelas 12 IPS 4.

"pak izin ketoilet pak!" seru Diana

Setelah diberikan izin, Diana bergegas ke toilet.

>>>>

Usai menyelesaikan urusannya di toilet Diana hendak kembali menuju kelasnya untuk melanjutkan pembelajaran yang tertunda, tapi pandangannya teralihkan oleh sesosok lelaki yang dia kenal sedang berjalan cepat menuju tangga dengan raut wajah yang kurang baik.

"itu kan.... Rafan? Mau ngapain dia? perasaan gw liat tadi kelas 12 MIA 1 lagi belajar deh."gumam Diana heran.

Tanpa sadar dari belakang Diana berjalan mengikuti Rafan, Diana berhenti di ujung tangga.

"Rooftop?ngapain dia ke rooftop ya?"
.
.
.
.
.
.
.
Tbc~

Me At That TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang