Chapter V

2 0 0
                                    

Di trotoar tepat di samping loket tiket seorang pria sedang bersandar sembari memainkan handphonenya, pemuda itu sepertinya sedang menunggu seseorang.

"sudah lama menunggu tuan?"

Atensinya teralihkan oleh suara tersebut, pemuda itu mengangkat kepalanya melihat orang yang sudah ditunggunya itu.

Pemuda itu terdiam cukup lama menatap orang didepannya, telinga pemuda itu memerah dan sepertinya pemuda itu lupa cara berkedip.

"Hei... Lo kenapa? Ada yang salah sama pakaian gw?" Heran orang itu yang ternyata adalah Diana sedangkan pemuda yang tadi itu adalah Rafan.

"H-ha? Lo bilang apa tadi? Maaf gw lupa." Balas Rafan Yang baru tersadar dari lamunannya.

"gw tanya lo udah lama?" ulang Diana.

"nggak kok gw juga baru nyampe, yaudah yuk?"

"kita mau nonton apa?" lanjut Rafan.

"hmm... Lo bisa nonton horor?"

"bisa aja kok"

"yaakiiin?" jahil Diana.

"kalau gak gini aja, yang nutup mata atau kaget duluan harus ngabulin 1 permintaan yang menang apa aja gimana?" tantang Rafan.

"okey siapa takut" balas Diana tak takut.

>>>>

Mereka berdua sudah duduk bersebelahan ditempat masing-masing sambil menunggu Filmnya diputar.

"gw udah baca review film ini katanya ini film horor paling menakutkan sepanjang sejarah perfilman indo lo, terus katanya film ini tuh diangkat dari kisah nyata" Jelas Diana membaca review dari Film yang akan mereka berdua nonton.

"yang bener yang? Seru dong" Rafan sudah excited.

Sedangkan raut wajah Diana datar tidak tersenyum sama sekali.

Film pun diputar, semua orang termasuk mereka berdua sedang serius menonton.

Pada awalnya Diana tidak takut sama sekali sampai ada sebuah adegan yang membuatnya sangat kaget ketakutan.

Diana menahan teriakannya karena malu dia refleks menutup matanya memeluk tubuh Rafan erat.

Rafan yang sudah menebaknya hanya terkekeh kecil lalu mengusap-usap punggung kecil kekasihnya itu.

Rafan tersenyum kemenangan, sudah menang taruhan bonus dipeluk ayang pula.

>>>>

Filmnya telah selesai, mereka berdua sedang duduk disalah satu di bioskop itu.

Mata Diana memerah setelah menangis, dia masih memeluk lengan Rafan erat.

"gimana udah mendingan?"

"emm" Diana hanya menganggukkan kepalanya.

"Yaudah kita pulang yuk"

"emm" sekali lagi Diana mengangguk menjawab pertanyaan Rafan.

>>>>

Saat ini Diana sudah berada di kamarnya dalam keadaan siap untuk tidur, Diana seketika parno mengingat salah satu adegan di film tadi, Diana akhirnya memutuskan untuk menelpon kekasihnya itu.

Diana membuka room chatnya dengan kekasihnya yang dia beri nama 'Pria Anggur🍇' itu lalu menekan gambar berbentuk kamera video itu.

Call


"Ada apa nona manis?"


"Gapapa kok gw cuman mau denger suara lo aja"


"Masa? Kok aku nggak percaya"


"yaudah sih kalau nggak mau percaya"


"aduh kok kesayangan gw cemberut sih? Kan gw juga jadi ikut sedih"


"dih, gembel aja lo"


" gw nggak gombal kok ini tuh beneran, rasanya hati gw kayak ditusuk-tusuk kalau lo lagi cemberut kek gitu"


"Lo belajar gombal dimana sih? Atau bukan lo yang diajarin, tapi lo yang ngajarin ya?"

"pantes aja lo jago banget gombal pasti mantan lo banyak, kan udah pro."


"nggak kok gw nggak pernah deket sama cewek apalagi sampe punya mantan, lo itu pacar pertama dan terakhir Di hidup gw yang bakalan jadi istri dan ibu dari anak-anak gw"


"dilanjut lagi kan?"


"hahaha"


"Bagus lo ketawa kek gitu?"


"ya maaf, tapi gw nggak bohong kok gw serius sama apa yang gw katakan tadi."

Diana terdiam lalu menyembunyikan dirinya di dalam selimut mencoba menutupi dirinya yang sedang salting saat ini.


"hahaha pacar gw kok lucu banget sih?"

Mereka berdua terus video call an semalaman dimana Diana duluan yang menuju ke alam mimpi diikuti oleh Rafan setelah menggombal Diana habis-habisan.

>>>>

Saat ini Diana dengan sahabatnya sedang berada dikantin untuk mengisi perut mereka yang sejak tadi telah berteriak memohon untuk diberi makan.

"lo mau pesen apa na?"

"emang nya lo mau pesen apa?" Diana bertanya balik.

"kalo gw lagi pengen bakso ama es teh aja deh"

"kalau gitu samain aja"

Felicia pergi memesan makanan untuk dirinya dan Diana,tidak lama dia kembali sembari membawa nampan yang diatasnya ada dua mangkok bakso, diikuti oleh pegawai kantin yang membawa dua gelas es teh.

Mereka mulai sibuk menyantap makanan masing-masing.

"Diana gw mau nanya..."

"iya? Kenapa?"

"akhir-akhir ini lo kok sering ngilang?" Felicia menatap Diana tajam.

Diana meneguk ludahnya kasar.

"ma-maksud lo apa ya? Gw nggak ngerti"

"maksud gw lo tuh kek sibuk banget tau nggak, jam kosong langsung ngilang gw cari nggak ketemu, diajak jalan pas weekend nggak bisa mulu, sampe-sampe lo bolos pun nggak ngajak gw lagi."

"G-gw ngg—"

"ini juga, lagi belajar lo sering banget liat hp main bareng gw juga lo sibuk banget ama hp lo itu."

"Gw minta ma—"

"apa jangan-jangan lo punya pacar ya na?" Selidik Felicia















Tbc~~

Me At That TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang