Sapi apa yang so sweet?

67 11 0
                                    

Mingyu dan Minghao sedang memperhatikan ramainya laju kendaraan baik kendaraan roda dua atau tiga yang melintas di hadapan mereka.

Mingyu dan Minghao sedang nongkrong, duduk di bahu trotoar pinggir jalan sambil menikmati segelas cup cendol untuk masing-masing yang dibeli Mingyu beberapa saat yang lalu.

Ini kesekian kalinya Mingyu mengajak Minghao untuk pulang bersama nya. Untungnya Pak Han, supir Minghao, bisa diajak kerja sama oleh Mingyu. Setiap Mingyu ingin mengajak Minghao pulang bersama nya, ia selalu berbicara dahulu pada Pak Han dan mengatur semua nya agar ayah Minghao tidak mengetahui kalau Minghao, anaknya, pulang bersama Mingyu, bukan dengan Pak Han.

Mingyu melirik ke arah Minghao, dan memperhatikan setiap lekuk paras Minghao yang menjadi candu nya. Mingyu mengangkat tangannya, dan mengusap sudut bibir Minghao dengan ibu jarinya.

"Gula jawa nya nanti lengket di bibir lo kalau gak buru-buru di lap", ucap Mingyu yang masih setia memperhatikan Minghao.

Minghao menoleh ke arah Mingyu dan melihat Mingyu mengecup ibu jari nya tadi.

"Sayang kalau dilap pake tissue, soalnya manis", imbuhnya.

Telinga Minghao memerah. Cukup baginya hal-hal kecil yang Mingyu lakukan untuknya, berhasil membuat nya tersipu, terisi penuh kupu-kupu.

"Ayah lo gak ngomong apa-apa kan?", tanya Mingyu.

Setiap bertemu, Mingyu selalu menanyakan itu. Jujur saja, Mingyu juga khawatir, ia takut kalau Ayah Minghao tahu, dan akhirnya memarahi Minghao dan Pak Han. Padahal ini adalah keegoisannya mengajak Minghao pulang bersama.

Minghao menggeleng, "Ayah gak pulang ke rumah beberapa hari ini".

"Sibuk banget ya Ayah lo", balas Mingyu.

Minghao tersenyum kecut mendengarnya, "Dia yang sengaja nyibukkin diri sendiri".

"Sorry nih gue tanya gini, tapi lo gak akur sama Ayah lo?", Mingyu memperhatikan setiap perubahan ekspresi pada wajah Minghao. Ia berhati-hati, ia tidak ingin setiap pertanyaannya atau perkataannya membuat Minghao tidak nyaman dan akhirnya melukai Minghao sendiri.

Minghao hanya menghela nafas, "Cendolnya enak, kalau tau dari dulu, pasti bakal jajan ini terus", Minghao tidak menjawab pertanyaan Mingyu tadi dan malah mengalihkan pertanyaannya.

Mingyu mengerti, Minghao tidak ingin membahas tentang Ayahnya. Oke, jangan keluar batas Mingyu.

"Sapi, sapi apa yang so sweet?", tanya Mingyu.

"Hah?".

"Jawab aja, tau gak? sapi apa yang so sweet?".

Minghao menggeleng. "Mana ada sapi yang so sweet, kan bukan manusia".

Mingyu menenggak habis cendol miliknya setelah mendengar jawaban Minghao.

"Gak jadi, udah jangan difikirin", balas Mingyu yang sudah luntur moodnya.

"Mau ngeledek ya?", tanya polos Minghao.

Mingyu mencubit pipi Minghao, "Greget banget gue".

"Tapi suka banget", sambung nya mencubit pipi Minghao lagi.

"Gajelas lagian tiba-tiba ngomongin sapi", balas Minghao sambil memukul lengan Mingyu pelan.

"Barusan sapinya lewat ngojek", timpal Mingyu.

Minghao menatap heran Mingyu, "Hah?, kamu kenapa sih?".

"Hao saran gue lo cari temen yang banyak".

Minghao menggeleng, "Gak perlu, aku udah punya Soonyoung sama kamu".

"Parah deh, gue cuma dianggap temen", sahut spontan Mingyu.

Minghao hanya diam tidak membalas perkataan Mingyu dan hanya mengaduk-aduk cendolnya yang masih tersisa setengah cup.

"Canda gue", timpal Mingyu. "Abisin cendolnya, terus kita pulang".

Minghao mengangguk lalu menyuap cendolnya yang tersisa dengan cepat ke dalam mulutnya.

"Ohiya, Minggu depan kan Ujian, jangan WA atau telpon soalnya HP aku pasti diambil Ayah".

"Yah padahal gue pengen belajar sambil VC an sama lo". "Lagian masih jaman emang sita HP? Kan kita belajar juga butuh HP", jelas Mingyu.

"Ayah ngasih HP lain buat belajar".

Mingyu berdecak tidak percaya, "Ck, strip banget Ayah lo".

"Strict bukan sih?".

"Iya itu maksud gue", "Yaudah nanti tiap hari selama ujian, lo pulang bareng gue".

"Iya", jawab singkat Minghao.

Jujur saja Minghao juga mau kok tiap hari pulang bareng Mingyu. Ternyata ia nyaman, ia suka naik motor Mingyu.

"Udah abis cendolnya?", tanya Mingyu, "Mau bungkus gak?".

Minghao lantas menengok ke arah Mingyu, "Boleh?". Penuh pengharapan dengan mata berkilau nya.

"Boleh, mau berapa bungkus yang?".
"Eh kelepasan".






Update tipis-tipis gini gak apa-apa ya?
Mau masuk konflik tapi gak tega huhu masih nyaman dengan ke-uwuan ini :)

BEST LUCK (GYUHAO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang