Rahasia Minghao

72 11 1
                                    

Dokyeom, Mingyu, Wonwoo, dan team basket yang lain sedang bersiap untuk memulai latihan basket mereka sore itu, setelah pulang sekolah.

Walaupun mereka sudah kelas 3, dan akan menghadapi ujian, mereka tetap menyempatkan untuk ikut latihan basket, karena bagi mereka no basket no life. Mingyu yang menciptakan kata-kata itu, dan teman-temannya hanya mengikuti. Kata Mingyu, 'Daripada maen atau nongkrong gak jelas, mending tanding basket, keringetan bermanfaat'. Dan di iya kan oleh teman-temannya.

Seungkwan menghampiri Mingyu sambil membawa bola basket di tangan kirinya, "Ming, lo gak pulang bareng lagi sama si cinta?".

Teman-temannya Mingyu kini memanggil nama Minghao dengan sebutan cinta, karena saking seringnya Mingyu memanggil Minghao dengan sebutan itu saat dia menceritakan kisah kebucinannya pada Minghao kepada teman-temannya.

Mingyu menggelengkan kepala, "Gue gak mau keseringan ajak dia pulang bareng, takut Ayahnya tahu, bahaya".

"Lo sadar kalau lo takut sama Ayahnya yang strict, dan lo masih berani buat deketin dia?", tanya Wonwoo.

Mingyu hanya membalasnya dengan senyum, "Gue suka sama Minghao, dan gue bakal berusaha buat menangin hatinya. Gue tau kok gak bakalan gampang, tapi lo semua harus tau, Minghao se-worth it itu buat gue perjuangin. Perasaan cinta itu murni kan, gak ada salahnya sama sekali milikin perasaan ini, jadi gue yakin, suatu saat nanti cinta ini bakal menangin Minghao buat gue".

"Hah, lo barusan ngomong apa blukbuk-blukbuk dah gak ngerti gue", timpal Dokyeom sambil menepuk pelan jidat Mingyu.

"Yehhh ini gue mode normal gini, lo masih pada ledekin gue".

Wonwoo menepuk pundak Mingyu, "Gue tau elo, kalau lo udah optimis buat sesuatu, lo pasti bakal dapetin hasil yang baik". "Good luck sama Minghao ya Ming, kejar terus dan menangin Best Luck lo itu".

Mingyu beranjak dari duduknya dan segera memeluk Wonwoo erat, "Emang cuma lo Won, yang selalu dukung penuh apa yang gue lakuin. Gue sayang banget sama lo big bro". Mingyu mengusap hidungnya yang berair, "Sampe terharu gue".

"Udah yuk mulai latihannya, makin sore nih", sahut Hansol.

"Lo sekalinya ngomong suka ngerusak moment non", Hansol aka Bonon mendapatkan lirikan tajam dari Mingyu.

Lalu setelah itu mereka memulai latihan basket mereka yang sebenarnya dilakukan dengan bermain-main dan tidak seserius saat latihan sesungguhnya.



Pukul setengah 6 Sore, mereka memutuskan untuk menyudahi permainan basket mereka.

Semuanya terengah-engah dan banjir keringat. Apalagi Dokyeom yang sudah menanggalkan atasan jersey-nya.

"Gue nebeng sama lo ya pulangnya", ujar Dokyeom pada Wonwoo.

"Oke".

"Hahh beda banget yang lagi kasmaran mah, buka HP langsung senyum-senyum", sindir Seungkwan pada Mingyu yang masih tersenyum menatap layar Ponselnya.

"Lagian masih engap-engapan gini, sempet-sempetnya lo buka HP", kali ini Josh.

Mingyu menaruh kembali Ponselnya, "Barusan ada notif IG, Cinta gue upload story, lagi ngumpulin mood buat belajar katanya hehe gemes banget gue photo dianya lucu banget manyun gitu".

"Hhh Iya-iya, eh Ming, emangnya rencana lo mau nembak dia kapan?, Pergerakan lo gitu-gitu aja gue liat. Entar si Minghao keburu males lagi sama lo", ujar Hansol.

"Ya kan gue juga mastiin dia bakal bales perasaan gue juga, makanya gue usaha dulu yang banyak, bikin dia makin jatuh cinta dulu sama gue. Rencana gue sih gue mau nyatain perasaan gue ke dia pas hari kelulusan, gue mau ngasih dia buket bunga dari pita satin yang gue bikin sendiri. Effort banget kan gue".

Semua temannya hanya memutar bola mata mereka menanggapi kebucinan Mingyu.

"Semoga dia gak enek ya sama lo, soalnya kalau gue enek banget liat kebucinan lo kayak gini Ming", sahut Seungkwan.

"Iri aja lo jomblo, miris gue liat lo", Mingyu melirik Seungkwan sebentar, lalu melirik Hansol.




Di sisi lain...

Rumah Minghao.

Setelah meng-upload story IG nya, Minghao meletakan Ponselnya lalu membuka buku-buku pelajaran yang sudah ia tumpuk di meja belajarnya.

Tapi tiba-tiba terdengar sebuah notif pesan dari Ponselnya. Minghao mengambil ponselnya kembali, dan melihatnya.

Pesan dari Pak Han.

Pak Han:
"Tuan muda, Presdir Xu sedang menuju kamar Tuan Muda sekarang". (Seen)

Minghao menghela nafas. Kali ini apa yang dibutuhkan Ayahnya dari nya. Minghao sudah malas meladeni Ayahnya.

Tak lama setelah mendapat pesan itu, benar saja, pintu kamar Minghao langsung dibuka oleh Ayahnya.

Minghao menoleh ke arah belakang sebentar, melihat Ayahnya masuk ke dalam kamarnya, lalu kembali memperhatikan buku pelajarannya. Ayahnya masih memakai setelan jas kerjanya. Baru kembali dari kantor sepertinya.

"Xiaoba, get ready and wear nice and polite clothes. In an hour we will go to dinner with Jeon's family", ucap Ayahnya saat sampai dibelakang Minghao.

"No, aku harus belajar, sebentar lagi ujian", jawab Minghao tanpa melihat ke arah Ayahnya.

Mendengar penolakan Minghao membuat emosi Ayahnya tersulut. Presdir Xu menarik tangan Minghao ke atas dan membuat Minghao berdiri menghadapnya. Ia menggenggam pergelangan tangan itu dengan kencang, sampai tak sadar lama kelamaan pergelangan tangan itu memerah.

"Don't f*cking make me repeat what i'm said Xu Minghao", sahut Ayahnya yang masih menahan amarahnya.

"I don't want to go!, that's dad's business, why should I go", bantah Minghao.

Presdir Xu menghempas tangan Minghao kasar, lalu memegang kedua pipi Minghao kencang.

"Belajar membantah perkataan Ayah dari mana kamu?! Sudah berani membantah Ayah sekarang? HAH?!! JAWAB XU MINGHAO!", teriak Presdir Xu didepan wajah Minghao.

Minghao memalingkan wajahnya, pipinya terasa sakit akibat cengkraman Ayahnya. Air mata Minghao menetes di sudut matanya dan Bibir nya terasa kelu untuk menjawab Ayahnya. Ia hanya bisa diam menahan sakit hatinya.

"Tidak ada penolakan lagi. Segera bersiap dan kita berangkat!", final Presdir Xu.

Lalu melangkah keluar dari kamar Minghao.

Minghao masih diam di tempatnya. Air matanya membendung. Minghao akhirnya terisak. Ia menunduk memperhatikan dirinya sendiri. Merasa kasihan pada dirinya sendiri.

"Mah, Minghao capek".












Menuju konflik dan semoga tidak bosan dengan Best Luck^^

BEST LUCK (GYUHAO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang