Nyebelin! Tapi suka?

80 13 6
                                    

Hari pertama ujian semester terakhir.

Satu minggu ini adalah perjuangan, ujian terakhir yang harus ditempuh sebelum mencapai kelulusan.

Seluruh siswa tentunya sudah menyiapkan diri untuk mengikuti ujian ini. Mengharap dan berusaha mendapatkan hasil yang terbaik.

Begitu juga dengan Minghao, setelah perjuangannya menahan semua rasa sakit yang hanya bisa dipendamnya sendiri, ia harus tetap belajar agar dapat melaksanakan ujian nya dengan baik.

Kali ini Minghao mengharap mendapatkan nilai yang sempurna hanya untuk masa depannya, bukan lagi untuk membanggakan satu-satunya sosok keluarga nya yang tersisa, yaitu Ayahnya.

Minghao tidak peduli lagi. Ia hanya ingin menjalani hidup sesuai keinginannya.

Sebelum ujian pertama dimulai, Minghao mencoba mengingat kembali materi-materi yang sudah ia pelajari. Siswa yang lain juga begitu, sibuk dengan hafalan masing-masing.

Tapi tidak dengan siswa satu ini, yang tiba-tiba berlari menuju ruang ujian Minghao, dan menghampiri bangku dimana Minghao duduk.

"Pagi huhh huuhh", sapa nya sambil terengah-engah.

Minghao mendongak menatap orang itu, "Mingyu, ngapain kesini? Bentar lagi dimulai ujiannya", ujar Minghao.

Mingyu, anak itu berlari dari ruang ujiannya yang berjarak cukup jauh dan harus menaiki tangga ke lantai dua untuk mencapai ruang ujian Minghao.

"Jawab dulu, 'pagi juga Gyu' gitu", titah Mingyu.

Minghao menghela nafas, "Iya, pagi juga Gyu". "Udah gih balik ke ruang ujian kamu, nanti dimarahin".

Mingyu tersenyum senang, "Gue gak peduli, mau dimarahin kek, mau dihukum kek, pokoknya gue harus liat lo dulu sebelum mulai ujian, mana sini mukanya", Mingyu menangkup kedua pipi Minghao agar beralih menatapnya.

Tatapan keduanya bertemu.

Sudut-sudut bibir Mingyu terangkat, ia tersenyum lebar menampakkan deretan gigi rapih nya. "Hehe", mata Mingyu berbinar, 'Minghao nyembunyiin selendang nya dimana yah, harus gue curi soalnya biar dia gak balik ke kayangan', imbuh nya dalam hati.

Sebagian siswa melihat ke arah Minghao dan Mingyu, dan sebagian lagi berusaha acuh.

Tentu mereka bergosip ria membicarakan Mingyu dan Minghao. Apalagi setelah melihat aksi Mingyu barusan yang tiba-tiba menangkup pipi Minghao.

Mingyu, seorang pensiunan kapten basket yang seterkenal itu di sekolah, yang memiliki wajah tampan rupawan, postur badan tinggi dan tegap, dan jangan lupakan, salah satu daya pikatnya selain kulitnya yang eksotis, yang membuat banyak siswi tertarik pada nya, yaitu kedua gigi taringnya, yang menambah kesan sempurna pada sosok Mingyu.

Banyak yang memuja Mingyu, tapi Mingyu malah...

"Cantik banget Hao".

Memuja seorang Minghao.

Xu Minghao, siswa pendiam yang hanya memiliki satu teman akrab yaitu Soonyoung. Dan sekarang bertambah satu dengan hadirnya Mingyu. Minghao adalah siswa yang pintar, rajin, dan teman kelasnya memanggilnya Haolen karena eloknya yang cantik walau ia seorang lelaki, lalu kulitnya yang putih seputih mutiara, dan permukaan kulitnya yang halus sehalus dan semulus porselen.

Minghao terpaku. Mingyu memujinya lagi, wajahnya pasti sudah memerah sekarang.

"Jangan bilang aku salting, muka aku pasti udah merah sekarang", ujar Minghao.

"Kalau salting berarti apa?", tanya Mingyu menggoda Minghao.

Minghao hanya diam dan mengalihkan pandangannya dari Mingyu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEST LUCK (GYUHAO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang